Sabtu, 29 Januari 2011

Tiga Bulan Tidak Mampu Memandang Wajah Suaminya

ehm…kenapa ya akhir-akhir ini kok aku makin mecintai-nya? lirih seorang suami dalam akun facebooknya, dia sampai menulis :
ternyata, di balik sifat pendiammu, engkau begitu rajin mengurus rumah dan anak-anak kita, belum lagi, ternyata kian hari, masakanmu kian cocok dengan seleraku, gimana ya? kok jadi makin cinta neh…(isi hati seorang suami)
sedang asyik-asyiknya mengenang masa-masa indah bersama istri, sang suami yang juga ayah ini mendapat kiriman email dari seorang ustadz di kota-nya. Sebuah email yang berisi tentang hubungan suami istri yang begitu menjadi cobaan bagi keduanya, moga kita Allah jadikan pasangan suami istri yang sakinah ma waddad dan war rahmah.
Berikut kisahnya :Perkawinan itu telah berjalan empat (4) tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.
Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah.
Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.
Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.
Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.
Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.
Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.
Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama
Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.
Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya.
Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”. Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.
Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”. Sang istri pun bad rest di rumah sakit.
Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”. “Haah, pergi?”. Kata sang istri. “Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang suami.
Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.
Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.
Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.
Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.
Dan subhanallah …
Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.
Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.
Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.
Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.
Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.
(Diterjemahkan dari kisah yang dituturkan oleh teman tokoh cerita ini, yang kemudian ia tulis dalam email dan disebarkan kepada kawan-kawannya)

http://seorangayah.wordpress.com/2011/01/18/tiga-bulan-tidak-mampu-memandang-wajah-suami/

Minggu, 23 Januari 2011

Harta Rasulullah SAW

bismillahirrahmanirrahim

Semenjak Allah SWT mengangkat Rasulullah SAW menjadi Utusan-Nya, beliau tidak memiliki harta apapun karena seluruhnya dibelanjakan demi tegaknya Islam. Jika ada orang muslim yang tak punya pakaian mendatangi beliau, beliau biasa meminta bantuan Bilal, yang juga merupakan muadzin beliau, untuk meminjam sesuatu dari orang lain dan membelikan orang itu pakaian dan makanan.

Suatu saat, ada seorang dari kalangan musyrikin datang kepada Bilal. Orang itu mengetahui kebiasaan Rasulullah SAW. Ia berkata, “Wahai Bilal, aku bisa memberimu pinjaman. Karena itu pinjam saja padaku, tak usah kamu pinjam kepada orang lain.”Bilal pun menerima tawaran itu dengan senang hati. Sejak saat itu, Bilal pun terkadang meminjam pada orang itu.

Pada suatu hari, Bilal berwudhu lalu bergegas untuk mengumandangkan adzan, sementara orang musyrik itu sedang berdiri di tengah kerumunan pedagang. Ketika melihat Bilal, ia berseru, “Wahai Orang Habsyi!” Bilal menjawab, “Ya, ada apa?” Lalu ia berbicara dengan nada yang agak keras, “Tahukah kamu, berapa jarak antara kamu dan bulan depan?!” Bilal menjawab, “Sudah dekat.” Ia balik berkata lagi, “Sesungguhnya jarak antara kamu dan bulan depan adalah empat malam lagi. Pada saat itu aku akan menagih uang yang aku pinjamkan kepadamu. Karena sesungguhnya aku tidak pernah memberikan kamu sesuatu dikarenakan kemuliaanmu atau kemuliaan sahabatmu itu. Kalau kamu tak bisa membayar hutangmu itu, kamu harus menjadi budakku!” Lalu orang itu berlalu.

Bilal kemudian mengumandangkan adzan shalat. Ketika ia pulang shalat agak malam dan Nabi telah kembali ke rumahnya, Bilal meminta izin untuk bertemu beliau. Setelah diizinkan, Bilal bercerita pada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, demi bapak dan ibuku aku rela jadi penebusnya, sesungguhnya orang musyrik yang telah saya ceritakan kepada engkau, menjadikan saya jaminan dari pinjaman yang diberikannya. Dia berkata begini dan begitu. Sementara engkau dan saya tidak memiliki sesuatu yang dapat membebaskan saya darinya karena dia sangat tidak beradab. Oleh karena itu, izinkan saya mencari beberapa orang Islam untuk mencari pinjaman, sampai Allah menganugerahkan rizki kepada Rasul-Nya untuk menebus saya.”

Keesokan harinya, seseorang menghampiri Bilal, “Wahai Bilal, kamu dipanggil Rasulullah.”

Bilal lalu bergegas ke rumah Rasulullah SAW. Di rumah beliau, Bilal melihat empat ekor unta tunggangan penuh dengan barang bawaannya. Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada bilal, “Sesungguhnya Allah telah memberikan segalanya untuk membebaskan kamu.” Bilal sadar bahwa unta dan barang bawaannya itu adalah rizki tak disangka-sangka yang diturunkan Allah SWT pada Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW berkata lagi, “Maukah kamu membawa empat unta tersebut?” Bilal menjawab, “Tentu saja saya bersedia.”

Beliau berkata lagi, “Kamu berhak atas unta tersebut beserta semua barang bawaannya. Dan untuk kamu ketahui, bahwa barang yang dibawa olehnya adalah pakaian dan makanan. Semuanya saya berikan kepadamu. Sekarang pergilah dan bayarlah hutangmu.”

Lalu Bilal membawa unta tersebut dan membayar hutang-hutang Rasulullah SAW sampai tidak ada lagi hutang beliau yang tersisa. Akhirnya uang di tangannya tersisa dua dinar saja.

Ketika Bilal bergegas ke masjid saat matahari telah condong, Rasulullah tengah duduk sendirian di masjid. Ia lalu mengucap salam dan menghadap beliau. Beliau berkata kepada Bilal sambil tersenyum, “Apa yang telah kamu lakukan?”

Bilal menjawab, “Allah telah melunasi semua hutang Rasulullah sehingga tiada hutang lagi.”

Beliau bertanya lagi, “Adakah yang tersisa?” Bilal menjawab, “Ada wahai Rasulullah, yaitu dua dinar.”

Beliau berkata, “Secepatnya kamu bebaskan saya dari kedua dinar tersebut. Saya tidak ingin pulang sebelum kamu membebaskan saya dari kedua dinar tersebut.

Bilal dan Rasulullah SAW pun menunggu, tetapi tidak ada orang yang datang ke masjid. Mereka terus menunggu sampai menjelang waktu subuh. Ketika menjelang sore pada hari kedua, ada dua orang pengendara kuda datang. Bilal pergi menemuinya dan memberikan pakaian serta makanan. Setelah Rasulullah SAW selesai shalat, beliau memanggil Bilal, “Apa yang telah kamu lakukan?”

Bilal menjawab, “Allah telah membebaskan engkau dari barang-barang tersebut.”

Beliau lalu bertakbir mengagungkan Allah dan memuji-Nya.

Subhanallah. Rasulullah SAW sangat sedih jika pada saat meninggal dunia, masih ada harta tersisa di tangannya.

alhamdulillahirabbilalaminReferensi:

  1. http://theroadtomuhammad.blogspot.com
  2. http://nabimuhammad.info/2010/08/harta-rasulullah/
  3. Hadits Imam Al Baihaqi
http://cara-muhammad.com/kisah/harta-rasulullah/

Cinta Rasulullah SAW pada Istrinya

bismillahirrahmanirrahim

Rasulullah SAW sangat mencintai dan lembut pada istri-istrinya. Berikut adalah contoh sikap luar biasa beliau yang harus diteladani oleh setiap suami:

  1. Rasulullah SAW tidak pernah menyusahkan istrinya. Jika pakaiannya koyak, Rasulullah SAW menampalnya sendiri tanpa menyuruh isterinya.
  2. Rasulullah SAW selalu bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarganya. Contoh: Rasulullah SAW memerah sendiri susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.
  3. Rasulullah SAW tidak segan membantu istrinya di dapur. Contoh: Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap dimasak untuk dimakan, sambil tersenyum Rasulullah SAW menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur.
  4. Rasulullah SAW sering memanggil istrinya dengan panggilan mesra. Contoh: Aisyah r.a. dipanggil dengan panggilan Khumaira (yang kemerah-merahan) oleh beliau.
  5. Rasulullah SAW tidak pernah mendesak istrinya menyediakan makanan. Contoh: suatu ketika, Rasulullah SAW pulang pada waktu pagi. Beliau pasti sangat lapar saat itu. Tetapi dilihatnya tidak ada apapun untuk sarapan, bahkan yang mentah pun tidak ada karena Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar. Maka beliau bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.” Rasulullah SAW lantas berkata, “Jika begitu aku puasa saja hari ini.” tanpa sedikit pun tergambar raut kesal di muka beliau.
  6. Rasulullah SAW sangat marah ketika melihat seorang suami sedang memukul istrinya. Contoh: suatu saat beliau melihat seseorang memukul istrinya. Beliau menegur, “Mengapa engkau memukul istrimu?” Orang itu menjawab, “Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap bandel juga, jadi aku pukul dia.” Rasulullah SAW berkata lagi, “Aku tidak menanyakan alasanmu, aku bertanya mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu?”
  7. Rasulullah SAW tetap lembut dan santun kepada istri. Rasulullah selalu memperlakukan istrinya sangat istimewa sekalipun beliau adalah pemimpin umat Islam tertinggi, bahkan saat itu adalah pemimpin terbesar di dunia.

alhamdulillahirabbilalaminReferensi:

  1. http://uchihajaka.blogspot.com/2010/02/cara-rasulullah-melayani-istrinya.html
  2. Sayidatina ‘Aisyah menceritakan “Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga. Jika mendengar adzan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali sesudah selesai sembahyang.”
  3. Rasulullah SAW bersabda, “sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik, kasih dan lemah lembut terhadap isterinya.”
http://cara-muhammad.com/karakter/cinta-rasulullah-saw-pada-istri/

Tips Bagun Tahajjud

bismillahirrahmanirrahim

Sholat sunnah Tahajjud adalah ibadah yang istimewa. Berbagai keistimewaan dan manfaatnya sangat menakjubkan. Mulai dari ketenangan batin hingga penyembuhan banyak penyakit lahiriah. Tidak sedikit diantara kita yang ingin melakukannya. Namun, terkadang sulit sekali untuk melaksanakannya. Berikut adalah tips yang diangkat dari Sunnah dan berbagai sumber praktis:

  1. Biasakan tidur di awal waktu, jangan bergadang untuk hal-hal yang tidak penting.
  2. Bersungguh-sungguh mengamalkan Cara Tidur Rasulullah SAW
  3. Usahakan tidak tidur dalam keadaan berhadats besar, agar tidak malas ketika bangun malam. Jika berhadats, lakukan mandi wajib terlebih dahulu
  4. Janganlah paranoid dan menganggap bahwa bangun di sepertiga malam untuk melakukan sholat tahajud itu sebagai pekerjaan yang berat karena akan berpengaruh pada niat dan kekuatan itu untuk merealisasikannya
  5. Senantiasa menjaga keikhlasan ketika berniat untuk bangun malam dan melakukan sholat tahjud. Dengan niat yang ikhlas, insya Allah akan meringankan pekerjaan yang semula tampak berat.
  6. Cobalah untuk mengenali dan menyesuaikan waktu tidur masing-masing. Bila kita telah tahu berapakah standar waktu tidur kita masing-masing, maka kita akan dapat menentukan jam berapakah kita harus mulai tidur, sehingga kita akan bangun tepat di sepertiga malam. Jika memang ada tugas yang harus diselesaikan dan dibawa pada hari esok, lebih baik dikerjakan selepas melaksanakan sholat tahajud, jangan dikerjakan pada waktu malam (sebelum tidur) yang memakan waktu hingga larut malam dan akhirnya akan membuat kita tidak dapat bangun di sepertiga malam (kesiangan)
  7. Jika memang memungkinkan, usahakan melakukan tidur siang sebentar. Dengan tidur siang, insya Allah akan membuat kita lebih kuat untuk bangun di sepertiga malam dan melakukan sholat sunnah tahajud
  8. Jangan lupa untuk senantiasa memasang alarm, dan letakkan alarm tersebut di tempat yang jauh dari jangkauan tangan namun tetap dapat terdengar dengan jelas (keras) oleh telinga. Dengan demikian, mau atau tidak mau kita akan bangkit dari tempat tidur untuk mematikannya manakala alarm tersebut berbunyi.
  9. Anda juga dapat menggunakan program tahajud missedcall dengan teman-teman anda. Buatlah jadwal berkelanjutan yang telah disepakati bersama untuk mengatur siapa-siapa yang mendapatkan jatah untuk membangunkan
  10. Programlah aktivitas siang hari anda dengan seefisien dan seefektif mungkin, sehingga anda tidak terlalu kelelahan untuk bangun di sepertiga malam untuk melakukan sholat tahajud. Hindari kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu penting, yang akan menguras stamina anda.
  11. Tanamkanlah kesadaran bahwa anda memiliki kebutuhan jasmani dan ruhani yang harus anda penuhi keduanya dengan seimbang, tidak berat sebelah.
  12. Motivasi diri anda untuk bangun malam dengan cara mempelajari dan mengingat betapa besar keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalam sholat tahajud.
  13. Tanamkan rasa rindu untuk senantiasa bermunajat dan berkhalwat dengan Allah SWT.
  14. Hindari maksiat, karena maksiat adalah sumber lemahnya kadar iman dan ibadah kita kepada Allah SWT.
  15. Janganlah makan malam terlampau kenyang, karena perut yang kenyang akan memberikan efek mengantuk dan malas.
  16. Jika anda telah berkeluarga, anda dapat membuat kesepakatan dengan anak dan isteri berupa program sholat tahajud berjamaah, misalnya setiap tiga kali dalam sepekan keluarga wajib melakukan sholat tahajud secara berjamaah.
  17. Jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan memohon kepada Allah swt agar diberikan kemudahan untuk bangun malam dan melakukan sholat tahajud dengan ikhlas dan khusyuk.
  18. Untuk memantapkan kedisiplinan diri, anda pun dapat melakukan program “self-punishment” bagi diri anda sendiri, manakala kesiangan atau lupa tidak melaksanakan sholat tahajud. Tentunya, “self-punishment” ini haruslah bersifat mendidik dan tidak terlalu keras. Ketika lupa atau kesiangan sehingga tidak melakukan sholat tahajud, maka anda dapat menghukum diri anda misalnya harus membaca Al Quran sebanyak 2 juz di hari esoknya. 2 juz tersebut dapat anda baca per lima lembar setiap setelah melakukan sholat fardhu.

Jazakallah bagi penulis awal tips ini (yang hingga saat ini, penulis belum tahu siapa orangnya), semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah bagi siapapun Anda dan bagi yang menyebarkannya. Mudah-mudahan dengan tips-tips ini, kita semua dapat melakukan sholat Tahajjud dengan rutin dan mendapatkan hikmahnya yang besar. Amin.

alhamdulillahirabbilalamin

Referensi:

  1. “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al Muzzamil:1-4)
  2. Dari Jabir ra, ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)
  3. Dari Abdullah bin Salam, Rasulullah saw bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan sholat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Imam Tirmidzi)
  4. Rasulullah saw telah bersabda yang artinya, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)
  5. Dari Sahal bin Sa’ad ra., ia berkata, “Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah saw lalu berkata, ‘Wahai Muhamad, hiduplah sebebas-bebasnya, akhirnya pun kamu akan mati. Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau, pasti kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan shalat malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain.’”
  6. Rasululah saw bersabda, “Seluruh manusia dikumpulkan di tanah lapang pada hari kiamat. Tiba-tiba ada panggilan dikumandangkan dimana orang yang meninggalkan tempat tidurnya, maka berdirilah mereka jumlahnya sangat sedikit, lalu masuk surga tanpa hisab. Baru kemudiaan seluruh manusia diperintah untuk diperiksa.”
  7. Sufyan Ats-Tsauri telah menuturkan pengalamannya, “Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.”.
  8. Rasulullah saw telah bersabda di dalam haditsnya yang artinya,“Sesungguhnya amal perbuatan itu harus dengan niat, dan setiap orang itu tergantung pada niatnya.” (Muttafaq Alaih)
  9. http://topexs-joz.blogspot.com/2010/08/keutamaan-dan-tips-mempermudah-sholat.html
  10. http://www.facebook.com/notes/terapi-penyembuhan-melalui-sholat-tahajud/tips-mudah-shalat-tahajjud/273609489449
  11. http://aqidahwalfiraq.wordpress.com/2010/04/22/menggapai-manisnya-qiyaamullail/
http://cara-muhammad.com/tips/tips-bangun-tahajjud/

Cara Hidup Sehat Rasulullah SAW

bismillahirrahmanirrahim

Banyak riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW hanya pernah 2 kali sakit sepanjang 63 tahun hidupnya. Padahal saat itu, kondisi alam jazirah Arab sangat keras, ditambah lagi dengan aktivitas dakwah beliau yang sangat tinggi, dan banyaknya peperangan fisik yang dijalani. Daya tahan fisik dan mental beliau luar biasa. Ingin tahu apa tips beliau agar tetap sehat dan bugar. Berikut adalah tips dan hikmah penjelasannya:

  1. Selektif terhadap makanan. Simak Cara Makan Rasulullah SAW. Makanan tersebut harus memenuhi syarat halal dan thayyib (baik). Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal barangnya, sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi.
  2. Konsisten dan selektif pada minuman dan cara meminumnya. Simak Cara Minum Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sangat menyukai madu yang dicampur dengan air. Simak hikmah madu
  3. Makan dengan tenang, tumaninah (konsentrasi & tertib), tidak tergesa-gesa, dan dalam tempo sedang. Secara ilmiah pun hal ini sudah dibuktikan, simak hikmah makan dengan tenang
  4. Cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur sekadar yang dibutuhkan. Simak hikmah tidur dibawah 8 jam
  5. Tidurlah dengan cara yang benar. Simak Cara Tidur Rasulullah SAW dan hikmah tidur berbaring miring
  6. Konsisten melakukan shaum sunnah. Beberapa shaum sunnah yang beliau anjurkan diantaranya adalah shaum Senin Kamis, ayyamul bith, shaum Daud, shaum enam hari di bulan Syawal, dsb. Secara ilmiah, shaum juga terbukti sangat bermanfaat. Simak hikmah shaum
  7. Selain tips fisik di atas, Rasulullah SAW juga sangat mantap dalam ibadah ritualnya, khususnya sholat, sehingga beliau pun memiliki keterampilan yang tinggi dalam mengelola emosi, pikiran dan hati. Penelitian-penelitian terkini dalam bidang kesehatan membuktikan bahwa kemampuan dalam mengelola hati, pikiran dan perasaan, serta ketersambungan yang intens dengan Allah SWT akan menentukan kualitas kesehatan seseorang, jasmani maupun rohani.

Bagi para pembaca yang ingin mendalami lebih jauh, bisa membaca buku Jejak Sejarah Kedokteran Islam, karya Dr Jafar Khadem Yamani yang mengungkapkan lebih dari 25 pola hidup Rasul berkait masalah kesehatan, sebagian besar bersifat pencegahan. Di antaranya cara bersuci (seperti berwudhu, mandi wajib, mandi sunnah), cara memanjakan mata, keutamaan berkhitan, keutamaan senyum, dsb.

Ingatlah selalu bahwa mencegah sakit selalu lebih baik daripada mengobati penyakit, dan menjaga diri tetap sehat lebih baik dari sekedar mencegah sakit :-)

alhamdulillahirabbilalamin

Referensi:

  1. http://arsipsiroh.wordpress.com/2009/10/26/hidup-sehat-cara-rasulullah/
  2. Rasulullah SAW bersabda, “Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan.” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
  3. Rasul bersabda,” Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran”(HR. Ibnu Majah dan Hakim).
http://cara-muhammad.com/perilaku/cara-hidup-sehat-rasulullah-saw/

Cara Bertamu Rasulullah SAW

bismillahirrahmanirrahim

Saling berkunjung dan bertamu adalah hal yang biasa terjadi. Bertamu bisa dilakukan kepada siapa saja, baik kepada sanak famili, tetangga, rekan kerja, teman sebaya bahkan kepada orang yang belum kita kenal. Namun, banyak di antara kita yang melupakan atau belum mengetahui adab-adab dalam bertamu, dimana syari’at Islam yang lengkap telah memiliki tuntunan tersendiri dalam hal ini. Alangkah baiknya jika kita mencontoh Rasulullah SAW, sebagaimana teladannya dalam bertamu sebagai berikut:

  1. Mintalah izin untuk masuk rumah (bertamu) maksimal 3x. Jika kita ingin masuk ke rumah seseorang, maka mintalah izin paling banyak 3x. Jika setelah meminta izin 3x, masih juga tidak diperbolehkan masuk, maka kita harus undur diri (pulang).
  2. Ucapkan salam ketika meminta izin masuk. Terkadang kita bertamu dengan memanggil-manggil nama orang yang hendak kita temui bahkan terkadang menggunakan sebutan yang kurang sopan. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ucapan salam (Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh) adalah yang terbaik ketika meminta izin masuk.
  3. Ketuklah pintu rumah dengan cara yang baik dan tidak mengganggu. Ketuklah pintu rumah dengan cara tanpa berlebihan, baik dalam suara maupun cara mengetuknya. Dalam salah satu hadits, diceritakan bahwa di masa Rasulullah SAW, para sahabat mengetuk pintu dengan kuku jari tangan.
  4. Ambillah posisi berdiri dengan tidak menghadap pintu masuk. Sebaiknya posisi berdiri tamu tidak persis di depan pintu dengan menghadap ke ruangan. Sikap ini untuk menghormati pemilik rumah dalam mempersiapkan dirinya ketika menerima tamu. Ambillah posisi menghadap ke samping sambil mengucap salam. Dengan posisi tersebut, ketika pintu terbuka, apa yang ada di dalam rumah tidak langsung terlihat oleh tamu sebelum diizinkan oleh pemilik rumah.
  5. Jangan mengintip ke dalam rumah. Terkadang kita berusaha mengintip ke dalam rumah ketika penasaran apa ada orang di dalam rumah. Padahal Rasulullah SAW sangat membenci sikap seperti ini karena tidak menghormati pemilik rumah.
  6. Pulanglah jika kita disuruh pulang. Jika kita diminta pulang oleh pemilik rumah, maka kita harus segera mematuhinya tanpa merasa tersinggung karena hal tersebut adalah hak si pemilik rumah.
  7. Jawablah dengan nama jelas jika pemilik rumah bertanya “Siapa?”. Ketika pemilik rumah menanyakan nama kita, jawablah dengan nama kita secara jelas, jangan hanya “saya” atau “aku” saja.

Semoga hal-hal yang nampak sederhana, namun penting di atas dapat kita teladani dengan baik. Amin.

alhamdulillahirabbilalaminReferensi:

  1. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS. An-Nuur [24]: 27)
  2. “Jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nuur [24]: 28)
  3. Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiallahu’anhu, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!’” (HR. Bukhari dan Muslim)
  4. Dari Kildah ibn al-Hambal radhiallahu’anhu, ia berkata,“Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucap salam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Keluar dan ulangi lagi dengan mengucapkan ‘assalamu’alaikum’, boleh aku masuk?’” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi berkata: Hadits Hasan)
  5. “Sesungguhnya disyari’atkan minta izin adalah karena untuk menjaga pandangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  6. Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu: “Kami di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetuk pintu dengan kuku-kuku.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod bab Mengetuk Pintu)
  7. “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan assalamu’alaikum… assalamu’alaikum…” (HR. Abu Dawud, shohih)
  8. “Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu.” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan)
  9. “Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian kamar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang ntuk menusuk orang itu.” (HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan)
  10. “Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku mengetuk pintu, lalu beliau bertanya, ‘Siapa?’ Maka Aku menjawab, ‘Saya.’ Lalu beliau bertanya, ‘Saya, saya?’ Sepertinya beliau tidak suka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  11. Majalah Al Furqon edisi 2 Tahun II 1423 H, Terjemah Riyadush Shalihin, takhrij Syaikh M. Nashiruddin Al Albani jilid 2. Imam Nawawi. Cetakan Duta Ilmu. 2003
  12. http://muslimah.or.id/akhlaq/bertamu-dengan-cara-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html
http://cara-muhammad.com/perilaku/cara-bertamu-rasulullah-saw/

cara berpakaian Rasulullah SAW

bismillahirrahmanirrahim

Pakaian adalah kebutuhan hidup sekaligus cermin perilaku kita. Pakaian yang baik adalah pakaian yang diridhoi oleh Allah SWT. Berikut adalah pesan Rasulullah SAW dalam memilih pakaian yang baik:

  1. Pakaian yang dikenakan bersih, longgar (tidak ketat), tidak tembus pandang, dan menutupi aurat;
  2. Tinggalkan pakaian yang mewah walaupun kita mampu membelinya. Utamakan sikap tawadhu (rendah hati);
  3. Rasulullah SAW suka memakai gamis dan kain hibarah (pakaian bercorak yang terbuat dari bahan katun);
  4. Untuk laki-laki, Rasulullah SAW melarang menggunakan pakaian berbahan sutera dan emas;
  5. Jangan menggunakan pakaian yang terlalu panjang, apalagi hingga harus diseret (terkena lantai). Untuk laki-laki, Rasulullah SAW melarang pakaian yang menutupi mata kaki untuk laki-laki karena kesombongan;
  6. Untuk perempuan muslimah, panjangnya hingga menutupi telapak kaki, dan kerudungnya menutupi kepala, leher, dan dada;
  7. Untuk lelaki tidak berpakaian seperti perempuan, demikian juga sebaliknya;
  8. Tidak memakai pakaian yang bertambal atau yang lusuh, karena menurut Rasulullah, Allah senang melihat jejak nikmat Nya pada hamba-Nya;

  9. Mengutamakan pakaian yang berwarna putih, karena Rasulullah juga menyukai warna itu.

Dalam tata cara berpakaian secara umum, ada beberapa hal yang dicontohkan Rasulullah SAW:

  1. Berdo’alah ketika akan berpakaian. Salah satu contohnya adalah: “Alhamdulillahil ladzii kasaanii hadzat tauba warozaqqoniihi min ghoiri haulin minna walaa quwwah“, yang artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pakaian ini kepadaku sebagai rizki daripada-Nya tanta daya dan kekuatan dari-ku”;
  2. Berdo’alah ketika akan mengenakan pakaian baru. Doa yang dianjurkan adalah: “Allahumma laka al hamdu anta kasautani hi. As’aluka khairahu wa khaira ma suni’a lahu, wa a’u dzu bika min syarrihi wa syarri ma suni’a lahu“, yang artinya: “Ya Allah bagi Mu segala puji, Engkau telah me¬makaikan pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada Mu kebaikannya dan kebaikan akibatnya. Aku berlindung pula kepada Mu dari kejahatannya dan kejahatan akibatnya”;
  3. Disunahkan memakai pakaian dari sebelah kanan terlebih dahulu;
  4. Berpakaianlah dengan rapi dan indah disesuaikan dengan tempat, tanpa berlebihan dan tidak dipaksakan;

  5. Disunahkan melepaskan pakaian dari sebelah kiri terlebih dahulu.

alhamdulillahirabbilalaminReferensi:

  1. Mu’adz bin Anas Radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Siapa yang menanggalkan pakaian yang mewah karena tawadlu’ kepada Allah padahal ia dapat membelinya, Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di muka sekalian manusia untuk disuruh memilih sendiri pakaian iman yang mana yang ia kehendaki untuk dipakainya.” (HR. Tirmidzi)
  2. Hadis riwayat Barra’ bin Azib ra., ia berkata:Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk melaksanakan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara. Beliau memerintahkan kami menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang bersin (mengucap yarhamukallah), melaksanakan sumpah dengan benar, menolong orang yang teraniaya, memenuhi undangan dan menyebarkan salam. Beliau melarang kami dari cincin atau bercincin emas, minum dengan wadah dari perak, hamparan sutera, pakaian buatan Qas (terbuat dari sutera) serta mengenakan pakaian sutera baik yang tebal dan tipis. (Shahih Muslim No.3848)
  3. Hadis riwayat Hudzaifah bin Yaman ra.: Bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian minum dalam wadah emas dan perak dan jangan mengenakan pakaian sutera sebab pakaian sutera itu untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia dan untuk kalian di akhirat pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.3849)
  4. Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata: Dihadiahkan kepada Rasulullah saw. kain sutera bergaris. Rasulullah saw. mengirimkannya kepadaku maka aku pun memakainya. Tetapi aku melihat kemarahan di wajah beliau. Beliau bersabda: Sungguh, aku mengirimkan pakaian itu kepadamu bukannya untuk engkau pakai tetapi aku mengirimkannya agar engkau memotong-motongnya menjadi kerudung buat para wanita. (Shahih Muslim No.3862)
  5. Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Dari Qatadah ia berkata: Kami bertanya kepada Anas bin Malik: Pakaian apakah yang paling disukai dan dikagumi Rasulullah saw.? Anas bin Malik ra. menjawab: Kain hibarah (pakaian bercorak terbuat dari kain katun). (Shahih Muslim No.3877)
  6. Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak akan memandang orang yang menyeretkan pakaiannya dengan sombong. (Shahih Muslim No.3887)
  7. Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Ia melihat seorang lelaki menyeret kainnya, ia menghentakkan kakinya ke bumi, lelaki itu adalah pangeran (penguasa) Bahrain. Ia berkata: Pangeran datang, pangeran datang! Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak akan memandang orang yang menyeretkan kainnya dengan kecongkakan. (Shahih Muslim No.3893)
  8. Doa berpakaian diatas diambil dari hadits riwayat seluruh penyusun kitab sunan, kecuali Nasa’i, lihat Irwaa’ul Ghalil 4/47
  9. Rasulullah SAW bersabda, ” Sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutera) haram atas lelaki ummatku. (H.R.Abu Daud)”
  10. Rasulullah bersabda: Allah melaknati lelaki yang memakai pakaian perempuan, dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki. (H.R. Bukhari)

  11. Doa yang dianjurkan adalah: “Allahumma laka al hamdu anta kasautani hi. As’aluka khairahu wa khaira ma suni’a lahu, wa a’u dzu bika min syarrihi wa syarri ma suni’a lahu”, yang artinya: “Ya Allah bagi Mu segala puji, Engkau telah me¬makaikan pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada Mu kebaikannya dan kebaikan akibatnya. Aku berlindung pula kepada Mu dari kejahatannya dan kejahatan akibatnya”.
http://cara-muhammad.com/perilaku/cara-berpakaian-rasulullah-saw/

Cara Tidur Rasullullah SAW

bismillahirrahmanirrahim

Tidur adalah salah satu kebutuhan terpenting bagi tubuh dan jiwa kita, sekaligus merupakan nikmat dari Allah SWT yang tidak ternilai. Sayangnya tidak semua orang mengerti bagaimana cara tidur yang berkualitas tinggi seperti halnya Rasulullah Muhammad SAW. Berikut ini adalah tips singkat mengenai bagaimana cara beliau ketika akan tidur dan ketika bangun tidur, semoga bisa kita ikuti :)

Ketika akan tidur:

  1. Berwudhu-lah seperti wudhu ketika akan sholat;
  2. Bacalah do’a sebelum tidur. Pilihlah salah satu dari contoh doa Rasulullah SAW di bawah ini:
    1. Bismika Allahumma Amut wa Ahyaa“, yang artinya: “Dengan nama-Mu ya Allah aku mati dan hidup”;
    2. Robbi qinii ‘adzaabaka yawma tab’atsu ‘ibaadaka“, yang artinya: “Ya Robbi, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu”;
    3. Alloohumma bismika amuutu wa ahyaa“, yang artinya: “Ya Allah, dengan Asma-Mu aku mati dan aku hidup”;
    4. Allahumma aslamtu nafsii ilaika wawajjahtu wajhi ilaika wafawwadhtu amrii ilaika wa alja’tu zhahrii ilaika raghbatan warahbatan ilaika laa malja-a walaa manja-a minka illaa ilaika. Aamantu bikitaabikalladzii anzalta wanabiyyikal ladzii arsalta“, yang artinya: “Wahai Allah, saya menyerahkan diriku kepada-Mu, menghadapkan mukaku kepada-Mu, menyerahkan semua urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harapan dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dari nabi yang Engkau utus”.
  3. Bacalah surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas dalam posisi berbaring. Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah membaca ketiga surat tersebut setelah mengumpulkan kedua telapak tangannya dan meniupnya. Kemudian setelah selesai membaca, beliau mengusapkan kedua tangannya 3x ke seluruh badan yang mampu diusap, dengan dimulai dari kepala, muka, dan bagian depan badannya;
  4. Berbaringlah dengan memiringkan tubuh ke arah kanan;
  5. Letakkan tangan kanan di bawah pipi sebelah kanan;
  6. Dan tidurlah dengan tenang dan damai :)

Ketika bangun tidur:

  1. Berdoalah dengan doa yang beliau ajarkan ini: “Alhamdu lillaahil-lladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin-nusyuur“, yang artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami mati, dan kepada-Nya kami kembali”;
  2. Usaplah bekas tidur dari wajah dengan tangan;
  3. Hiruplah air ke dalam hidung lalu keluarkan (semburkan) kembali. Ini disebut beristinsyaq dan beristintsaar;
  4. Sikat gigi (bersiwak);

Hal lain yang penting tentang cara tidur beliau:

  1. Tidurlah di awal malam setelah sholat Isya
  2. Jangan pernah tidur dalam posisi tengkurap (perut ada di bawah)

Nah, mudah kan? Silahkan dipraktekkan :)
alhamdulillahirabbilalamin

Referensi:

  1. “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)
  2. Dari al-Barra` bin Azib, Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda, “Apabila kamu hendak tidur,maka berwudhulah (dengan sempurna) seperti kamu berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas sisi tubuhmu yang kanan”.
  3. Al-Bara’ bin ‘Azib ra. berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Muhammad saw bila berbaring di tempat tidurnya, beliau letakkan telapak tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, seraya berdoa: Robbi qinii ‘adzaabaka yawma tab’atsu ‘ibaadaka (Ya Robbi, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu).” (HR. At Tarmidzi)
  4. Hudzaifah ra. berkata: “Bila Rasulullah Muhammad saw berbaring di tempat tidurnya, maka beliau berdoa: Alloohumma bismika amuutu wa ahyaa (Ya Allah, dengan Asma-Mu aku mat dan aku hidup). Dan jika bangun dari tidurnya beliau berdoa: Alhamdu lillaahil-lladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin-nusyuur (Segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan daku kembali setelah mematikan daku, dan kepada-Nya tempat kembali).” (HR. At Tarmidzi)
  5. Dari Al Barra’ bin Azib ra berkata, “Apabila Rasulullah saw berada pada tempat tidurnya dan akan tidur maka beliau miring ke sebelah kanan, kemudian membaca: “Allahumma aslamtu nafsii ilaika wawajjahtu wajhi ilaika wafawwadhtu amrii ilaika wa alja’tu zhahrii ilaika raghbatan warahbatan ilaika laa malja-a walaa manja-a minka illaa ilaika. Aamantu bikitaabikalladzii anzalta wanabiyyikal ladzii arsalta (Wahai Allah, saya menyerahkan diriku kepada-Mu, menghadapkan mukaku kepada-Mu, menyerahkan semua urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harapan dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dari nabi yang Engkau utus.” (HR. Bukhari)
  6. “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
  7. Dari al-Barra` bin Azib, Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda, “Apabila kamu hendak tidur,maka berwudhulah (dengan sempurna) seperti kamu berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas sisi tubuhmu yang kanan”.
  8. “Rasulullah Muhammad saw apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)
  9. Aisyah ra. berkata: “Bila Rasulullah Muhammad saw berbaring di tempat tidurnya, beliau kumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dan dibaca pada keduanya surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas. Kemudian disapunya seluruh badan yang dapat disapunya dengan kedua tangannya. Beliau mulai dari kepalanya, mukanya dan bagian depan dari badannya. Beliau lakukan hal ini sebanyak tiga kali.” (HR. At Tarmidzi)
  10. “Beliau saw tidur di awal malam dan menghidupkan akhir malam.” (Mutafaq ‘Alaih)
  11. “Bahwasanya Rasulullah Muhammad saw membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” (Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235))
  12. “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)
  13. “Maka bangunlah Rasulullah Muhammad saw dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” (HR. Muslim No. 763 (182)
  14. “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238)
  15. “Apabila Rasulullah Muhammad saw bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255)
http://cara-muhammad.com/perilaku/cara-tidur/

Cara Bersiwak Rasullullah SAW

bismillahirrahmanirrahim

Ilustrasi gambar:
Salvadora Persica

Salvadora Persica

Siwak













Apa itu siwak? Siwak (atau disebut juga miswak) merupakan kayu dari ranting pohon Aarak atau Peelu, yang lazim terdapat di jazirah Arab. Nama latinnya: Salvadora Persica. Siwak inilah yang biasa digunakan sebagai sikat gigi sekaligus pasta gigi yang terkenal di jazirah Arab.

Keutamaan bersiwak sangat banyak. Bahkan penelitian-penelitian modern menemukan bahwa siwak lebih baik dan alami ketimbang sikat dan pasta gigi yang sekarang beredar luas.Rasulullah SAW pun sangat menyukai bersiwak (menyikat gigi dengan siwak).

Cara Rasulullah SAW bersiwak adalah sebagai berikut:

  1. Berdoa sebelum bersiwak. Salah satu do’a yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah: “Allahumma thahhir bissiwaak Asnaaniy, wa qawwiy bihi Litsaatsiy, wa afshih bihi lisaniy“, yang artinya “Wahai Allah sucikanlah gigi dan mulutku dg siwak, dan kuatkanlah Gusi gusiku, dan fashih kan lah lidahku”;
  2. Memegang siwak dengan tangan kanan atau tangan kiri (ada perbedaan pendapat tentang hal ini) dan meletakkan jari kelingking dan ibu jari dibawah siwak, sedangkan jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk diletakkan di atas siwak.
  3. Bersiwak dimulai dari jajaran gigi atas-tengah, lalu atas-kanan, lalu bawah-kanan, lalu bawah-tengah, lalu atas-tengah, lalu atas-kiri, lalu bawah-kiri. Jadi seperti angka 8 yang ditulis rebah :-)
  4. Langkah ke-3 di atas dilakukan 3x putaran;
  5. Selesai bersiwak, mengucapkan hamdalah, “Alhamdulillah“.

Kapan saja bersiwak? Rasulullah mencontohkan waktu-waktu utama bersiwak adalah sebagai berikut;

  1. Hendak berwudhu dan sholat;
  2. Ketika akan memasuki rumah;
  3. Ketika bangun tidur. Baca: Cara Tidur Rasulullah SAW;
  4. Ketika sedang berpuasa (shaum);
  5. Ketika hendak membaca Al-Qur’an.

Beberapa hal lain yang pernah Rasulullah SAW contohkan tentang bersiwak:

  1. Cucilah siwak sebelum menggunakan dengan air bersih;
  2. Sebelum digunakan, sebaiknya siwak diperbaiki/diperbagus terlebih dahulu;
  3. Boleh menggunakan siwak orang lain setelah dibersihkan;
  4. Bersungguh-sungguhlah ketika bersiwak;
  5. Boleh bersiwak di hadapan orang lain (tidak harus sembunyi-sembunyi).

Wallahu’alam bissahawab.

alhamdulillahirabbilalaminReferensi:

  1. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) bersabda, “Siwak merupakan kebersihan bagi mulut sekaligus keridhaan bagi Rabb.” (Riwayat Ahmad)
  2. Sabda Nabi, “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku, tentulah kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudhu. (Riwayat Bukhari dan Muslim). Dalam redaksi lain, Nabi mengucapkan, “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku tentulah kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan shalat.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
  3. Diriwayatkan dari Syuraih bin Hani, ia berkata: “Aku bertanya kepada Aisyah, ‘Apa yang dilakukan pertama kali oleh Rasulullah jika memasuki rumahnya?” Aisyah menjawab, “Bersiwak”. (Riwayat Muslim).
  4. Nabi Muhammad SAW mencontohkan bersiwak setiap kali bangun tidur, termasuk saat bangun malam. (Riwayat Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah).
  5. Aisyah menyebutkan, “Rasulullah tak tidur pada malam atau siang hari lalu beliau bangun kecuali bersiwak terlebih dahulu sebelum wudhu.” (Riwayat Abu Daud).
  6. Dari Amir bin Rubaiah, ia berkata: “Aku melihat Rasulullah bersiwak (berulang kali hingga aku tidak bisa menghitungnya), padahal beliau sedang berpuasa.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi).
  7. Dari Ali ibn Thalib Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah memerintahkan kami bersiwak: ‘Sesungguhnya seorang hamba jika berdiri menunaikan shalat, malaikat lalu mendatanginya, berdiri di belakangnya mendengar bacaan al-Qur`an dan mendekat. Malaikat terus mendengar dan mendekat sampai ia meletakkan mulutnya di atas mulut hamba tersebut, hingga tidaklah dia membaca satu ayat pun kecuali malaikat berada di rongganya.” (Riwayat Baihaqi)
  8. Aisyah radhiyallahu ‘anha mengabarkan,”Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersiwak lalu memberiku siwak tersebut utk kucuci. Lalu aku menggunakan utk bersiwak kemudian mencuci setelah menyerahkan kepada beliau.”
  9. Musa Al-Asy‘ari radhiyallahu ‘anhu menceritakan:“Aku pernah mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika itu beliau sedang bersiwak dgn siwak basah. Ujung siwak itu di atas lidah beliau dan beliau mengatakan “o’ o’″ sedangkan siwak di dlm mulut beliau seakan-akan beliau hendak muntah.”
http://cara-muhammad.com/perilaku/cara-bersiwak-rasulullah-saw/

waktu utama untuk bersiwak

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.

Siwak adalah nama untuk sebuah kayu yang digunakan untuk menggosok gigi. Atau jika ditinjau dari perbuatannya, siwak adalah menggosok/membersihkan gigi dengan kayu atau sejenisnya untuk menghilangkan kuning dan kotoran gigi, dan juga untuk membersihkan mulut. (Lihat Taisirul ‘Alam, 35)

Sayid Sabiq rahimahullah mengatakan, ”Lebih baik lagi jika yang digunakan untuk menyikat gigi adalah kayu arak yang berasal dari negeri Hijaz, karena di antara khasiatnya yaitu : menguatkan gusi, menghindarkan sakit gigi, memudahkan pencernaan, dan melancarkan buang air kecil. Walaupun demikian, sunnah ini bisa didapatkan dengan segala sesuatu yang dapat menghilangkan kuning gigi dan membersihkan mulut, seperti sikat gigi, dan semacamnya.” (Fiqh Sunnah, I/45). Dan pendapat ini juga dipilih oleh penyusun Shohih Fiqh Sunnah. Wallahu a’lam.

Hukum Bersiwak

Bersiwak hukumnya sunnah (dianjurkan) pada setiap saat, sebagaimana hadits dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ

Bersiwak itu akan membuat mulut bersih dan diridhoi oleh Allah.” (Shohih, HR. An Nasa’i, Ahmad, dll)

Waktu Utama untuk Bersiwak

Pertama: Ketika berwudhu

Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوءٍ

Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka bersiwak setiap kali berwudhu.” (HR. Bukhari)

Kedua: Ketika hendak shalat

Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ

Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka bersiwak setiap hendak menunaikan shalat.” (HR. Bukhari)

Ketiga: Ketika membaca Al Qur’an

Dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu berkata: Kami diperintahkan (oleh Rasulullah) untuk bersiwak dan beliau bersabda,

إن العبد إذا قام يصلي أتاه الملك فقام خلفه يستمع القرآن ويدنو فلا يزال يستمع ويدنو حتى يضع فاه على فيه فلا يقرأ آية إلا كانت في جوف الملك

”Sesungguhnya seorang hamba ketika hendak mendirikan shalat datanglah malaikat padanya. Kemudian malaikat itu berdiri di belakangnya, mendengarkan bacaan Al-Qu’rannya, dan semakin mendekat padanya. Tidaklah dia berhenti dan mendekat sampai dia meletakkan mulutnya pada mulut hamba tadi. Tidaklah hamba tersebut membaca suatu ayat kecuali ayat tersebut masuk ke perut malaikat itu.” (HR. Baihaqi, shohih lighoirihi)

Keempat: Ketika memasuki rumah

Dari Al Miqdam bin Syuraih dari ayahnya, dia berkata,

سَأَلْتُ عَائِشَةَ قُلْتُ بِأَىِّ شَىْءٍ كَانَ يَبْدَأُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ قَالَتْ بِالسِّوَاكِ.

Aku bertanya pada Aisyah, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan ketika mulai memasuki rumah beliau?” Aisyah menjawab, “Bersiwak.” (HR. Muslim)

Kelima: Ketika bangun untuk shalat malam

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa apabila hendak shalat malam (tahajjud), beliau membersihkan mulutnya dengan siwak.” (Muttafaqun ‘alaihi, HR. Bukhari dan Muslim)

Cara Bersiwak

Cara bersiwak adalah dengan menggosokkan siwak di atas gigi dan gusinya. Di mulai dari sisi sebelah kanan dan sisi sebelah kiri. Dan memegang siwak dengan tangan kanan. (Lihat Al Mulakhos Al Fiqhiyyah)

Bolehnya Bersiwak Ketika Berpuasa Baik Pagi Maupun Sore Hari

Hal ini dikatakan oleh Sayyid Sabiq, tetapi beliau membawakan hadits yang lemah sebagaimana yang dinilai oleh Syaikh Al Albani dalam Tamamul Minnah. Namun demikian, orang yang berpuasa boleh bersiwak baik ketika pagi dan sore hari karena hukum asal seseorang tidak dibebani suatu kewajiban. Seandainya bersiwak tidak diperbolehkan, tentu Allah dan Rasul-Nya telah menjelaskannya.

وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا

Dan Tuhanmu tidaklah lupa.” (Maryam : 64) (Lihat Tamamul Minnah dan Al Wajiz fii fiqh Sunnah wal Kitab Al ‘Aziz)

Para pakar fiqih telah bersepakat tentang bolehnya bersiwak untuk orang yang berpuasa kecuali Syafi’iyah dan Hanabilah di mana mereka menganjurkan untuk meninggalkan bersiwak setelah waktu zawal (waktu matahari tergelincir ke barat). (Lihat Shohih Fiqih Sunnah, 2/117)

Namun, yang lebih tepat karena tidak ada dalil yang melarang untuk bersiwak, maka hal ini dibolehkan di setiap waktu ketika berpuasa.

Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin mengatakan, “Yang benar adalah siwak dianjurkan bagi orang yang berpuasa mulai dari awal hingga akhir siang.” (Majmu’ Fatwa wa Rosa’il Ibnu ‘Utsaimin, 17/259, Asy Syamilah). Dalil dari hal ini yaitu hadits dari ‘Aisyah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai keutamaan bersiwak,

السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ

Bersiwak itu akan membuat mulut bersih dan diridhoi oleh Allah.” (Diriwayatkan oleh Bukhari [no.27] tanpa sanad. Juga diriwayatkan oleh Asy Syafi’i, Ahmad, Ad Darimi, An Nasa’i. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Catatan:

Penjelasan di atas adalah mengenai bersiwak yaitu menggunakan kayu siwak. Adapun menyikat gigi menggunakan pasta gigi yang -tentunya memiliki rasa (menyegarkan) dan beraroma-, maka seharusnya tidak dilakukan sering-sering karena siwak tentu saja berbeda dengan sikat gigi yang beraroma.

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah Ta’ala ditanya : Apa hukum menggunakan sikat gigi bagi orang yang berpuasa di siang hari Ramadhan?

Syaikh rahimahullah menjawab : Menggunakan sikat gigi ketika puasa tidaklah masalah jika tidak masuk ke dalam perut. Akan tetapi lebih baik sikat gigi tidak digunakan ketika puasa karena sikat gigi memiliki pengaruh sangat kuat hingga bisa mempengaruhi bagian dalam tubuh dan kadang seseorang tidak merasakkannya. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq (memasukkan air dalam hidung) kecuali jika engkau berpuasa”. Maka lebih utama adalah orang yang berpuasa tidak menyikat gigi (dengan pasta). Waktu untuk menyikat gigi sebenarnya masih lapang. Jika seseorang mengakhirkan untuk menyikat gigi hingga waktu berbuka, maka dia berarti telah menjaga diri dari perkara yang dapat merusak puasanya. (Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin, 17/261-262)

Demikian pembahasan mengenai siwak. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

http://rumaysho.com/hukum-islam/thoharoh/2933-waktu-utama-untuk-bersiwak.html

Embriologi dalam Al-Qur`an

Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah (alaqah), lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging(mudhghah), dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (QS. Al-Mu`minuun 23: 12-14)

Kata `alaqah memiliki 3 arti, yaitu lintah atau sesuatu yg menghisap darah, sesuatu yang menggantung, segumpal darah. Ketiga arti ini menurut Prof. Keith Moar ternyata sesuai dengan tahapan pertumbuhan embrio.

Lintah

Menurut Prof Keith Moar (Pakar Embriologi kristen terbaik diwaktunya) selain mirip lintah, embrio juga berperilaku seperti lintah yaitu mengisap darah ibunya.
http://www.famousmuslims.com/human%20embryonic_files/image003.jpg

Sesuatu yang Menggantung

Ini embrio berumur sekitar 15 hari.
http://www.famousmuslims.com/human%20embryonic_files/image004.jpg
Kita dapat melihat, pada gambar di atas, penggantungan dari suatu embrio sepanjang tahapan alaqah di dalam kandungan ibu.

http://www.famousmuslims.com/human%20embryonic_files/image005.jpg
Pada photomicrograph ini, kita dapat lihat penggantungan dari suatu embrio (yang ditandai B) sepanjang tahapan alaqah (pada usia sekitar 15 hari) di dalam kandungan ibu. Ukuran embrio sesungguhnya adalah sekitar 0.6 mm.

Segumpal Darah

http://www.famousmuslims.com/human%20embryonic_files/image006.jpg

Gambar dari sistem cardiovasculer primitif di dalam suatu embrio sepanjang tahapan alaqah. Penampilan eksternal embrio dan kantungnya itu serupa dengan segumpal darah, dalam kaitan dengan kehadiran sejumlah darah yang besar yang hadir di embrio itu.

Tahapan Mudhghah

Mudhghoh berarti segumpal daging, sesuatu yang dapat dikunyah. Jika kita mengambil sepotong permen karet (gum) dan mengunyahnya dalam mulut kita dan kemudian membandingkannya dengan suatu embrio pada tahapan mudghah, kita akan menyimpulkan bahwa embrio pada tahapan mudghah mempunyai penampilan dari sesuatu yang dikunyah. Ini dikarenakan somites di belakang embrio yang kurang lebih menyerupai bekas gigi pada sesuatu yang dikunyah.
http://www.famousmuslims.com/human%20embryonic_files/image007.jpg
http://www.famousmuslims.com/human%20embryonic_files/image008.jpg

Prof Keith Moar berkata, “Pasti Nabi Muhammad SAW mengetahui ini dari Pencipta manusia…. Kita tahu embriologi berkembang baru2 ini… Sedangkan ayat-ayat al-Qur’an ini turun 1400 tahun yang lalu…”


https://artikelislami.wordpress.com/2008/05/04/embriologi-dalam-al-quran/

Air, Debu, dan Kecantikan Kulit

Wahai orang yang beriman, ketika kamu berdiri untuk sholat, maka cucilah mukamu, dan tanganmu hingga ke siku, dan usap kepalamu, dan cucilah kaki sampai mata kaki. Jika kamu junub, mandi dan bersihkan tubuhmu sepenuhnya. Tetapi jika kamu sakit atau di tengah-tengah perjalanan atau kembali dari kakus, dan kamu tidak dapat menemukan air, maka ambillah debu dan usapkan ke wajah dan tangan kamu dengan itu. Sesungguhnya Allah tidak ingin membebani kamu, Dia ingin menyucikan kamu dan untuk menyempurnakan berkah dan nikmat-Nya atasmu sehingga kamu akan bersyukur. [QS. Al-Maidah: 6]

Tubuh, normalnya, memiliki keseimbangan listrik statis. Fisiologi tubuh yang sehat terkait erat dengan keseimbangan elektrostatik ini. Kondisi atmosfer, serta pakaian dan produk plastik yang umum digunakan saat ini dapat mempengaruhi keseimbangan ini. Nyeri, mudah marah dan kerut-kerut wajah adalah hasil yang paling terkenal. Sebagian besar dari kita telah sadar akan listrik ini ketika turun dari mobil atau setelah duduk di kursi plastik. Badai cuaca memiliki efek yang sebanding.

Penyembuhan dengan akupunktur dan, dalam hal tertentu, fisioterapi, dapat memperbaiki ketidakseimbangan listrik statis ini, tetapi kita dapat menghindari dampak sepenuhnya, cukup dengan melakukan wudhu beberapa kali dalam sehari.

Ada banyak penyakit psikosomatik yang timbul dari ketidakseimbangan elektrostatik. Namun sekarang, saya hanya akan membahas masalah perawatan kulit, yang telah menjadi subjek modis seperti sekarang.

Pengaruh terburuk listrik statis yang diberikan terus-menerus pada otot-otot bawah kulit kecil (di bawah kulit), akhirnya membuat mereka menjadi tidak bekerja, inilah yang menyebabkan terjadinya kerutan, dimulai dengan wajah. Pada titik ini, kita menemukan setidaknya salah satu alasan bagi penampilan berseri-seri orang-orang yang telah melakukan wudhu sepanjang hidup mereka. Siapa pun yang melazimkan kebiasaan ini pasti lebih sehat, dan karena itu lebih indah kulitnya. Di zaman ini, ketika jutaan rupiah dihabiskan di kosmetik, sebuah peningkatan sepuluh kali lipat pengeluaran tetap tidak dapat menggantikan pencucian sederhana.

Tak diragukan lagi, orang yang skeptis akan bertanya, tetapi wudhu benar-benar harus ada hubungannya dengan listrik statis? Tentu saja tidak. Bagian dari ayat yang berkaitan dengan tayyamum ketika air tidak tersedia untuk wudhu, menggarisbawahi fakta. Untuk pengganti wudhu ini, yaitu tayammum, juga harus mampu membuang listrik statis yang signifikan. Karena membuang “kotoran” berupa elektro statik juga dapat dilakukan dengan menyentuhkan tangan Anda ke bumi (grounding). Bisa juga Anda lakukan dengan menyentuhkan tangan ke tembok. Dan thurob (tanah debu), jika diusapkan ke wajah dan tangan akan melepaskan elktro statik berlebih yang ada. Sehingga akan menyehatkan kulit wajah, dan mengurangi resiko “rasa tersetrum” ketika menyentuh benda logam.

Ketika ayat tersebut jelas-jelas menyatakan aspek kebersihan wudhu adalah suatu berkat yang besar, yang sekarang ini sebagiannya dijelaskan dalam istilah medis. Seseorang mungkin berkata: Tapi saya sudah mencuci muka dan tangan.

Mari kita ingat, bahwa sebagai kebiasaan masyarakat luas saat ini, praktek ini memiliki sejarah yang sangat singkat (hampir tujuh puluh tahun atau lebih), bahkan di antara bangsa-bangsa yang memiliki kecenderungan untuk mengklaim sebagai yang paling beradab di dunia.

Lebih penting, kebersihan seperti itu didasarkan pada semacam nasihat baik yang umum, yang tidak pernah dapat ditopang dengan kemantapan disiplin. Dalam Islam, praktik ini dihubungankan dengan ibadah. Sehingga praktik pencucian ini dilakukan dengan disiplin setiap hari. Hasilnya akan seperti yang diharapkan.

Yang pasti, nilai dan makna wudhu tidak berakhir dengan pengamatan medis ini. Rasa kesejahteraan dan martabat yang berasal dari wudhu juga berkontribusi terhadap kesehatan umum dari praktisi muslim.

