Rabu, 09 Juni 2010

Bahaya nya makan daging Babi

Dr. Ir. Muladno, MSA dalam bukunya "Seputar Teknologi Rekayasa Genetika" (Edisi pertama, Oktober 2002) dalam sub bab "Tranplantasi Organ Babi Untuk Manusia" menjelaskan bagaimana secara ringkas gen2 dan/atau senyawa babi berinteraksi dengan gen2 manusia dalam hubungannya dengan tranplantasi organ ke dalam tubuh manusia.

Tulisan2nya akan saya persingkat saja dan semoga tetap bisa dimengerti dan bermanfaat.

Dengan adanya data dari United Network For Organ Sharing (UNOS) yang menunjukkan bahwa pada tahun 1999 hanya 29.7% dari total pasien yang membutuhkan transplantasi (pencangkokan) organ dapat terpenuhi.

Jumlah pasien akan meningkat dengan pertambahan jumlah penduduk maupun karena beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia. Jadi, masih diperlukan puluhan ribu donor organ.

Orangpun telah menempuh berbagai macam cara, misalnya membeli organ dari napi. Namun hal ini telah ditentang keras oleh aktivis HAM untuk segera dihentikan. Dunia kedokteran manusia tidak dapat hanya mengharapkan donor dari orang karena tidak akan pernah mencukupi sedang kebutuhan akan organ sudah cukup mendesak. Para ilmuwan berusaha keras untuk mencari alternatif. Monyet dan babi menjadi piliha
n.

Dari berbagai percobaan dan penelitian yang terus menerus (data empiris), tampaknya babi lebih menjanjikan daripada monyet karena babi mempunyai banyak kesamaan dengan manusia. Namun transplantasi organ babi inipun masih mengalami banyak kendala yang disebabkan adanya senyawa dalam permukaan sel babi yang tertolak oleh tubuh manusia dimana tubuh manusia memang memiliki sistem penolakan (antibodi) terhadap senyawa itu (=HAR system).

Belum lama ini tim peneliti dari Nextran (perusahaan bioteknologi) membuat babi transgenik yang mampu mengekspresikan protein manusia. Protein tsb sangat berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh dalam organ babi, organ itu dapat diterima oleh sistem pertahanan tubuh manusia sehingga pencangkokan organ babi ke tubuh manusia dapat dilakukan.

Upaya2 yang dilakukan utk mengatasi HAR dipermudah lagi dengan munculnya teknologi kloning. Dengan teknologi ini, sel babi dapat direkayasa secara genetik sesuai keinginan kita dan sel yang sudah direkayasa tsb ditumbuh kembangkan menjadi babi. Babi hasil kloning semacam ini tentu saja merupakan babi transgenik yaitu babi yang membawa gen asing (misalnya gen manusia) di dalam seluruh selnya. Ini jelas berbeda dengan teknologi pembuatan babi transgenik konvensional yang melalui mikroinjeksi gen ke dalam sel telur babi.

Namun penelitian inipun mengundang protes keras dari LSM yang bergerak dalam bidang kesejahteraan hewan di Inggris karena melanggar peri-kehewanan. [Bagaimana respons umat Islam yang jelas telah diharamkan makan daging babi terhadap terbunuhnya 10.000 ekor lebih untuk penelitian bida xeno-transplantasi ini?]

Untuk mencukupi kebutuhan manusia yang memerlukan penggantian atau perbaikan organ, banyak babi transgenik harus diciptakan. Tentu saja babi transgenik ini membawa gen manusia (bukan gen lainnya).


Dengan demikian, daging babi akan mengandung berbagai ensim atau protein manusia sebagai produk akhir dari gen manusia yang terdapat didalam sel2 babi. Daging semacam ini tentu tidak sehat dan dapat memberikan efek negatif bagi manusia yang memakannya. Ini sama halnya dengan makan daging manusia itu sendiri apabila sebagian besar gen manusia dipindahkan ke babi.

Tanpa sepengatahuan kita, gen manusia yang terdapat di dalam sel babi transgenik tsb dapat pindah ke sel babi normal melalui perkimpoian. Dengan perkimpoian, gen diturunkan dari generasi ke generasi sehingga gen manusia yang dibawa babi transgenik juga menurun ke generasi berikutnya dan seterusnya. Artinya, tidak menutup kemungkinan bahwa babi non-transgenik terkontaminasi gen manusia, dan, seperti pada virus AIDS, penyebaran gen manusia didalam sel babi melalui perkimpoian bisa saja mendunia. Ini juga membahayakan
kesehatan manusia apabila mereka makan daging babi yang terkontaminasi gen manusia.


Kalau saat ini LSM di Inggris menyampaikan protes keras terhadap pembunuhan

babi secara besar-besaran untuk penelitian tranplantasi, kelak di kemudian hari (entah kapan) mereka akan berteriak kepada warga Inggris dan warga negara maju lainnya untuk tidak makan daging babi. Merekapun juga akan mendukung penggunaan babi untuk riset di bidang pencangkokan organ manusia.

Jadi menurut logika saya, diharamkannya umat Islam makan daging babi rupanya memberikan manfaat yang jauh lebih besar bagi kesejahteraan umat manusia itu sendiri. Mungkin kurang tepat apabila umat Islam menjauhi hewan babi ini hanya karena mereka diharamkan makan dagingnya. Justru sebaliknya umat Islam seharusnya yang paling peduli terhadap misteri dibalik pengharaman daging babi seperti tertulis dengan jelas pada ktiab suci Al-Qur'an.

Semoga hal inipun bisa menjawab pertanyaan secara ilmiah mengapa Tuhan menciptakan hewah haram. "Sudah tau haram tapi kok tetap diciptakan???"


Source :
http://swaramuslim.net/more.php?id=1719_0_1_0_M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar