Jumat, 03 Juni 2011

Sholatlah walau dimana kita berada ...


















“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (iaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam solatnya,” (Surah Al-Mu’minuun: ayat 1-2)



“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) solat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,” (Surah Al-Baqarah: ayat 45)



“Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (iaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gementarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan solat dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka.” (Surah Al-Hajj: ayat 34-35)



“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah solat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu kepada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (Surah Al-Hajj: ayat 78 )


“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan solat pada hari Jumaat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan solat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah kurniaan Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” (Surah Al-Jumu’ah: ayat 9-10)



“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan solat. Dan barang siapa yang menyucikan dirinya, sesungguhnya ia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembali (mu).” (Surah Fathir: ayat 18 )


“Tidakkah kamu tahu bahawasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) solat dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Surah An-Nuur: ayat 41)

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan solat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surah At-Tawbah: ayat 71)



“Dan dirikanlah solat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (Surah Hud: ayat 114)



“Dan pada sebahagian malam hari bersolat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Surah Al-Israa’: ayat 79)


“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal soleh, mendirikan solat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Surah Al-Baqarah: ayat 277)



“Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam, Dan agar mendirikan solat serta bertakwa kepada-Nya.” Dan Dialah Tuhan Yang kepada-Nya-lah kamu akan dihimpunkan.” (Surah Al-An’am: ayat 71-72)


“Dan ini (Al Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Qur’an), dan mereka selalu memelihara solatnya.” (Surah Al-An’am: ayat 92)

“… lelaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan solat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (Surah An-Nuur: ayat 37)


“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahawasanya kamu berdiri (solat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahawa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, kerana itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an. Dia mengetahui bahawa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebahagian kurnia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an dan dirikanlah solat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu berbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surah Al-Muzzammil: ayat 20)


“Sesungguhnya lelaki dan perempuan yang Muslim, lelaki dan perempuan yang Mukmin, lelaki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, lelaki dan perempuan yang benar, lelaki dan perempuan yang sabar, lelaki dan perempuan yang khusyu’, lelaki dan perempuan yang bersedekah, lelaki dan perempuan yang berpuasa, lelaki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, lelaki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Surah Al-Ahzab: ayat 35)

Wallahu a’la wa a’lam.

Wanita Ahli Neraka dan Ciri - cirinya



Golongan Wanita Yang Di Siksa Dalam Neraka “Abdullah Bin Masud r.a. meriwayatkan bahawa Nabi s.a.w. bersabda : “Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah s.w.t. mencatat baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya, bahkan segala sesuatu yang disinari sang surya akan memintakan ampunan baginya, dan Allah s.w.t. mengangkat seribu derajat untuknya.” (H.R. ABU MANSUR DIDALAM KITAB MASNADIL FIRDAUS)
Ali r.a. meriwayatkan sebagai berikut : Saya bersama-sama Fathimah berkunjung kerumah Rasulullah, maka kami temui beliau sedang menangis. Kami bertanya kepada beliau: “Apakah yang menyebabkan engkau menangis wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Pada malam aku di Israkan ke langit, saya melihat orang-orang yang sedang mengalami penyiksaan, maka apabila aku teringat keadaan mereka, aku menangis.”

Saya bertanya lagi, “Wahai Rasulullah apakah engkau lihat?” Beliau bersabda:
1. Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih.

2. Wanita yang digantung dengan lidahnya serta tangan dicopot dari punggungnya, aspal mendidih dari neraka dituang ke kerongkongnya.

3. Wanita yang digantung dengan buah dadanya dari balik punggungnya, sedang air getah kayu Zakum dituangkan ke kerongkongnya.

4. Wanita yang digantung, diikat kedua kaki dan tangannya kearah ubun-ubun kepalanya, serta dibelit dan dibawah kekuasaan ular dan kala jengking.

5. Wanita yang memakan badannya sendiri, serta dibawahnya tampak api yang berkobar-kobar dengan hebatnya.

6. Wanita yang memotong-motong badannya sendiri dengan gunting dari neraka.

7. Wanita yang bermuka hitam serta dia makan usus-ususnya sendiri.

8. Wanita yang tuli, buta dan bisu didalam peti neraka, sedang darahnya mengalir dari lubang-lubang badannya (hidung, telinga, mulut) dan badannya membusuk akibat penyakit kulit dan lepra.

9. Wanita yang berkepala seperti kepala babi dan berbadan himmar (keledai) yang mendapat berjuta macam siksaan.

10. Wanita yang berbentuk anjing, sedangkan beberapa ular dan kala jengking masuk melalui duburnya atau mulutnya dan keluar melalui duburnya, sedangkan malaikat sama-sama memukuli kepalanya dengan palu dari neraka.

Maka berdirilah Fatimah seraya berkata, “Wahai ayahku, biji mata kesayanganku, ceritakanlah kepadaku, apakah amal perbuatan wanita-wanita itu.” Rasulullah s.a.w. bersabda : “Hai Fatimah, adapun tentang hal itu :

1. Wanita yang digantung dengan rambutnya kerana tidak menjaga rambutnya (di jilbab) dikalangan laki-laki.

2. Wanita yang digantung dengan lidahnya, kerana dia menyakiti hati suaminya, dengan kata-katanya.”

Kemudian Rasulullah S.A.W. bersabda : “Tidak seorang wanita pun yang menyakiti hati suaminya melalui kata-kata, kecuali Allah s.w.t. akan membuat mulutnya kelak dihari kiamat selebar tujuh puluh dzira kemudian akan mengikatkannya dibelakang lehernya.”

3. Adapun wanita yang digantung dengan buah dadanya, kerana dia menyusui anak orang lain tanpa seizin suaminya.

4. Adapun wanita yang diikat dengan kaki dan tanganya itu, kerana dia keluar rumah tanpa seizin suaminya, tidak mandi wajib dari haid dan dari nifas (keluar darah setelah melahirkan).

5. Adapun wanita yang memakan badannya sendiri, kerena dia bersolek untuk dilihat laki-laki lain serta suka membicarakan aib orang lain.

6. Adapun wanita yang memotong-motong badannya sendiri dengan gunting dari neraka, dia suka menonjolkan diri (ingin terkenal) dikalangan orang banyak, dengan maksud supaya mereka (orang banyak) itu melihat perhiasannya, dan setiap orang yang melihatnya jatuh cinta padanya, karena melihat perhiasannya.

7. Adapun wanita yang diikat kedua kaki dan tangannya sampai keubun-ubunnya dan dibelit oleh ular dan kala jengking, kerana dia mampu untuk mengerjakan sholat dan puasa, sedangkan dia tidak mau berwudhu dan tidak sholat dan tidak mau mandi wajib.

8. Adapun wanita yang kepalanya seperti kepala babi dan badannya seperti keledai (himmar), karena dia suka mengadu-domba serta berdusta.

9. Adapun wanita yang berbentuk seperti anjing, kerana dia ahli fitnah serta suka marah-marah pada suaminya.

Dalam sebuah hadis Rasulullah S.A.W. bersabda : empat jenis wanita yang berada di surga dan empat jenis wanita yang berada di neraka dan beliau menyebutnya di antara empat jenis perempuan yang berada di surga adalah :

1. Perempuan yang menjaga diri dari berbuat haram lagi berbakti kepada Allah dan suaminya.
2. Perempuan yang banyak keturunannya lagi penyabar serta menerima dengan senang hati dengan keadaan yang serba kekurangan (dalam kehidupan) bersama suaminya.
3. Perempuan yang bersifat pemalu, dan jika suaminya pergi maka ia menjaga dirinya dan harta suaminya, dan jika suaminya datang ia mengekang mulutnya dari perkataan yang tidak layak kepadanya.
4. Perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya dan ia mempunyai anak-anak yang masih kecil, lalu ia mengekang dirinya hanya untuk mengurusi anak-anaknya dan mendidik mereka serta memperlakukannya dengan baik kepada mereka dan tidak bersedia kawin karena khawatir anak-anaknya akan tersia-sia (terlantar).

Kemudian Rasulullah S.A.W. bersabda : Dan adapun empat jenis wanita yang berada di neraka adalah :

1. Perempuan yang jelek (jahat) mulutnya terhadap suaminya, jika suaminya pergi, maka ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminnya datang ia memakinya (memarahinya).
2. Perempuan yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang ia tidak mampu.
3. Perempuan yang tidak menutupi dirinya dari kaum lelaki dan keluar dari rumahnya dengan menampakkan perhiasannya dan memperlihatkan kecantikannya (untuk menarik perhatian kaum lelaki).
4. Perempuan yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan, minum dan tidur dan ia tidak senang berbakti kepada Allah, Rasul dan suaminya.

Oleh karena itu seorang perempuan yang bersifat dengan sifat-sifat (empat) ini, maka ia dilaknat termasuk ahli neraka kecuali jika ia bertaubat. Diceritakan dari isteri Khumaid As-sa-idiy bahwa ia datang kepada Rasulullah S.A.W. lalu berkata : “Hai Rasulullah sesungguhnya aku senang mengerjakan sholat bersamamu”. Beliau berkata : “Aku mengerti bahwa engkau senang mengerjakan sholat bersamaku, akan tetapi sholatmu di tempat tidurmu itu lebih baik dari pada sholatmu dikamarmu dan sholatmu dikamarmu lebih baik dari solatmu dirumahmu dan sholatmu dirumahmu lebih baik daripada solatmu di mesjidku”. (Bagi lelaki sangat dituntut sembahyang berjemaah di mesjid)

Rasulullah S.A.W. bersabda : “Sesungguhnya yang lebih disukai sholatnya perempuan oleh Allah ialah yang dilakukan pada tempat yang amat gelap dirumahnya”.

Diceritakan dari Aisyah r.a. : “Pada suatu ketika Rasulullah S.A.W. duduk di masjid, tiba-tiba masuklah seorang perempuan dari suku Muzainah yang memakai pakaian yang terseret-seret ditanah untuk perhiasan pada dirinya di dalam masjid”. Maka Rasulullah S.A.W. bersabda : “Wahai manusia laranglah isteri-isterimu dari memakai perhiasan dan memperindah gaya berjalan di dalam masjid. Kerana sesungguhnya kaum Bani Israil itu tidak dilaknat hingga mereka memberi pakaian isteri-isteri mereka dengan pakaian perhiasan dan mereka berjalan dengan gaya sombong di dalam masjid”.

Ibnu Abas r.a. meriwayatkan juga bahwa Rasulullah S.A.W. bersabda : “Apabila seorang wanita keluar rumahnya dengan mempesolek dirinya serta memakai bau-bauan (sedang suaminya redha akan berbuatan yang demikian itu), maka dibangunkan untuk suaminya pada setiap langkahnya sebuah rumah di neraka.”

Sabda Rasulullah S.A.W. lagi yang bermaksud : “Jihad seorang wanita ialah taatkan suami dan menghiaskan diri untuknya.”

Isteri tidak wajib taat perintah dan arahan suami, apabila perintah dan arahan itu bertentangan dengan hukum Allah S.W.T.

Imam Al-Ghazali menegaskan : “Seorang isteri wajib mentaati suami sepenuhnya dan memenuhi segala tuntutan suami dari dirinya sekiranya tuntutan itu tidak mengandungi maksiat.”
http://murabbiy.com/?p=104



Pada suatu hari Nabi Allah Sulaiman telah menerima wahyu daripada Allah supaya pergi ke tepi pantai untuk menyaksikan suatu benda yang ajaib yang akan ditunjukkan kepada Nabi Sulaiman. Setelah bersiap sedia, Nabi Sulaiman berangkat ke tepi pantai yang di nyatakan di dalam wahyu. Baginda di iringi oleh kaum jin, manusia dan binatang.

Setibanya di pantai, Nabi Sulaiman terus mengintai-ngintai untuk mencari sesuatu seperti yang dikatakan oleh Allah. Setelah lama mencari ,baginda belum lagi menjumpai apa-apa. Kata salah seorang daripada mereka “Mungkin tersalah tempat”. Tetapi baginda menjawab “Tidak, di sinilah tempatnya”. Nabi Sulaiman mengarahkan Jin Ifrit supaya menyelam ke dalam laut untuk meninjau apa-apa yang pelik atau ajaib. Jin Ifrit menyelam agak lama juga barulah ia kembali kepada Nabi Sulaiman dan memaklumkan bahawa dia tidak menjumpai apa-apa benda yang ajaib. Tanya Nabi Sulaiman “Apakah kamu menyelam sehingga dasar laut” Jawab Jin Ifrit “Tidak”. Nabi Sulaiman pun mengarahkan Jin Ifrit yang kedua supaya menyelam sehingga ke dasar laut. Setelah puas menyelam dan mencari benda-benda yang di katakan oleh Nabi Sulaiman, Jin Ifrit yang kedua juga tidak menjumpai apa-apa yang ajaib dan ia melaporkan kepada Nabi Sulaiman.

Perdana Menterinya yang bernama Asif bin Barkhiya telah berbisik ke telinga Nabi Sulaiman dan memohon kebenaran untuk menolongnya. Setelah mendapat izin Nabi Sulaiman, dia membaca sesuatu dan terus menyelam ke dalam laut. Tidak lama kemudian Asif menjumpai sebuah kubah yang sangat cantik. Kubah tersebut mempunyai empat penjuru, setiap penjuru mempunyai pintu. Pintu pertama diperbuat daripada mutiara, pintu kedua diperbuat daripada zamrud berwarna merah, pintu ketiga diperbuat daripada jauhar dan pintu keempat diperbuat daripada zabarjad. Pintu-pintu tersebut terbuka luas, tetapi yang peliknya air tidak masuk ke dalam kubah tersebut walaupun pintunya terbuka luas.

Dengan kuasa yang diberikan oleh Allah, Asif dapat membawa kubah tersebut naik ke darat dan diletakkan di hadapan Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman melihat kubah tersebut dengan penuh takjub di atas kebesaran Allah. Baginda berangkat untuk melihat kubah tersebut, setelah menjenguk ke dalam di dapati ada seorang pemuda berada di dalamnya. Pemuda tersebut masih belum sedar walaupun kubahnya telah diangkat ke darat kerana asyik bermunajat kepada Allah. Nabi Sulaiman memberi salam kepada pemuda tersebut. Pemuda tersebut menyambut salam dengan perasaan terkejutnya apabila melihat orang ramai sedang berada di situ. Nabi Sulaiman memperkenalkan dirinya kepada pemuda itu bahawa beliau adalah Nabi Allah Sulaiman. Pemuda itu bertanya “Dari manakan mereka ini dan bagaimana mereka datang?”. Pemuda itu merasa hairan dan setelah menjenguk keluar dia mendapati bahawa kubahnya telah berada di darat. Nabi Sulaiman memberitahu pemuda itu bahawa mereka datang kerana diperintahkan oleh Allah untuk melihat keajaiban yang dikurniakan Allah kepadanya.

Setelah mendapat izin dari pemuda itu Nabi Sulaiman meninjau ke dalamnya untuk melihat benda yang ajaib yang dihiasi di dalamnya. Keindahan yang terdapat di dalam kubah itu sungguh menakjubkan. Nabi Sulaiman bertanya kepada pemuda tersebut bagaimana dia boleh berada di dalam kubah ini yang terletak di dasar laut. Pemuda tersebut menceritakan bahawa dia telah berkhidmat kepada kedua ibu bapanya selama 70 tahun. Bapanya seorang yang lumpuh manakala ibunya pula seorang yang buta. Suatu hari ketika ibunya hendak meninggal dunia, ibunya memanggilnya dan memaklumkan bahawa ibunya telah rela di atas khidmat yang diberikan olehnya. Ibunya berdoa kepada Allah supaya anaknya dipanjangkan umur dan sentiasa taat kepada Allah. Setelah ibunya meninggal dunia, tidak lama kemudian bapanya pula meninggal dunia. Sebelum bapanya meninggal dunia, bapanya juga telah memanggilnya dan memaklumkan bahawa dia juga telah rela di atas khidmat yang diberikan olehnya. Bapanya telah berdoa sebelum meninggal dunia supaya anaknya di letakkan di suatu tempat yang tidak dapat diganggu oleh syaitan.

Doa kedua dua orang tuanya telah dimakbulkan oleh Allah. Pada suatu hari ketika pemuda tersebut bersiar-siar di tepi pantai ia terlihat sebuah kubah yang sedang terapung-apung di tepi pantai. Ketika pemuda tadi menghampiri kubah tersebut .

Ada suara menyeru supaya pemuda itu masuk ke dalam kubah tersebut. Sebaik sahaja ia masuk kubah dan meninjau di dalamnya tiba-tiba ia bergerak dengan pantas dan tenggelam ke dasar laut. Tidak lama kemudian muncul satu lembaga seraya memperkenalkan bahawa dia adalah malaikat yang di utuskan Allah. Malaikat itu memaklumkan bahawa kubah itu adalah kurniaan Allah kerana khidmatnya kepada orang tuannya dan beliau boleh tinggal di dalamnya selama mana dia suka, segala makan dan minum akan dihidangkan pada bila-bila masa ia memerlukannya. Malaikat itu memaklumkan bahawa dia diperintahkan Allah untuk membawa kubah tersebut ke dasar laut. Semenjak dari itu pemuda tersebut terus bermunajat kepada Allah sehingga hari ini.

Nabi Sulaiman bertanya kepada pemuda itu “Berapa lamakah kamu berada di dalam kubah ini” Pemuda itu menjawab “Saya tidak menghitungnya tetapi ia mula memasukinya semasa pemerintahan Nabi Allah Ibrahim a.s lagi”. Nabi Sulaiman menghitung “. Ini bermakna kamu telah berada di dalam kubah ini selama dua ribu empat ratus tahun”. Nabi Sulaiman berkata “Rupa mu tidak berubah malah sentiasa muda walaupun sudah dua ribu empat ratus tahun lamanya”. Nabi Sulaiman bertanya pemuda itu samada dia mahu pulang bersamanya”. Jawab pemuda tadi “Nikmat apa lagi yang harus aku pinta selain daripada nikmat yang dikurniakan oleh Allah kepada ku ini”. Nabi Sulaiman bertanya”Adakah kamu ingin pulang ke tempat asal mu” Jawab pemuda itu “Ya, silalah hantar aku ke tempat asalku”. Nasi Sulaiman pun memerintahkan Perdana Menterinya membawa kubah tersebut ke tempat asalnya.

Setelah kubah tersebut diletakkan ke tempat asal, Nabi Sulaiman berkata kepada kaumnya “Kamu semua telah melihat keajaiban yang dikurniakan oleh Allah. Lihatlah betapa besar balasan yang Allah berikan kepada orang yang taat kepada orang tuanya dan betapa seksanya orang yang menderhaka kepada kedua ibu bapanya”. Nabi Sulaiman pun berangkat pulang ke tempatnya dan bersyukur kepada Allah Taala kerana telah memberi kesempatan kepadanya untuk menyaksikan perkara yang ajaib.

http://murabbiy.com/?p=2251

Ridha Allah bergantung Pada Ridho Orang Tua




Sabda Rasulullah s.a.w yang maksudnya: “Redha Allah bergantung pada redha dua ibu bapa, dan murka Allah bergantung pada murka kedua-dua ibu bapa.”

(Riwayat al-Hakim)

HURAIAN:

Tanggungjawab anak terhadap kedua-dua ibu bapa terbahagi kepada dua iaitu tanggungjawab semasa mereka masih hidup dan tanggungjawab selepas mereka meninggal dunia.
Semasa kedua-dua ibu bapa masih hidup anak-anak hendaklah berbakti dan berbuat baik kepada mereka kerana ibu bapa adalah orang yang paling banyak berjasa kepada anak. Di antara adab yang mesti dipraktikkan sentiasa ialah berlemah lembut dan berbudi bahasa apabila berkomunikasi dengan mereka, berbelanja untuk keperluan ibu bapa dan menjaga mereka dengan sebaik-baiknya.
Manakala apabila kedua-dua ibu bapa telah meninggal dunia adalah menjadi tanggungjawab anak-anak untuk mendoakan kesejahteraan ibu bapa mereka, menzirahi pusara mereka, melaksanakan nazar mereka yang belum tertunai, menghubungkan silaturahim dengan sahabat handai ibu bapa, mengqadakan puasa yang terhutang, menunaikan haji sekiranya mampu, membaca al-Quran dan melunaskan hutang ibu bapa yang belum langsai semasa hayat mereka.
Sesungguhnya bagi setiap anak, meskipun telah mempunyai keluarga sendiri mereka wajib mentaati dan menghormati kedua-dua ibu bapa. Anak yang tidak mentaati kedua-dua ibu bapa dianggap sebagai anak yang derhaka sedangkan kesalahan menderhaka termasuk di kalangan dosa-dosa besar.
Setiap anak yang derhaka akan dilaknat oleh Allah S.W.T, amalan dan ibadah mereka tidak diterima dan tidak akan mendapat ganjaran yang memungkinkan perbuatan baik yang dilakukan sepanjang hayatnya akan sia-sia. Oleh itu Islam menitikberatkan keredaan kedua-dua ibu bapa agar hidup sentiasa diberkati Allah.

http://murabbiy.com/?p=2504

Laungan Azan Berkumandang 24 Jam di seluruh Dunia

SEJARAH AZAN

Terjemahan Azan secara harfiah:

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar,

Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah,

Aku bersaksi bahawa Muhammad Pesuruh Allah,

Marilah mengerjakan solah,

Marilah menuju kejayaan,

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar,

Tiada Tuhan melainkan Allah.

Maksud kalimah-kalimah ini mengikut ulama adalah lebih luas daripada tujuh lautan tetapi secara ringkas ialah bahawa Allah mengatasi segala-galanya dan bahawa Tuhan hanyalah satu dan Muhammad adalah rasulnya. Lakukanlah solat untuk mendapat kejayaan di dunia dan akhirat. Bahawa Allah adalah di atas segala ciptaanNya dan bahawa Allah hanya satu.Dari segi sejarahnya, dikisahkan Azan mula diamalkan pada tahun pertama hijrah umat Islam dari Mekah ke Madinah pada abad ketujuh Masehi.

Mengikut Hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim daripada Ibnu Umar bin al-Khattab r.a. tiada orang yang menyeru atau melaungkan Azan ketika orang Islam berkumpul dan menunggu untuk mengerjakan sembahyang pada mula-mula umat Islam berhijrah ke Madinah.

Ini menyebabkan pada suatu hari Rasullullah s.a.w. mengumpulkan para sahabat dan membincangkan cara mengingatkan umat Islam waktu solat telah masuk dan mengajak mereka ke masjid melakukan solat berjemaah.

Solat bagi umat Islam bukan sahaja sekadar menyembah Pencipta alam semesta tetapi juga merupakan ikrar mematuhi peraturan hidup yang ditetapkan olehNya di samping memohon petunjuk dan rahmatPada mesyuarat itu, ada yang mencadangkan supaya dikibarkan bendera, ada yang mengesyorkan ditiupkan serunai atau terompet dan ada juga yang mencadangkan supaya dibunyikan loceng, namun semua usul itu ditolak Nabi Muhammad s.a.w.

Umar kemudian mencadangkan supaya diteriakkan ayat “telah datang waktu solat” dan ini diterima Nabi, tetapi Baginda menukar lafaznya kepada “assolatu jamiaah” yang bererti “Marilah solat berjemaah”.

Sehinggalah pada suatu malam Abdullah bin Zaid bermimpi mengenai cara yang lebih baik untuk menghebahkan solat dengan mengumandangkan Allahhu Akbar (dan seterusnya…)Semasa diberitahu kepada Rasullullah s.a.w pada paginya, (Umar juga menyatakan bermimpi yang serupa), Baginda bersabda: “Mimpi itu mimpi yang benar”, maka Nabi memerintahkan Bilal bin Rabah melaungkan azan itu.Untuk solat Jumaat, Azan berkumandang sebanyak dua kali, kali pertama menandakan masuk waktu Zohor untuk memanggil orang Islam ke masjid dan kali kedua sejurus sebelum Imam memulakan Khutbah Jumaat.

Begitu juga Azan Subuh diamalkan semasa zaman Rasullullah s.a.w. dikumandangkan dua kali seperti yang dilakukan di Masjidil Haram — pertama selepas berlalunya separuh malam untuk memberitahu muslimin bahawa waktu Subuh sudah hampir dan waktu itulah mereka digalakkan bersembahyang sunat tahajjud dan sebagainya atau bersahur untuk berpuasa. Azan kedua diperdengar ketika masuk waktu Subuh dengan tambahan lafaz “as-salatu khayrun min an-naum (solat itu lebih baik daripada tidur).Selain untuk tujuan sembahyang, Azan sunat diamalkan untuk dibisikkan ke telinga bayi lelaki baru lahir atau suatu ketika dulu sebagai isyarat untuk memaklumkan kepada umat Islam waktu mudarat atau bahaya seperti bencana alam, kebakaran dan perang.

Namun yang menarik perhatian ialah keajaiban yang banyak dibincangkan termasuk di Internet bahawa Azan berkumandang 24 jam di seluruh dunia berdasarkan perbezaan waktu dan tempat.Ribuan bilal akan melaungkan seawal kira-kira 5.30 pagi, Azan Subuh yang bermula di bahagian timur, Indonesia dan proses itu akan bergerak ke barat kepulauan Indonesia dengan perbezaan waktu timur dan barat kepulauan Jawa adalah 90 minit.

Belum pun laungan Azan itu selesai di seluruh Indonesia, mengikut perkiraan, ia akan bergema di Malaysia, kemudian disambut di utara, di Myanmar, China dan seterusnya. Dalam tempoh satu jam bermulanya Azan Subuh di Jakarta, Azan akan bersahutan di Bangladesh dan bergema pula di India.Belum berakhir di Pakistan, laungan Azan Subuh akan dilaungkan di Afghanistan dan Oman.

Perbezaan waktu antara Muscat dan Baghdad, Iraq dianggarkan satu jam, maka dalam jangka masa ini juga Azan Subuh dikira akan dilaungkan di Emiriyah Arab Bersatu, di tanah suci Mekah dan Madinah dan negara-negara lain.Proses ini berterusan setiap detik sehingga ke pantai timur Atlantik dalam jangka masa sembilan jam setengah, tetapi sebelum Azan Subuh bergema di situ, Azan Zohor sudah berkemundang di Indonesia semula.

Begitulah seterusnya bilal-bilal di serata pelusuk dunia akan sahut menyahut melaungkan keagungan Allah dan Nabi Muhammad s.a.w setiap detik, sepanjang waktu.

Sumber: http://halaqah.net/v10/index.php?page=98

Kebencian musuh-musuh Islam

“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani itu tidak sesekali akan redha (bersetuju atau suka) kepadamu (wahai Muhammad) sehingga Engkau menurut millah (jalan, agama) mereka. Katakanlah (kepada mereka) : “Sesungguhnya petunjuk Allah (Islam) itulah petunjuk yang benar”. Dan sesungguhnya jika Engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran itu), maka Engkau tidak akan mendapat walau sedikit pun pimpinan (bimbingan) dan pertolongan daripada Allah.”
(Al-Baqarah : Ayat 120)

Melalui ayat tersebut, Allah swt telah memberikan peringatan kepada kita bagaimana sikap orang-orang kufar yang sebenar. Atas kebencian yang tersemat di dalam jiwa mereka, mereka sanggup lakukan apa sahaja untuk mengekang penyebaran Islam di seluruh dunia. Contohnya di Singapura, Azan tidak dibenarkan untuk dilaungkan melalui corong pembesar suara. Lain pun di Switzerland yang mana kerajaan mereka tidak membenarkan pembinaan menara-menara Masjid. Tidak cukup dengan itu, menteri kabinet Denmark secara terang mempersendakan serta menghina Rasulullah SAW melalui filem ‘fitna’. Tetapi apa yang menyedihkan, umat Islam sekarang semakin sibuk dengan urusan keduniaan, hanya memandang perkara sebegini sebagai masalah terpencil.

ps: Apakah cerita Tarzan yang melolong memanggil haiwan-haiwan di hutan adalah hasil kreativiti ‘seni hiburan’ hollywood merupakan satu simbolik bagi menghina laungan azan? Wallahualam.

http://murabbiy.com/?p=855

Kisah Fatimah Az-Zahrah rha dengan Giligan Gandum

Suatu hari masuklah Rasulullah SAW menemui anakandanya Fathimah az-zahra rha. Didapatinya anakandanya sedang menggiling syair (sejenis padi-padian) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis. Rasulullah SAW bertanya pada anakandanya, “apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fathimah?, semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu menangis”. Fathimah rha. berkata, “ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumahtanggalah yang menyebabkan anakanda menangis”. Lalu duduklah Rasulullah SAW di sisi anakandanya. Fathimah rha. melanjutkan perkataannya, “ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta ‘aliy (suaminya) mencarikan anakanda seorang jariah untuk menolong anakanda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah”. Mendengar perkataan anakandanya ini maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya “Bismillaahirrahmaanirrahiim”. Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah SWT. Rasulullah SAW meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk anakandanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.

Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut, “berhentilah berputar dengan izin Allah SWT”, maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah SWT yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, “ya Rasulullah SAW, demi Allah Tuhan yang telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun nescaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang berbunyi : (ertinya)

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak menderhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan”.

Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka. Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, “bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fathimah az- zahra di dalam syurga”. Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.

Rasulullah SAW bersabda kepada anakandanya, “jika Allah SWT menghendaki wahai Fathimah, nescaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa darjat. Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu darjat.

Ya Fathimah perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit. Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah SWT akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang. Ya Fathimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.

Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridhaan suami terhadap isterinya. Jikalau suamimu tidak ridha denganmu tidaklah akan aku doakan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahawa ridha suami itu daripada Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?. Ya Fathimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah SWT akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah SWT mencatatkan untuknya pahala orang- orang yang berjihad pada jalan Allah yakni berperang sabil. Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga, dan Allah SWT akan mengurniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.

Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah SWT akan mengampuni dosa- dosanya semua dan Allah SWT akan memakaikannya sepersalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikurniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah. Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah SWT akan memandangnya dengan pandangan rahmat. Ya Fathimah perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), “teruskanlah ‘amalmu maka Allah SWT telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang”. Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah SWT akan memberinya minuman dari sungai-sungai syurga dan Allah SWT akan meringankan sakaratulmaut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman syurga seta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Shirat”.

http://murabbiy.com/?p=2386

Kisah Iblis diperintah menghadap Rasulullah SAW

Allah S.W.T. telah menitahkan Malaikat untuk berjumpa raja iblis dan menyuruh raja iblis mengadap kehadhirat Baginda Junjungan Besar Nabi Muhammad Rasulullah S.A.W. bagi membuka segala jenis rahsia kegemaran dan kebencian raja iblis. Peristiwa ini juga membayangkan ketinggian darjat Baginda Rasulullah S.A.W. serta menjadi perisai dan peringatan kepada sekelian umat Baginda. Malaikat menyatakan Titah Allah SWT kepada raja iblis :

“Hai iblis!! Bahawa Allah SWT Yang Maha Mulia lagi Maha Besar telah menitahkan engkau supaya mengadap kehadhirat Rasulullah S.A.W. dan hendaklah engkau membuka segala rahsiamu dan apa-apa yang disoal oleh Nabi Muhammad S.A.W.hendaklah engkau menjawab dengan benar dan sekiranya engkau berdusta walau satu perkataan sekalipun nescaya diputuskan segala anggotamu dan uratmu serta engkau akan disiksa dengan azab yang amat keras”

Mendengar sahaja perkataan Malaikat berkenaan, iblis terasa dahsyat dan amat gerun sekali. Dengan segera iblis datang mengadap Baginda Rasulullah S.A.W. dengan menyamar menjadi seorang tua yang buta sebelah matanya serta berjanggut putih sebanyak 10 helai yang panjangnya seperti ekor lembu. Iblis memberikan salam dengan penuh hormat dan takzim sebanyak 3 kali yang tiada dijawab oleh Baginda Rasulullah S.A.W.. iblis pun bertanya :-



“Yaa Rasulullah, mengapakah Tuan Hamba tidak menjawab akan salam hamba kerana bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah S.W.T.?”



Maka sabda Baginda S.A.W. :-

“Hai aduwullah musuh Tuhan! Kepada akukah engkau menunjukkan helahmu? Patutkah engkau dengan urusanmu itu hendak menipu aku sebagaimana engkau menipu Nabi AllahAdam A.S. sehingga terkeluar dari syurga dan Habil mati teraniaya dibunuh oleh Qabil dengan sebab hasutan engkau serta Nabi Allah Ayub A.S. engkau tipu asap racun semasa baginda sujud di dalam solatnya hingga begitu lama baginda menanggung sengsara oleh perbuatan engkau. Dan Nabi AllahDaud A.S. dengan perempuan pahlawan Urya serta Nabi AllahSulaiman A.S. meninggalkan kerajaannya kerana engkau menyamar sebagai isterinya untuk melarikan cincin baginda; demikian juga beberapa Anbiya A.S. serta para ulama yang telah menanggung kesengsaraan dan penganiayaan oleh perbuatan mu yang khianat. Hai iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia pada Tuhan Azza Wajalla. Hanya salam engkau sahaja aku tidak ingin menjawabnya kerana telah diharamkan oleh Tuhan dan engkau ini terlaknat serta telah ditentukan kepada engkau ke dalam neraka yang amat keras bagi menyiksa dirimu. Maka aku kenal sangat bahawa engkaulah iblis yang menjadi raja segala syaitan telah datang dalam bentuk penyamaran. Apakah tujuan engkau datang mengadapku ini?”

Maka sembah iblis :

“Ya Nabi Allah, janganlah Tuan Hamba murka. Demi sesungguhnya, Tuan Hambalah Nabi yang terakhir lagi mulia dan kekasih Allah S.W.T. maka dapatlah Tuan Hamba mengenali hamba. Ya Nabi Allah, tujuan kedatangan hamba ke mari ialah dengan keizinan Tuhan Azza Wajalla. Allah SWT telah mengutuskan malaikatNya dengan Titah supaya hamba datang mengadap ke hadhirat Tuan Hamba. Ini supaya Tuan Hamba dapat bertanyakan apa juga persoalan mengenai keadaan umat Tuan Hamba. Hamba sedia menkhabarkan secaraterus-terang mengenai tipu daya hamba di atas sekelian manusia bermula daripada zaman Nabi Allah Adam A.S. sehinggalah kepada zaman yang akan datang selepas zaman Tuan Hamba. Mereka yang hamba goda kepada beberapa banyak simpang dan jalan yang sesat supaya mereka binasa dengan tipu daya hamba yang amat halus.”

“Ya Nabi Allah, setiap pertanyaan Tuan Hamba akan hamba jawab satu persatu dengan sebenar-benarnya tanpa sembunyi.”



Maka raja iblis pun bersumpah dengan nama Tuhan dan berkata :

“Ya Nabi Allah, sekiranya hamba berdusta barang sepatah kata sekalipun, nescaya hancur-leburlah diri hamba terbakar menjadi abu”

Mendengarkan pengakuan Raja iblis dan sumpahnya, makaRasulullah S.A.W. berasa sukacita dan merasakan inilah peluang keemasan untuk baginda menyiasat segala perbuatan raja iblis dengan disaksikan oleh sekelian sahabat yang hadir di majlis berkenaan. Ianya juga akan menjadi senjata atauperisai kepada sekelian umat hingga kemudian hari.

DIALOG

RASULULLAH S.A.W : “Wahai iblis! Siapakah yang sebesar-besar seteru engkau dan apakah pandanganmu terhadap aku ini?”

raja iblis : “Ya Nabi Allah, Tuan Hambalah musuh hamba yang paling besar daripada segala seteru hamba di muka bumi ini.”

Maka Rasulullah S.A.W. merenung wajah raja iblis menyebabkan iblis menggeletar segenap tubuh badan serta anggotanya disebabkan terlalu gerun akan kebesaran Baginda.

raja iblis : “Ya Nabi Allah, hamba mampu menyamar sebagai sesiapa juga termasuk haiwan bersekali dengan suara-suara yang tepat. Hamba ditegah Tuhan Azza Wajalla untuk menyamar sebagai Tuan Hamba kerana jika hamba melakukan yang demikian, nescaya terbakarlah hamba menjadi abu.”

raja iblis : “Hamba bersungguh-sungguh merentap iktikad anak Adam supaya mereka menjadi kafir ialah kerana Tuan Hamba bersungguh-sungguh menasihatkan mereka dengan memberikan pedoman kepada seluruh manusia supaya berpegang teguh kepada Islam. Begitulah juga kesungguhan hamba menarik mereka kepada kafir, murtad dan munafik. Hamba tarik sekelian umat Islam supaya meninggalkan jalan yang lurus dan beralih kepada jalan yang sesat. Hamba berharap mereka akan mauk ke neraka bersama-sama dengan hamba serta kekal di dalamnya buat selama-lamanya”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Bagaimanakah perbuatanmu kepada makhluk Allah S.W.T.?”

raja iblis : “Ya Nabi Allah, hamba goda perempuan-perempuansupaya merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya dan sesetengahnya hingga menghasilkan benih yang bersalah-salahan sifatnya. Hamba goda segala manusia supaya meninggalkan solat dan leka dengan makan-minum dan berbuat kemungkaran. Sesetengahnya hamba lalaikan dengan harta-bendanya daripada emas, perak, rumah dan ladang dan hasilnya dibelanjakan ke atas segala pekerjaan yang haram. Telah banyak kaum lelaki dan perempuan terpesong imannya menerusi tentera jin, iblis dan syaitan yang hamba perintahkansupaya menarik mereka ke jalan kemungkaran. Kalau terdapat sesuatu pesta yang melibatkan pergaulan bebas lelaki dan perempuan, maka hamba akan menggoda bersungguh-sungguh supaya mereka kehilangan maruah, meminum arak dan mempengaruhi rakannya dengan cara paksaan supaya meminum arak sehingga hilang akal dan hilang rasa malu mereka. Lalu hamba hulurkan tali percintaan yang asyik sehingga terbuka beberapa pintu maksiat yang besar supaya mereka berhasad-dengki sehingga melakukan perzinaan. Apabila lelaki dan perempuan berkasih-kasihan, maka terpaksalah mereka mencari wang menerusi tipu daya serta mencuri. Sekiranya mereka menyedari kesalahan masing-masing dan ingin bertaubat atau beramal-ibadat, hamba akan halang mereka sehingga mereka bertangguh dan bertempohdalam berbuat kebajikan. Hamba juga akan menggoda dengan lebih kuat supaya melazimkan maksiat dan menyukai isteri orang. Maka telah ramai umat Tuan Hamba telah hamba sesatkan dengan jalan ini dengan bantuan jin, syaitan dan iblis di mana hamba menyuruh mereka menghasut seluruh anggota manusia hingga ke dalam tubuh badannya. Apabila mereka digoda pada hati, maka mereka akan sentiasa riak dan takabbur, ujub serta melengah-lengahkan amalnya dan berlakusombong. Apabila mereka digoda pada lidah, maka sentiasalah mereka gemar berdusta, mencela dan mengumpat satu sama lain. Demikianlah hamba menghasut mereka semasa siang, malam, pagi dan petang.”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Mengapakah engkau suka bersusah-payah dan berpenatpenatan untuk melakukan pekerjaan yang tidak memberikan sebarang faedah kepada dirimu bahkan menambahkan lagi laknat ke atas dirimu serta engkau akan ditimpakan sebesar-besar siksaan di dalam neraka yang paling bawah sekali?”

RASULULLAH S.A.W: “Hai laknatuLlah! Siapakah yang menghidupkan engkau? Siapakah yang menjadikan engkau? Siapakah yang melanjutkan usia engkau? Siapakah yang menerangkan mata engkau? Siapakah yang memberikan pendengaran telinga engkau? Siapakah yang memberikan kekuatan kepada anggota engkau?”

raja iblis : “Adalah sekeliannya itu adalah anugerah daripada Allah S.W.T. yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takaburserta khianat telah menyebabkan hamba melakukan sebesar-besar kejahatan. Tuan Hamba juga sedia maklum bahawa hamba pernah menjadi ketua segala malaikat sehingga ribuan tahun dan bersujud kepada Allah S.W.T. semenjak di dunia ini lagi dan hamba telah dinaikkan darjat menerusi satu langit ke satu langit dengan aman. Hamba pun mendiami tempat hamba dengan beribadat bersama-sama malaikat serta berkhidmat kepada Tuhan Azza Wajalla dalam tempoh yang begitu lama.”

“Tiba-tiba datang Firman Allah S.W.T. kepada hamba sekeliannya mengenai dijadikanNya seorang khalifah di dalam dunia ini. Maka hamba membantah kerana tidak suka berkhalifah. Lantas Tuhan Azza Wajalla menjadikan seorang lelaki dan dititahkan hamba dan sekelian Malaikat memberikan penghormatan kepada Adam kecuali hamba seorang enggan bersujud dan hamba telah mengingkari hukumNya. Maka hamba dimurkai Tuhan Azza Wajalla serta dilaknatiNya hamba sehingga Hari Qiamat. Wajah hamba yang selama ini bercahaya dan cantik telah dihapuskan oleh wajah yang hodoh dan keji. Hamba sakit hati dan begitu berdendam kepada Adam. Kemudian Adam diangkat oleh Tuhan Azza Wajalla menjadiraja di dalam syurga serta dikurniakan seorang isteri untuk dijadikan permaisuri yang memerintah segala bidadari. Sentiasalah mereka dalam kesukaan dan kesenangan. Hasad-dengki hamba menjadi-jadi kepada kedua mereka dan merancang untuk mengkhianati mereka. Akhirnya hamba telahmenipu Siti Hawa supaya meminta Adam memakan buah khuldi larangan Tuhan Azza Wajalla. Maka kerana perempuan itulah, Adam termakan buah larangan berkenaan sehingga merekadihalau dari syurga dan diturunkan ke dunia secara terpisahkedua suami-isteri beberapa lama sehinggalah dipertemukan kembali oleh Tuhan Azza Wajalla dengan selamatnya sehingga mereka mendapat beberapa orang anak lelaki dan perempuan. Kemudian kami hasut pula anak lelakinya yang bernama Qabil supaya membunuh abangnya Habil sehingga mati. Itupun hamba masih tidak berpuas hati sehingga hamba dapat melakukan pelbagai tipu-daya ke atas sekelian anak-cucunya hinggalah ke Hari Qiamat. Tetapi Tuan Hamba telah menghalang pekerjaan hamba dengan menarik mereka supaya memeluk Islam. Ada pun sebelum Tuan Hamba diputerakan ke dalam dunia ini, hamba bersama-sama bala tentera hambamampu naik ke langit dengan mudahnya mencuri rahsia dantulisan-tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadat dan mendapat pahala serta syurga. Demikian juga bagi mereka yang beribadat malam akan mendapat setinggitinggi pahala. Apabila hamba turun ke dunia, maka hamba khabarkan kepada mereka itu dengan jalan yang sesat melalui pelbagai tipu daya sehingga mereka berpegang kepada kitab-kitab bidaah dan karut. Tetapi apabila Tuan Hamba zahir ke alam dunia ini, maka hamba tidak dizinkan Allah S.W.T. untuk naik ke langit dan hamba tiadalah lagi mendapat apa-apa rahsia umat Tuan Hamba. Ramai malaikat yang menjaga di pintu tiap-tiap lapisan langit dan jika hamba berdegil untuk naik ke langit, nescaya malaikat akan melontar anak panah api yang bernyalanyala. Telah ramai bala tentera hamba daripada golongan jin, iblis dan syaitan terkena lontaran malaikat sehingga badan mereka terbakar menjadi abu. Hamba dan bala tentera hamba amat susah hati dalam usaha menjalankan hasutan ditambah pula Tuan Hamba dapat menzahirkan mukjizat-mukjizat yang amat hebat di hadapan sekelian raja-raja dan di khalayak ramai.”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Apakah tipu helah terawal engkau ke atas manusia?”

raja iblis : “Pertama, hamba palingkan iman mereka sehingga terpesong iktikad mereka kepada kekafiran samada padaperkataan, perbuatan, kelakuan dan hati mereka. Namun jika mereka gagal hamba pesongkan, hamba akan berusaha menarik mereka kepada jalan yang mengurangkan pahala supaya lama-kelamaan, mereka akan terjerumus juga mengikut kemahuan hamba”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Apabila umatku mendirikan solat, bagaimanakah keadaan engkau?”

raja iblis : “Itulah sebesar-besar kesusahan kepada hamba. Gementarlah seluruh badan hamba dan lemahlah tulang sendi hamba, maka pada waktu itu, hamba menyuruh puluhan syaitan iblis menggoda setiap orang yang hendak bersolat menerusi anggotanya supaya malas bersolat dan hatinya supaya was-was dalam solatnya serta terlupa bilangan rakaatnya. Mereka juga akan bimbangkan pekerjaan dunia dan hatinya hendak cepat-cepat menamatkan solatnya. Sesetengah iblis masuk ke dalam mata orang yang hendak bersolat supaya ia tidak kusyuk dalam solatnya sehingga mereka berpaling atau menjeling ke kanan dan kiri semasa solat. (Maka) tidaklah tetap hatinya serta hilanglah kusyuknya. Sesetengah iblis memasuki telinga orang yang bersolat supaya memasang telinga mendengar perbualan orang, bunyi-bunyian dan sebagainya – yang sia-sia belaka. Sesetengah iblis duduk pada belakangnya supaya orang yang bersolat itu tidak berupaya lama-lama semasa bersujud atau bertahiyyat. Di dalam hatinya sering bekehendakkan agar solatnya segera tamat dan ini tentunya akan mengurangkan pahala solat. Jika sekelian iblis berkenaan gagal menggoda seperti yang demikian, nescaya mereka akan hamba hukum seberat-beratnya.”

RASULULLAH S.A.W: “Jika umatku membaca Al-Qur an kerana Allah, apakah yang engkau rasa?”

raja iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur an kerana Allah, maka terbakarlah tubuh hamba serta putus-putus segala urat hamba, maka larilah hamba dari mereka.”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Jika umatku mengerjakan haji kerana Allah, apakah yang engkau rasa?”

raja iblis : “Telah binasalah diri hamba dan gugurlah tulang hamba kerana mereka telah menyempurnakan rukunnya.”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Jika umatku berpuasa kerana Allah, apakah yang engkau rasa?”

raja iblis : “Ya Nabi Allah, inilah suatu bencana yang besar bahayanya terhadap hamba kerana apabila masuk malam awal Ramadan, maka memancarlah nur Arasy dan Kursiy serta segala Malaikat menyambut dengan gembiranya. Bagi orang-orang yang berpuasa mendapat sebesarbesar anugerah Allah S.W.T.yang Maha Pengampun segala dosa yang telah lalu serta digantikan pula dengan pahala yang amat besar serta tiada ditulis segala kesalahannya selama ia berpuasa. Tambahan pula yang menghancurkan hati hamba ialah segala isi langit, bulan dan bintang serta Malaikat sehinggalah burung-burung dan ikan-ikan laut dan air tawar juga tiap-tiap yang bernyawa di atas muka bumi mendoakan siang dan malam memohon ampun bagi orang-orang yang berpuasa. Satu lagi setinggi-tinggi kemuliaan orang yang berpuasa ialah Tuhan menjadikan 1000 kemerdekaan dari azab neraka pada setiap hari dalam Bulan Ramadan, segala pintu neraka ditutup, segala pintu syurga dibuka, angin/bayu syirah yang amat lembut berhembusan ke dalam syurga. Maka pada hari mulanya umat Tuan Hamba berpuasa, datanglah segala bala tentera Malaikat yang garang tanpa mengira lawannya menangkap hamba dengan perintah Tuhan serta ditangkapnya segala bala tentera hamba iaitu jin, syaitan dan ifrit serta dipasung kaki tangannya dengan besi panas – dan dirantainya hamba sekeliannya serta dibenamkan ke dalam bumi yang amat dalam dan ditambah pula dengan beberapa azab sengsara sehingga selesai ibadat puasa umat Tuan Hamba, baharulah hamba dilepaskan supaya hamba tidak boleh mengganggu mereka. Dan umat Tuan Hamba sendiri telah merasa kesenangan dalam menjalani ibadat puasa sebagaimana mereka bekerja untuk bersahur di waktu tengah malam seorang diri sekalipun tanpa sedikit perlu merasa takut seperti malam-malam yang lain”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Bagaimanakah halnya para sahabatku kepada engkau?”

raja iblis : “Ya Nabi Allah, Adalah sekelian para sahabat Tuan Hamba adalah sebesar-besar seteru kepada hamba, kerana tiada upaya hamba melawan mereka dan tidak ada satu pun tipu daya hamba dapat memasuki mereka, kerana Tuan Hamba pernah berkata Sekelian para Sahabatku adalah umpama bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka nescaya kamu akan mendapat petunjuk Ya Nabi Allah, sekelian para sahabat Tuan Hamba sangat taat mengerjakan perintah Tuan Hamba lagi setia serta bersungguh-sungguh menyiar dan menghebahkan syariat Tuan Hamba kepada sekelian manusia menerusi Al-Qur an dan Al-Hadis. Ada pun Sayyidina Abu Bakar As Siddiq bin Abi Qahafah R.A. itu semasa sebelum beliau bersama Tuan Hamba pun, hamba gagal menghampirinya apalagi sekarang beliau telah mendampingi Tuan Hamba. Beliau amat kuat bersaksi di atas kebenaran Tuan Hamba sehingga beliau telah menjadiwazirul a zam dan Tuan Hamba telah berkata bahawa kiranya ditimbang kebajikan Abu Bakar dengan amal kebajikan sekelian isi dunia ini, nescaya lebih beratlah kebajikan Abu Bakar. Tambahan pula, beliau telah menjadi bapa mertua Tuan Hamba dengan mengahwinkan puterinya Sayyidatina Aishah R.A yang sangat hafiz Hadis-Hadis Tuan Hamba. Ada pun sahabat Tuan Hamba, Sayyidina Umar Al-Khattab R.A., hambatidak berani memandang wajahnya kerana beliau sangat tegas dalam menjalankan hukum syariat Tuan Hamba. Jika hamba terpandang wajahnya, maka gementarlah segala tulang sendi hamba kerana tersangat takut kepadanya kerana imannya yang sangat kuat apalagi Tuan Hamba pernah bersabda, Jikalaulah ada lagi Nabi selepas aku, nescaya Umar boleh menggantikannya kerana harapan besar Tuan Hamba ke atasnya. Beliau juga mampu membezakan iman dan kafirsehingga beliau mendapat gelaran Umar Al-Faruk . Ada pun sahabat Tuan Hamba, Sayyidina Osman Al-Affan itu lebih-lebih lagi tidak dapat hamba hampiri kerana lidahnya sentiasa bergerak membaca Al-Qur an, siang, malam, pagi dan petang.Dialah penghulu segala orang yang sabar dan penghulu segala syuhada dan menjadi menantu Tuan Hamba sebanyak 2 kali. Kerana ketaatannya, beliau dikunjungi oleh para Malaikat dengan penuh hormat kerana sangat malunya Malaikat kepada beliau. Tuan Hamba telah berkata, Barangsiapa menulisBismillaahirRahmaanirRahiim pada kitab-kitab atau kertas-kertas dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala baginya seperti pahala syahid Sayyidina Osman. Ada pun sahabat Tuan Hamba, Sayyidina Ali bin Abi Talib R.A., hamba sangat takut kepadanya kerana kehebatan kelakuannya serta kedahsyatan melihat keperkasaannya di medan peperangan merempuh segala musuhnya. Maka apabila iblis, syaitan dan jin memandang wajah Sayyidina Ali, nescaya terbakar kedua biji mata mereka kerana beliau sangat kuat mengerjakan perintah Tuhan serta beliau adalah julung-julungnya kanak-kanak yang memeluk Islam serta enggan menundukkan kepala kepada sebarang berhala, sebab itulah beliau digelar AliKarimahullahuWajhah dan Harimau Allah. Tuan Hamba pernah bersabda, Akulah negeri segala ilmu dan Ali adalah pintunya . Tambahan pula, beliau telah menjadi menantu tuan hamba, maka terlebihlah ngeri hamba kepadanya.”

RASULULLAH S.A.W: “Bagaimanakah tipudaya engkau terhadap umatku?

raja iblis : “Adalah umat Tuan Hamba ada tiga golongan

(1) Seperti air hujan turun dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan lagi banyak manfaatnya dan pertolongan kepada lainnya iaitu guru-guru yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala tegahanNya dan kata (Malaikat) Jibril A.S., Adapun ulama itu pelita dunia dan pelita akhirat

(2) Umat Tuan Hamba itu seperti tanah iaitu orang (yang) sabar, bersyukur dan redha akan kurnia Tuhan kepadanya serta beramal soleh dan bertawakkal kepada Allah dan banyak berbuat kebajikan, dan

(3) Umat Tuan Hamba itu keadannya seperti Fir aun yang terlampau tamak dengan harta dunia (dan) dihilangkan amal (perbuatan) akhirat. Maka (dengan) sukacitalah hamba kepada mereka

(umat ke 3) lalu hamba masuk ke dalam tubuh mereka, hamba putarkan hati mereka menuju ke lautan derhaka. Apabila telah kekal atas jalan kejahatan, hamba tarik ke mana (sahaja) sesuka hati hamba, jadi sentiasalah mereka bimbangkan dunia dan tidak suka menuntut ilmu, dijadikan dirinya tiada kelapangan untuk beramal, tidak mengeluarkan zakat hartanya dan sesetengah (golongan) yang miskin (yang) hendak beribadat, hamba goda mereka (supaya) meminta kekayaan terlebih dahulu, maka apabila disampaikan Tuhan akan hajatnya untuk mendapatkan kesenangan, maka (hamba) lupakan mereka dari beramal, tidak mahu mengeluarkan zakat harta mereka ibarat Qarun dengan mahligainya dan diri mereka serta harta benda mreka habis terbenam ke dalam bumi kerana mereka tidak mahu membelanjakan (harta mereka) pada jalan-jalan kebajikan dan jika terkena kesakitan, mereka tidak sabar, mereka sentiasa bimbangkan harta mereka dan sesetengah dari mereka yang kaya asyik dengan perebutan dunia, bercakap besar kepada sesama Islam dan benci dan menghina golongan miskin. Mereka gemar mengeluarkan harta mereka kepada jalan-jalan maksiat dan menaburkan harta mereka kepada perempuanperempuan jahat dan tempat-tempat judi dan (majlis) tarian.”

RASULULLAH S.A.W: “Siapa pula yang sama (tarafnya) seperti engkau?”

raja iblis : “Orang-orang yang meringankan syari at Tuan Hamba dan membenci orang-orang yang mempelajari Islam.”

RASULULLAH S.A.W: “Siapakah pula yang memberikan cahaya pada muka engkau?

raja iblis : ”Orang-orang yang berdosa dan bersumpah bohongdan (menjadi) saksi pembohong serta memungkiri janji.

RASULULLAH S.A.W: “Apa pula rahsia engkau terhadap umatku?”

raja iblis : “Jika seorang muslim ingin membuang air besar (ke tandas), jika tidak membaca doa kepada Allah S.W.T. untuk mohon perlindungan daripada syaitan, nescaya hamba lumurkan najis itu ke tubuhnya tanpa disedari.

(Inilah doanya sebelum sampai ke tandas – Bismillahi AllaHomma Innii a uu dzubikaminal khubusi wal khobaa is jika masuk ke tandas, dahulukanlah kaki kiri dan jika keluar dari tandas dahulukan pula kaki kanan dan apabila jauh empat-lima langkah daripada tandas, dibaca di dalam hatiGhufraanakalhamdulillaaHilladzii azHaba annil azaa wa aafinii dan apabila selesai bersuci dibacakan doa AllaaHumma ToHHir Qalbii minnifaaqi wahaSSin farjii minal fawaa hi shi )

Maka jika dibacakan doa-doa tersebut, larilah hamba daripadanya”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Jika umatku berjimak dengan isterinya, bagaimanakah keadaan engkau?”

raja iblis : “Jika seseorang hendak berjimak dengan isterinya, (dan) jika dia membaca : A uu dzubillaaHiminassyaitaanirrajiim, AllaHumma jannibnaa minassyaitaani wajannibissyaitaan maa razaqtanaa maka larilah hamba daripadanya. Maka jika dia tidak membacakan doa tersebut, (maka) hambalah yang terlebih dahulu berjimak dengan isterinya dan jika menjadi anak (hasil pergaulannya), maka anak itu menggemari pekerjaan maksiat serta malas berbuat (baik) atas jalan kebajikan dengan sebab kelalaian ibubapanya. Demikian juga jika mereka makan atau minum dengan tidak membaca BismillaahirRahmaaniRahiimmaka, hambalah yang terlebih dahulu makan dan minum sebelum mereka, maka walaupun mereka makan, tetapi mereka tidak kenyang.”

RASULULLAH S.A.W: “Dengan jalan manakah yang dapat menolak tipudayamu?

raja iblis : “Jika seseorang berbuat dosa, maka ia segera sedar dan bertaubat kepada Allah SWT dan menangis serta menyesal di atas perbuatannya serta apabila dia marah, dengan segera dia berwudhuk, nescaya padamlah kemarahannya. Barangsiapa yang membaca doa ini setiap kali solat Jumaat sebanyak 5 kali, maka dosanya akan diampunkan Tuhan kerana dia telah bertaubat. Inilah doanya : Ilaahii lasta lil firdausi ahlan, walaa aq waa a laa naaril jahiim, fahablii taubatan waghfir dzunuubii, fainnaka ghaafirudzzanbil aziim“

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Siapakah yang benar-benar menjadi kegemaranmu?

raja iblis : “Apabila lelaki dan perempuan tidak mencukur atau mencabut atau menggunting bulu di ari-arinya selama 40 hari, maka hamba akan tinggal mengecilkan diri seperti pepijat bersarang di situ, begitu juga, (menjadi) tempat hamba bergantung dan berbuai pada bulu ketiak orang yang tidak mencukurnya atau mencabutnya”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Siapakah saudaramu?”

raja iblis : “Orang yang tidur meniarap atau tidur (nyenyak) di waktu subuh, maka dia masih tidur dan tidak segera solat subuh, maka hamba akan mengulitnya sehingga dia lena sehingga terbit matahari dan begitu juga pada waktu zohor, asar dan maghrib, hamba (akan) beratkan hatinya (sehingga) menjadi malas mengerjakan solat.”

(Apabila hendak tidur, bacalah BismillaahirRahmaanirRahiim sebanyak 21 X)

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Dengan jalan manakah yang boleh membinasakanmu?”

raja iblis : “Orang yang banyak menyebut nama Allah dan banyak memberikan sedekah dengan tidak diketahui orang, memperbanyakkan taubat, memperbanyakkan tadarrus Al-Qur an serta solat di waktu malam.

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Apakah pula yang memecahkan penglihatan engkau? raja iblis : “Orang yang banyak beriktikaf di masjid kerana Allah”

(lafaz niat iktikaf Nawaitul I tikaaf fii Haa dzal masjidi sunnatan lilLaahiTa aala )

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Apakah lagi yang memecahkan penglihatan engkau?

raja iblis : “Orang yang taat kepada (kedua) ibubapanya serta membantu (menjaga) makan dan minum serta pakaian mereka kerana Tuan Hamba telah bersabda Bermula syurga itu adalah di bawah (tapak) kaki ibubapa”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Apa pula yang merantai engkau?

raja iblis : ”Penjual (peniaga) yang betul timbangan (dan) sukatannya, ukuran dan tukarannya.”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Apabila umatku memberi salam antara satu dengan yang lain, bagaimanakah keadaanmu?

raja iblis : “Apabila dua orang (muslim) bertemu di tengah jalan, lantas memberikan salam (Assalaamu alaikum waroh matulLaaHiwabaa rakaatuh) dan dijawab oleh saudaranya, maka terasa seperti pecah dada hamba, maka hamba pun meratap kerana kedua-duanya telah diampunkan- dia dan saudaranya - apabila berpisah keduanya”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Siapakah pula sahabat karibmu?”

raja iblis : “Orang yang minum arak atau tuak (samsu) atau (ketagih) candu atau ganja (termasuk penyalahgunaan dadah) kerana kemerbahayaannya telah nyata menyebabkan perpecahan, perkelahian dan perceraian”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Siapakah pula yang bersekutu dan sekedudukan dengan engkau?”

raja iblis : “Apabila bertemu lelaki dengan perempuan-perempuan muda, maka hamba duduk pada leher perempuan-perempuan muda itu, hamba hiaskan wajahnya (perempuan) dengan jelingan dan senyuman yang menarik hati serta apabila terpandang belakang (perempuan), maka terpandanglah lehernya (perempuan) yang halus dengan pinggang dan punggungnya melenggang yang membangkitkan nafsunya (lelaki) serta manakala terpandang hadapannya (perempuan), hamba hiaskan dadanya (perempuan) supaya bergetaran serta hamba panah tepat pada jantung hati keduanya (lelaki dan perempuan) atau salah satu daripadanya sehingga tergerak syahwatnya. Orang yang tiada memelihara hatinya, nescaya tidak terpelihara farajnya dan apabila tidak memelihara farajnya, maka tidak terpeliharalah imannya.”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Di manakah kediamanmu?”

raja iblis : “(hamba tinggal) Pada rumah berhala dan pada mana-mana batu, kayu, tembaga dan sebagainya (bahan pujaan)Apabila mereka menyembah (berhala, batu, kayu, tembaga dan sebagainya), maka hamba cenderungkan hati mereka supaya bertambah-tambah keyakinannya terhadap pekerjaan mereka (menyembah berhala) yang syirik itu. Betapa ramainya umat Tuan Hamba telah hamba pesongkan sehingga memasuki rumah berhala Majusi dan Hindu yang menunjukkan betapa nipisnya iman mereka.”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Di manakah tempat perhimpunanmu?

raja iblis : “Pada rumah wayang dan tempat majlis tarian dan seumpamanya seperti tempat percampuran lelaki dan perempuan (secara bebas)”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Aku lihat engkau mengintai-ngintai di dalam masjid, apakah yang hendak engkau lakukan?

raja iblis : “Hamba hendak mengganggu orang yang sedang bersolat di situ.”

RASULULLAH S.A.W: “Kenapa engkau tidak takutkan orang yang sedang bersolat dan bermunajat dengan Tuhannya? Sebaliknya engkau takut pula dengan orang yang sedang tidur di sebelahnya padahal orang (yang sedang tidur) itu (mungkin) dalam keadaan lalai”

raja iblis : “Adapun orang yang sedang bersolat itu amat jahil sekali, (maka) mudahlah untuk hamba merosakkan (melalaikan) solatnya, tetapi orang yang sedang tidur itu (sebenarnya) alim. Maka apabila hamba menggoda dan cuba merosakkan solatnya,hamba takut kalau-kalau orang alim itu bangun dari tidurnya lalu menegur serta memperbetulkan solat si jahil itu.”

(Sabda Rasulullah S.A.W. Na umul aliimi khairun min ibaadatil jahiil yang bermaksud Tidur orang yang alim lebih baik daripada ibadat orang yang jahil seperti 1000 orang beribadat dengan tidak berilmu agama, sangat senanglah syaitan mengganggunya, teapi seorang pelajar ilmu feqah itu, sangat susah bagi syaitan hendak menggodanya)

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Apakah kata-kata pujian bagimu?”

raja iblis : “Suara orang yang bernyanyi dan berpantun-seloka serta suara bunyi-bunyian kecuali orang yang bernyanyi, berpantu, bernazam memuji Tuhan, bernasyid serta berselawat di atas Nabi”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Siapakah yang sekaum denganmu?”

raja iblis : “Orang yang menipu harta orang dan memakan harta anak yatim serta memakan riba”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Sebab apakah engkau gelapkan hati manusia?”

raja iblis : “Mereka yang makan dan minum dengan (punca) mata pencarian yang haram kerana mereka buta dalam mencari harta yang halal serta mereka banyak tidur sehingga matahari tinggi dan meninggalkan solat subuh serta memenuhi perutnya dengan kenyang sekali”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Siapakah yang menggembirakan hati engkau?”

raja iblis : “Orang kaya yang bakhil dan orang yang tidak mengeluarkan zakat untuk hamba Allah yang dhaif, malah zakatnya dihantar kepada orang lain padahal kaumnya miskin, kerana orang yang bakhil itu seteru Allah S.W.T. serta orang yang tidak mengeluarkan zakat itu akan masuk ke dalam neraka yang paling bawah bersama-sama dengan hamba.”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Siapakah yang menyuburkan badan engkau?”

raja iblis : “Orang yang berhasad dengki dan orang yang tidak mempelajari hukum Islam serta semua perempuan yang jahat dan perempuan yang merosakkan dirinya serta perempuan yang menjual maruahnya”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Jika seorang ulama meninggal dunia, bagaimanakah keadaanmu?”

raja iblis : “Telah subur dan bertunaslah hasutan hamba dan pekerjaan hamba.”

(Sabda Rasullullah S.A.W. – yang bermaksud “Barangsiapa yang berdukacita di atas kematian seorang ulama , maka dituliskan Allah S.W.T pahala baginya seribu ulama dan seribu syuhada”, Sabda Rasulullah SAW lagi yang bermaksud “Akan datang atas umatku yang melarikan diri dari ulama atau mereka yang membenci golongan yang mengajar agama, maka diberikan Allah SWT 3 jenis bala ke atas mereka (yang membenci atau melarikan diri dari ulama dan seumpamanya)

(1) Dihilangkan keberkatan dalam pencariannya (rezki),

(2) Didatangkan Allah S.W.T. ke atas mereka seorang ketua yang zalim atau raja yang zalim, dan

(3) dikeluarkan (dimatikan) mereka daripada dunia dengan tidak beriman Na uu dzubillaaHimin dzaalik kita berlindung dengan nama Allah S.W.T.)

RASULULLAH S.A.W: ”Hai iblis! Jika umatku bersolat jemaah, bagaimanakah keadaanmu?“

raja iblis : “Sesungguhnya segala simpulan (tali pengikat)tipudaya hamba telah mereka leraikan”

(Maka sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud “Barangsiapa solat 5 waktu, maka dia akan mendapat 5 perkara

(1) Tidak akan terkena pada dirinya kefakiran (kemiskinan),

(2) Diangkatkan darinya siksa kubur oleh Allah S.W.T.,

(3) Dianugerahi orang itu dengan kitab tulisannya (perbuatan di dunia) pada sebelah kanan (pihak yang selamat),

(4) Melalui titian (Siraatal Mustaqiim) di atas neraka sepantas kilat,

(5) Dimasukkannya Allah S.W.T. ke dalam syurga tanpa sebarang hisab dan tanpa sebarang siksaan. Sabda Rasulullah S.A.W. lagi yang bermaksud Solat lelaki berjemaah lebih baik daripada solat 40 tahun di rumahnya seorang diri dan solat berjemaah itu mendapat 27 darjat – serta solat berjemaah di rumahnya bersama anak (anak) dan isterinya akan mendapat pahala haji dan umrah )

RASULULLAH S.A.W: ”Hai iblis! Jika umatku berselawat ke atas ku, bagaimanakah keadaanmu?”

raja iblis : “Mereka telah membelah muka hamba disebabkan ingatan kuat terhadap Tuan Hamba”

(Maka sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud “Barangsiapa berselawat ke atasku, maka para Mailaikat akan memohon diampunkan (segala dosanya) dia dan dia adalah sebahagian daripada isi syurga”)

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Jika umatku bersolat Hari Raya di masjid, bagaimanakah keadaanmu” Kerana Tuhanku yang Maha Besar telah berfirman - ”Hai sekelian Malaikat! Saksikanlah olehmu bahawa sesungguhnya telah Aku ampunkan sekelian dosa umat Muhammad, lelaki dan wanita/perempuan”, Maka apabila telah selesai dari solat dan khutbah dibacakan, maka Firman Allah S.W.T. “Hai umat Muhammad! Pulanglah kamu ke rumah masing-masing, sesungguhnya Aku telah mengampunkan dosa kamu yang terdahulu dan yang kemudian dan Aku telah gantikan dosamu itu dengan kebajikan!”

raja iblis : “Ya Rasulullah! Apabila umat Tuan Hamba pergi (untuk) bersolat Hari Raya, maka hamba sangat berdukacita dan kesal. Maka hamba pun menjerit sehingga datang sekelian bala tentera hamba dan (mereka) bertanya Hai raja kami! Siapakah yang engkau marah? Adakah ianya (puncanya) dari langit atau dari bumi? Perintahkanlah kami sekelian pergi membinasakan barang di langit dan di bumi. Maka hamba menjawab Hai bala tenteraku! Apa yang menyebabkan aku berdukacita ialah kerana Allah SWT telah mengampuni umat Muhammad pada Hari Raya ini. Wahai sekelian bala tenteraku! Tidakkah kamu mengetahui bahawa Allah SWT telah memberkati puasa umat Muhammad? Dan Tuhan amat mengasihi dan mengasihani mereka dengan penuh rahmat serta diperkenankan segala doa mereka dan diampunkan segala kesalahan mereka? Wahai tenteraku! Hendaklah kamu goda mereka itu supaya malas beramal ibadat dan resah dengan berjalan ke sana dan kemari serta asyik berjudi serta bersukaria memuaskan nafsu dengan mengerjakan maksiat supaya datang kemurkaan Tuhan ke atas mereka itu dan ditimpakan bala ke atas mereka kerana dengan demikian, akan membawa kesenangan di dalam hatiku. Maka berangkatlah sekelian bala tentera iblis syaitan untuk mengganggu umat Muhammad”

RASULULLAH S.A.W: “Jika umatku membaca doa akhir tahun (Hijrah), bagaimanakah keadaanmu?”

raja iblis : “Telah bersusah payah hamba menggoda mereka sepanjang tahun, tiba-tiba mereka membaca doa (yang hanya) mengambil masa yang sedikit, maka lemahlah hamba lalu hamba menyapu dengan tanah (dan berkata), aduhai, celaka betapa malang dan celaka diriku dengan kerugian, maka hamba pun berpaling (dan) pergi”

(Doa Hujung Tahun AllaaHomma maa amiltu min amalin fii HaaziHissanati mimmaa nahaitanii anHu, walam tar Dhahu walam tan sahu, wahamilta alaiyya ba da qud rotika alaa, uquubatii, wada autanii ilattaubati ba da jur aatii alaa ma Siatika, fainnii astaghfiruka faghfirlii waHablii min amalin tarDhahu, wa wa datanii alaihitsawwaab )

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Jika umatku membaca doa awal tahun, bagaimanakah keadaanmu?”

raja iblis : “Ya NabiyUllah! Putuslah harapan hamba, kerana barangsiapa membaca doa awal tahun, (maka) Tuhan memerintahkan dua Malaikat supaya membakar buku kesalahan hambanya dan dituliskan kebajikan di dalam (buku kebajikan) disebabkan orang yang membaca doa ini.”

(Doa Awal Tahun AllaaHomma antal abdiyyulQadiim,waHaaziHi sanatu jadiidatun, as aluka fiihal iSmata minassyaiTooni wa au liyaa ihi. Wal au na alaa Haa dzihiinnafsil ammaarati bissuu wal ish ti ghaala bisaa yuQorribunii ilaika yaa Kariim )

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Siapakah yang menyokong engkau?

raja iblis : “Orang yang tidak bertaubat atas dosanya dan suka ketawa ketika berbuat dosa berkenaan. Ya NabiyyUllaah! Telah hamba binasakan ramai manusia dengan (menggoda mereka) mengerjakan dosa daripada berbagai-bagai (jenis) maksiat, maka hamba gembria. Tiba-tiba, mereka mengucapkan kalimah-kalimah Laa ilaa Ha illAllaah dan istighfar, maka binasalah hamba, kerana pada masa hamba dibuang ke dunia (dulu), hamba mengembara sambil bersiul-siul dan orang yang bersiul itu adalah penghibur iblis syaitan, tetapi orang yang azan itu adalah penghalau iblis syaitan, kerana para Malaikat akan hadir bersolat bersama-sama dengan mereka.”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Sekarang apalah kesudahan ikhtiar engkau di atas umatku, kerana aku telah dibangkitkan oleh Tuhan ke dunia ini bagi menyelamatkan sekelian bani Adam daripada kufur kepada iman, daripada gelap gelita kepada terang benderang?!”

Maka iblis pun mengangkat kepalanya ke hadhirat Tuhan dan berkata : “Yaa Rabbi! Demi kemuliaan Engkau, sentiasalahhamba akan berusaha dengan bersungguh-sungguh pada menarik sekelian anak Adam kepada berbagai-bagai jalan maksiat selama ada nyawa di tubuh mereka, hamba jadikan pemuda dan wanita bercampur dan berkenalan, supaya hamba dapat mencelah di dalamnya.”

(Maka) Datanglah Firman Allah S.W.T :

“Hai mala un, Demi Kebesaran dan KetinggianKu, bahawa Aku sentiasa bersedia untuk mengampuni dosa umat Muhammad selagi mereka itu memohon ampun kepadaKu”

RASULULLAH S.A.W: “Hai iblis! Apa lagi yang engkau musykilkan?”

raja iblis : “Ya Rasulullah! Bahawasanya hamba sangat ajaib (hairan) melihat dua macam hal sekelian hamba Allah S.W.T. iaitu

(1) Mereka itu mengaku kasihkan Tuhan, walhal mereka itu taatkan hamba dan berbuat maksiat,

(2) Mereka itu sangat marah kepada hamba, tetapi mereka menurut hasutan hamba.”

(Maka) Datanglah Firman Allah SWT:



“Hai mala un! Demi Kemuliaan dan KebesaranKu, Aku anugerahi umat Muhammad (dengan) 2 kebahagiaan :

(1) Kasih mereka kepadaKu dijadikan kifarah (penebus dosa) bagi maksiat mereka kerana tipudayamu, dan

(2) Kemarahan mereka kepadamu Aku jadikan kifarah (penebus dosa) perbuatan maksiat mereka kepadaKu”

Maka iblis tercengang-cengang mendengar umat Muhammad yang sangat dikasihi Tuhan GhafuururRahiim yang Maha Mengampuni lagi Maha Mengasihani hambanya dengan limpah rahmatNya.

Setelah selesai baginda Rasulullah S.A.W. berdialog dengan raja Iblis, maka baginda menghalau iblis dengan sabdanya :“Wahai laknatullah! Nyahlah engkau dari hadapanku ini” maka iblis pun keluar dengan perasaan yang amat dukacita.

Maka hairanlah para sahabat yang hadir dalam majlis berkenaan mendengar tipu daya iblis yang menyelubungi seluruh umat manusia.

Sabda Nabi S.A.W.: “Hai para sahabatku! Ketahuilah olehmu bahawa iblis telah membuat kesalahan atas beberapa sebab :

(1) ia engkar dan membantah perintah Tuhan,

(2) ia takbur dan besar diri

(3) ia berhasad dengki dengan Nabi Adam a.s.

(4) Ia menghasut dan mengkhianati (manusia) (dari) seorang kepada seorang (yang lain) seperti yang telah ia ajarkan kepada Qabil dengan tipudayanya sehingga berani Qabil melakukan pembunuhan ke atas saudaranya Habil yang disayangi oleh Nabi Allah Adam a.s.”

Sabda Nabi S.A.W.: “Bahawa pada suatu hari, Iblis mengadap Nabi Musa bin Imran a.s. dan berkata : Yaa NabiyuLLaah! Apabila Tuan Hamba bermunajat kepada Allah S.W.T di Bukit Tursina, hamba hendak bertaubat kepada Allah SWT, adakah (taubat) hamba diterimanya?”

Maka sukacitalah Nabi Musa a.s. mendengarkan iblis yang hendak bertaubat itu lalu baginda menyanggupi permintaan iblis. Setelah tiba di Bukit Tursina, maka berdoalah baginda kepada Allah S.W.T. memohon petunjuk. Maka datanglah Firman Allah S.W.T. : “Wahai Musa, kesalahan iblis boleh Ku ampunkan dengan syarat hendaklah ia (iblis) bersujud pada kubur Nabi Adam Maka Nabi Musa A.S.”. Nabi Musa A.S pun menyampaikan firman Allah S.W.T. kepada iblis. iblis mengeluh dan berkata “Wahai Nabi Musa! Semasa Adam masih hidup pun hamba tidak sudi bersujud kepadanya, inikan pula, Adam telah mati” Maka iblis pun beredar.

Ringkasan kisah ini telah disesuaikan kembali daripada penyusun asalnya Syaikh Muhammad bin Haji Mohd Said, Guru Madrasah Al-Sibyan, Singapura dan penerbit asalnya Hashim bin Haji Abdullah yang dicetak oleh Al-Ahmadiah Press (Pte) Ltd., Singapura.

http://murabbiy.com/?p=2357

Sholatlah kamu sebelum kamu disholatkan



Bersihkanlah dirimu sebelum kamu dimandikan
Berwudhu’lah kamu sebelum kamu diwudhu’kan
Dan solatlah kamu sebelum kamu disolatkan

Tutuplah ‘auratmu sebelum ‘auratmu ditutupkan
Dengan kain kafan yang serba putih
Pada waktu itu tidak guna lagi bersedih
Walaupun orang yang hadir itu merintih

Selepas itu kamu akan diletak di atas lantai
Lalu dilaksanakanlah solat Jenazah
Dengan empat kali takbir dan satu salam Berserta Fatihah,
Selawat dan doa Sebagai memenuhi tuntutan Fardhu Kifayah
Tapi apakah empat kali takbir itu dapat menebus
Segala dosa meninggalkan solat sepanjang hidup?