Allah memerintahkan kita beribadah bukan semata-mata untuk menunjukkan kepatuhan kita kepada-Nya. Tetapi Dia ingin mengajarkan kita cara hidup yang baik. Itulah sebabnya Allah jelaskan kepada kita bahwa Allah memerintahkan kita untuk berwudhu atau bertayammum itu bukan untuk menyulitkan kita, tetapi untuk melengkapi anugerah-Nya kepada kita. Sekarang kita telah mengetahui salah satu hikmah perintah wudhu. Bukan hanya baik bagi kulit, teapi bagi seluruh tubuh. Karena kesehatan tubuh juga berkaitan dengan keseimbangan elektrostatik. Dan akhirnya, tergeraklah hati kita untuk bersyukur kepada-Nya Yang telah mengajarkan kita untuk berwudhu. Segala puji bagi Allah, alhamdulillah.

Dia ingin menyucikan kamu dan untuk menyempurnakan berkat dan nikmat-Nya atasmu sehingga kamu akan bersyukur. [QS. Al-Maidah: 6]

https://artikelislami.wordpress.com/2010/03/16/wudhu-tayammum-dan-listrik-statis/

Ternyata Air Tidak Diciptakan Di Bumi

Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah `Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata”. (QS. Huud: 7)

Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (QS. Al-Mu`minun: 18)

Dalam Al-Qur`an, Allah menyebut kata “air” sebanyak 51 kali. Dan tidak satu ayat pun yang menyatakan bahwa Allah “menciptakan air”, justeru sebanyak 25 ayat menyebutkan bahwa Allah “menurunkan air dari langit”. Ini menunjukkan bahwa air itu tidak diciptakan di bumi. Bahkan ada 4 ayat yang secara tegas menjelaskan bahwa Allah “menurunkan air dari langit kemudian menghidupkan bumi setelah bumi itu mati sebelumnya” dan beberapa ayat lainnya menyatakan bahwa Allah “menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan menghijaukan bumi dengan sebab air itu”. Hal ini menunjukkan bahwa dahulunya, bumi tidak mengandung air dan kehidupan. Tetapi kemudian Allah menurunkan air dari langit dan menghidupkan bumi.

Saat ini kita telah mengenal suatu teori yang menyatakan bahwa bumi tidak mengandung air pada awalnya. Kemudian ada komet-komet yang mengandung es yang jatuh ke bumi. Komet-komet tersebut bergesekan dengan atmosfer dan menguap menjadi awan. Kemudian dari awan itu turunlah air hujan yang memiliki kemampuan “menghidupkan”. Hingga saat ini, air itu menetap di bumi. Prof. Higa telah meneliti mengenai Effective Micro-organism (EM), suatu mikro-organisme yang mampu “menghidupkan”. Selain air itu memiliki keberkahan, hado positif, energi positif, dan apa pun istilahnya, mungkin EM ini juga salah satu faktor yang menyuburkan atau menghidupkan bumi, yang mana EM ini juga terkandung dalam air yang Allah turunkan dari langit.

Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran dan eksistensi Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). (QS. An-Nahl: 65)

Apakah kamu tiada melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau? Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Hajj: 63)

Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. An-Nur: 45)

Ayat di atas sama sekali tidak mendukung teori evolusi yang bersandar pada atheisme dan “peristiwa kebetulan”. Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala macam hewan dijadikan oleh Allah dari unsur air. Bahkan manusia, selain ia diciptakan dari air sperma, manusia juga Allah ciptakan dengan 2/3 tubuhnya adalah air. Kita tahu, Al-Qur`an menjelaskan bahwa unsur pembentuk tubuh Adam adalah tanah liat yang tentunya mengandung air, lumpur hitam seperti yang saat ini keluar di Sidoarjo yang juga mengandung air, dan tanah-tanah lainnya yang mengandung air dan mineral lainnya. Dari campuran-campuran tersebut, maka jadilah tubuh Adam yang 2/3-nya adalah air. Kemudian Allah tiupkan roh dari-Nya, maka hiduplah Adam.

Dia (manusia) diciptakan dari air yang terpancar. (QS. Ath-Thariq: 6)
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? (QS. Al-Mursalat: 20)

KEBERKAHAN AIR

Dari Anas ra berkata: Kami bersama Rasulullah saaw terperangkap hujan. Tiba-tiba Rasulullah saaw melepas bajunya, sampai-sampai beliau basah terkena hujan. Lantas kami bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa engkau berbuat begitu?” Rasulullah saaw menjawab, “Karena hujan ini baru saja datang dari Tuhannya.” (HR. Muslim dan Abu Daud)

Lihatlah bagaimana Rasulullah saaw memandang hujan itu sebagai sesuatu yang mengandung rahmat dan keberkahan dari Allah, sesuatu yang oleh Masaru Emoto dikenal sebagai hado positif. Hado positif ini, selain dapat mempengaruhi kesehatan fisik, juga dapat mempengaruhi kesehatan jiwa seperti dijelaskan dalam Al-Qur`an, dimana air hujan dapat mensucikan hati dan jiwa dari segala penyakit hati dan juga membersihkan diri dari kotoran syaithon.

(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu kotoran-kotoran syaithan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki (mu). (QS. Al-Anfal: 11)

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Maidah: 6)

Allah mengajarkan bagi kita yang berhadas agar bersuci dengan air sebelum mendirikan shalat. Karena orang yang berhadas itu sedang dalam keadaan dimana ia kekurangan hado positif. Dengan hado positif dari air wudhu, diharapkan bahwa kita bisa mendapatkan keni’matan ketika sholat berupa akses langsung kepada sumber energi alam semesta, yaitu Allah. Melalui sholat yang khusyu, seseorang akan mendapatkan kebahagiaan sejati di dunia dan di akhirat. Satu lagi rahasia Ilahi telah terungkap. Maka bersyukurlah wahai Anda yang telah memeluk Islam, karena Anda telah berada di Jalan Lurus.

https://artikelislami.wordpress.com/2010/03/17/ternyata-air-tidak-diciptakan-di-bumi/

Cara Bicara Rasulullah

Dari Aisyah Ummul Mu’minin r.a. mengkhabarkan: “Rasulullah SAW tidak berbicara cepat sebagaimana kalian. Tetapi beliau berbicara dengan kata-kata yang jelas dan tegas. Orang yang duduk bersamanya akan dapat menghafal (kata-katanya)” [HR. Tarmidzi]

Dari Anas bin Malik r.a. bercerita: “Rasulullah SAW suka mengulang kata-kata yang diucapkannya sebanyak tiga kali agar dapat dipahami.” [HR. Tarmidzi]

Dari Hasan bin Ali, cucu Rasulullah SAW, bercerita: “Aku bertanya kepada pamanku Hind bin Abi Halah. Ia adalah seorang ahli dalam meriwayatkan tentang sifat Rasulullah SAW. Tanyaku: “Ceritakanlah kepadaku bagaimana cara Rasulullah SAW berbicara?” Pamanku menjawab: “Rasulullah SAW adalah seorang yang banyak mengenyam kesusahan. Beliau selalu berfikir (bahkan hampir) tidak sempat beristirahat santai. Beliau lebih banyak diam (tidak berbicara), beliau tidak berbicara kecuali apabila perlu. Membuka dan menutup pembicaraannya dengan menyebut Asma Allah SWT. Isi pembicaraannya padat dengan makna. Kata-katanya jelas, tiada yang sia-sia dan tiada pula yang kurang dipahami. Beliau SAW tiada berlaku kasar dan tidak pula pernah menghina. Ni’mat Allah SWT dibesarkannya walaupun hanya sedikit. Selain itu, beliau tak pernah mencaci makanan dan minuman, tidak pula memujinya. Tidaklah dunia menjadikannya marah dan tidak pula beliau marah karena dunia. Bila kebenaran dilanggar orang, maka tidak ada sesuatu yang dapat menahan amarah beliau hingga beliau dapat memenangkan kebenaran itu. Beliau tidak akan marah kalau hanya karena dirinya dan tidak pula beliau membela diri beliau sendiri. Bila beliau menunjuk (sesuatu), beliau tunjuk dengan tangan seutuhnya (bukan hanya dengan jari telunjuk)… Sebesar-besar ketawanya hanya tersenyum. Bila beliau tertawa, terlihat manis sekali bagaikan butiran salju (terlihat giginya yang putih).” [HR. Tarmidzi]

http://artikelislami.wordpress.com/2007/12/18/cara-bicara-rasulullah/