Apakah solat Jenazah yang tanpa rukuk dan sujud
Dapat membayar hutang rukuk dan sujudmu yang telah luput?
Sungguh tertipulah dirimu jika beranggapan demikian
Justeru ku menyeru sekelian Muslimin dan Muslimat

Usunglah dirimu ke tikar solat
Sebelum kamu diusung ke liang lahad
Menjadi makanan cacing dan makanan ulat
Iringi dirimu ke masjid Sebelum kamu diiringi ke Pusara

Tangisilah dosa-dosamu di dunia
Kerana tangisan tidak berguna di alam baqa’

Sucikanlah dirimu sebelum kamu disucikan
Sedarlah kamu sebelum kamu disedarkan
Dengan panggilan ‘Izrail yang menakutkan

Berimanlah kamu sebelum kamu ditalkinkan
Kerana ianya berguna untuk yang tinggal
Bukan yang pergi

Beristighfarlah kamu sebelum kamu diistighfarkan
Namun ketika itu istighfar tidak menyelamatkan
Ingatlah di mana saja kamu berada
Kamu tetap memijak bumi Tuhan
Dan dibumbungi dengan langit Tuhan
Serta menikmati rezeki Tuhan

Justeru bila Dia menyeru,
sambutlah seruan-Nya
Sebelum Dia memanggilmu buat kali yang terakhirnya

Ingatlah kamu dahulu hanya setitis air yang tidak bererti
Lalu menjadi segumpal darah
Lalu menjadi seketul daging
Lalu daging itu membaluti tulang
Lalu jadilah kamu insan yang mempunyai erti

Ingatlah asal usulmu yang tidak bernilai itu
Yang kalau jatuh ke tanah
Ayam tak patok itik tak sudu
Tapi Allah mengangkatmu ke suatu mercu
Yang lebih agung dari malaikat
Lahirmu bukan untuk dunia
Tapi gunakanlah ia buat melayar bahtera akhirat

Sambutlah seruan ‘Hayya ‘alas Solaah’
Dengan penuh rela dan bersedia
Sambutlah seruan ‘Hayya ‘alal Falaah’
Jalan kemenangan akhirat dan dunia

Ingatlah yang kekal ialah amal
Menjadi bekal sepanjang jalan
Menjadi teman di perjalanan
Guna kembali ke pangkuan Tuhan
Pada hari itu tiada berguna harta,
Takhta dan putera Isteri,
kad kredit dan kereta Kondominium,
saham dan niaga
Kalau dahi tak mencecah sejadah di dunia.

http://murabbiy.com/?p=2551

Antara Ilham dan Bisikan




Rasulullah s.a.w bersabda: “Sesungguhnya syaitan ada baginya bisikan ke hati anak Adam, dan Malaikat juga ada bisikannya; ada pun bisikan syaitan itu ialah galakannya supaya seseorang melakukan kejahatan dan mendustakan kebenaran, dan bisikan Malaikat pula ialah galakannya supaya seseorang mengamalkan kebaikan dan meyakini kebenaranya; oleh itu sesiapa yang terasa bisikan yang baik, maka hendaklah ia mengetahui bahawa perkara itu dari Allah, serta hendaklah ia bersyukur kepada Allah, dan sesiapa yang terasa bisikan yang satu lagi maka hendaklah ia meminta perlindungan Allah dari angkara syaitan.”

H.R. Ibn Mas’ud r.a

HURAIAN
(i) Setiap manusia mempunyai lintasan hati yang berlainan kerana berlainan sebabnya.

(ii) Satu daripada jenis lintasan itu adalah lintasan yang dibawa oleh malaikat yang bertugas memancarkan ke dalam hati manusia perasaan suka berbuat kebajikan dan menerima kebenaran; sementara satu lagi lintasan adalah lintasan syaitan iaitu lintasan untuk melakukan kejahatan dan menolak kebenaran.

(iii) Lintasan malaikat ini dinamakan sebagai “ilham” dan lintasan jahat syaitan itu sebenarnya adalah “was-was” di mana kita diperintahkan memohon perlindungan Allah daripadanya sebagaimana yang dimaksudkan di dalam al-Quran, surah an-Nas.

(iv) Oleh yang demikian selaku manusia biasa, apabila datang sesuatu lintasan hati, maka hendaklah kita mempertimbangkannya terlebih dahulu dengan neraca syarak; jika bersesuaian kerjakanlah, jika sebaliknya jauhkanlah.

http://murabbiy.com/?p=1233

Kisah Pemuda diganggu Syaitan




Seorang pemuda bangun pagi2 buta utk solat subuh di Masjid.
Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid .
ditengah jalan menuju masjid, pemuda tersebut jatuh dan pakaiannya kotor.
Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali ke rumah.

Di rumah, dia berganti baju, berwudhu dan LAGI,
berjalan menuju masjid.
Dlm perjalanan kembali ke masjid , dia jatuh lagi di tempat yg sama!
Dia, sekali lagi, bangkit, membersihkan dirinya dan kembali ke rumah.

Di rumah, dia, sekali lagi, berganti baju,
berwudhu dan berjalan menuju masjid .
Di tengah jalan menuju masjid , dia bertemu seorang lelaki yg memegang lampu.
Dia menanyakan identiti lelaki tersebut, dan menjawab

“Saya melihat anda jatuh 2 kali di perjalanan menuju masjid ,
jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda..’
Pemuda pertama mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid .
Saat sampai di masjid , pemuda pertama bertanya kepada lelaki yang

membawa lampu untuk masuk dan solat subuh bersamanya.
lelaki itu menolak..
pemuda itu mengajak lagi hingga berkali2 dan,
lagi, jawapannya sama.

Pemuda bertanya, kenapa menolak untuk masuk dan solat.
lelaki itu menjawab
“Aku adalah IBLIS (syaitan)”
Pemuda itu terkejut dgn jawapan lelaki itu.

Syaitan kemudian menjelaskan,
Saya melihat kamu berjalan ke masjid,
dan sayalah yg membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah,
membersihkan badan dan kembali ke masjid ,

Allah memaafkan semua dosa2mu.
Saya membuatmu jatuh kedua kalinya, dan
bahkan itupun tidak membuatmu merubah fikiran untuk tinggal dirumah,
kamu tetap memutuskan kembali masjid.

Karana hal itu, Allah memaafkan dosa2 seluruh anggota keluargamu.
Saya RISAU jika saya membuat kamu jatuh utk kali ketiga,
jangan2 Allah akan memaafkan dosa2 seluruh penduduk desamu,
jadi saya harus memastikan bahwa anda sampai dimasjid dgn selamat..’

Jadi, jangan biarkan Syaitan mendapatkan keuntungan dari setiap aksinya.
Jangan melepaskan sebuah niat baik yg hendak kamu lakukan kerana kamu tidak pernah tahu ganjaran yg akan kamu dapat
dari segala kesulitan yg kamu temui dalam usahamu utk melaksanakan niat baik tersebut .

http://murabbiy.com/?p=1026

Siapakah syaitan?




Ibnu Jarir Ath-Thabari menjelaskan bahawa, “Di dalam Bahasa Arab, syaitan bererti setiap pembangkang (ingkar). Baik dari kalangan manusia, jin, binatang dan sebagainya.”

Allah SWT berfirman:

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh dari Syaitan-syaitan manusia dan jin, setengahnya membisikkan kepada setengahnya yang lain kata-kata dusta yang indah-indah susunannya untuk memperdaya pendengarnya. Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah mereka tidak melakukannya. Oleh itu, biarkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan (dari perbuatan yang kufur dan dusta) itu.”
(Al-An’aam ayat 112)

“Dan katakanlah (wahai Muhammad) kepada hamba-hambaKu (yang beriman), supaya mereka berkata dengan kata-kata yang amat baik (kepada orang-orang yang menentang kebenaran); sesungguhnya Syaitan itu sentiasa menghasut di antara mereka (yang mukmin dan yang menentang); sesungguhnya Syaitan itu adalah musuh yang amat nyata bagi manusia.”
(Al-Isra’ : Ayat 53)

Syaitan dari golongan manusia mungkin agak mudah untuk kita tangani kerana kita dapat melihat mereka. Mungkin kerana mata hati yang gelap, manusia tetap tergoda dengan hasutan-hasutan manusia. Adalah yang perlu lebih diawasi ialah syaitan dari golongan jin yang kita tidak dapat melihat mereka sedangkan mereka sentiasa ada di mana-mana dan sentiasa pula menghasut manusia.

Ketahuilah kita bahawa pembangkang atau syaitan yang pertama sekali bermusuh dengan manusia ialah Iblis, iaitu dia telah membangkang apabila disuruh sujud menghormati Nabi Adam. Oleh kerana bantahannya ia telah dilaknat Allah SWT dan kemudiannya dia meminta tangguh kerana dendamnya untuk menyesatkan manusia. (Rujuk tafsir ayat 28 hingga 44 surah Al-Hijr untuk mengikuti kisahnya lebih lanjut).

Iblis telah diusir ke bumi dan di sini, ia telah mengumpulkan syaitan-syaitan dari golongan jin sebagai bala tenteranya. Dalam satu hadith riwayat Imam Muslim disebutkan,

“Dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata Rasulullah SAW bersabda:

“Iblis meletakkan (membangun) singgahsananya di tengah lautan, lalu dia mengutus iringan bala tenteranya. Pasukan yang paling dekat di sisinya (yang paling dicintai) adalah yang paling besar godaannya (hasil fitnahnya). Salah satu pasukannya datang dan berkata kepadanya, ‘Saya telah melakukan begini dan begini.’ Maka Iblis berkata, ‘Kamu belum melakukan apa-apa.’ Lalu salah seorang dari pasukannya datang lagi dan berkata, ‘Saya telah menjerumuskannya (seorang suami), hingga dia memisahkan isterinya (bercerai).’ Maka Iblis mendekatkan pasukan ini kepadanya, dan berkata, ‘Ya, itu baru bagus!’

A’masy berkata, “Saya melihatnya berkata, ‘Maka dia pun mengikutinya”. (Syarah Sahih Muslim 17/107)

Dalil tentang Hasutan Syaitan

Allah SWT telah berfirman:

“..Sesungguhnya Syaitan dan kaumnya melihat kamu dengan keadaan yang kamu tidak dapat melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan Syaitan-syaitan itu teman rapat bagi orang-orang yang tidak beriman.”

(Al-A’raaf, sebahagian ayat 27)

Allah SWT juga berfirman:

“Dan sesiapa yang tidak mengendahkan pengajaran (Al-Quran yang diturunkan oleh Allah) Yang maha Pemurah, Kami akan adakan baginya Syaitan (yang menghasut dan menyesatkannya), lalu menjadilah Syaitan itu temannya yang tidak renggang daripadanya . Dan sesungguhnya Syaitan-syaitan itu tetap menghalangi mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahawa mereka orang-orang yang mendapat hidayah petunjuk.” (Az-Zukhruf, ayat 36-37)

Hadith Rasulullah SAW juga ada disebutkan bagaimana Syaitan merasuki manusia.

Shafiyah binti Huyay RA berkata, Rasulullah SAW bersabda; “Sesungguhnya Syaitan berpindah pada diri manusia melalui urat darahnya.” (Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)

Yakinlah kita dengan dalil-dalilnya bahawa syaitan sememangnya wujud dan sentiasa tidak berputus asa untuk menyesatkan manusia. Maka kita seharusnya mengetahui bagaimana caranya untuk memagar diri daripada gangguannya.

Dalil Jin menyesatkan manusia

“Dan bahaawasanya ada di kalangan beberapa lelaki dari kalangan manusia meminta pelindungan daripada beberapa lelaki dari kalangan jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan..”

(Surah al-Jin : ayat 6)
http://murabbiy.com/?p=2496