Sabtu, 14 Agustus 2010

Adab-Adab Berpuasa

Adab-Adab Berpuasa

A. Makan Sahur
Orang yg berpuasa sangat dianjurkan utk makan sahur. Hal ini berdasarkan hadits dari ‘Amru bin Al-‘Ash z
bahwa Rasulullah n
bersabda:

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحُوْرِ

“Perbedaan antara puasa kami dgn puasa ahli kitab adl makan sahur.”
Dari Salman z
Rasulullah n
bersabda:

الْبَرَكَةُ فِيْ ثَلاَثَةٍ: الْجَمَاعَةِ وَالثَّرِيْدِ وَالسَّحُوْرِ

“Berkah ada pada 3 hal: berjamaah tsarid dan makan sahur.”
Disukai utk mengakhirkan makan sahur berdasarkan hadits Anas dari Zaid bin Tsabit z
ia berkata:
Kami makan sahur bersama Rasulullah n
kemudian beliau bangkit menuju shalat. Aku bertanya: “Berapa jarak antara adzan1 dan sahur?” Beliau menjawab: “Kadar 50 ayat.”
Namun apa yg diistilahkan oleh kebanyakan kaum muslimin dgn istilah imsak yaitu menahan beberapa saat sebelum adzan Shubuh adl perbuatan bid’ah krn dlm ajaran nabi n
tak ada imsak kecuali bila adzan fajar dikumandangkan. Rasulullah n
bersabda:

إِذَا أَذَّنَ بِلاَلٌ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُوْمٍِ

“Apabila Bilal mengumandangkan adzan mk makan dan minumlah hingga Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan.”
Bahkan bagi orang yg ketika adzan dikumandangkan masih memegang gelas dan semisal utk minum diberikan rukhshah khusus bagi sehingga dia boleh meminumnya.
Abu Hurairah z
meriwayatkan bahwa Rasulullah n
bersabda:

إِذَ سَمِعَ أَحَدُكُمُ النِّدَاءُ وَاْلإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلاَ يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ

“Jika salah seorang kalian mendengar panggilan sedangkan bejana ada di tangan mk janganlah dia meletakkan hingga menunaikan keinginan dari bejana .”
Hukum makan sahur adl sunnah muakkadah. Berkata Ibnul Mundzir: “Umat ini telah bersepakat bahwa makan sahur hukum sunnah dan tdk ada dosa bagi yg tdk melakukan berdasarkan hadits Anas bin Malik z
bahwa Rasulullah n
bersabda:

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً

“Makan sahurlah krn sesungguh pada makan sahur itu ada barakahnya.”
Dianjurkan makan sahur dgn buah kurma jika ada dan boleh dgn yg lain berdasarkan hadits Abu Hurairah z
bahwa Rasulullah n
bersabda:

نِعْمَ السَّحُوْرِ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ

“Sebaik-baik sahur seorang mukmin adl buah kurma.”
Jika seseorang ragu apakah fajar telah terbit atau belum mk boleh dia makan dan minum sampai dia yakin bahwa fajar telah terbit.
Firman Allah k
:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ

“Makan dan minumlah kalian hingga jelas bagimu benang putih dan benang hitam yaitu fajar .”
Berkata As-Sa’di t
: “Pada terdapat bahwa jika makan dan semisal dlm keadaan ragu akan terbit fajar mk tdk mengapa.”

B. Berbuka Puasa
Orang yg berpuasa dianjurkan utk mempercepat berbuka jika memang telah masuk waktu berbuka. Tidak boleh menunda meski ia merasa masih kuat utk berpuasa. ‘Amr bin Maimun Al-Audi meriwayatkan:

كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْجَلَ النَّاسِ إِفْطًارًا وَأَبْطَأَهُمْ سُحُوْرًا

“Para shahabat Muhammad n
adl orang yg paling cepat berbuka dan paling lambat sahurnya.”
Berkata Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin t
:
“Cepat-cepat berbuka puasa bila telah terbenam matahari bukan krn adzan. Namun di waktu sekarang manusia menyesuaikan adzan dgn jam-jam mereka. mk bila matahari telah terbenam boleh bagi kalian berbuka walaupun muadzdzin belum mengumandangkan adzan.”
Buka puasa dilakukan dlm keadaan ia mengetahui dgn yakin bahwa matahari telah terbenam. Hal ini bisa dilakukan dgn melihat di lautan dan semisalnya. Adapun hanya sekedar menduga dgn kegelapan dan semisal mk bukan dalil atas terbenam matahari. Wallahu a’lam.
Mempercepat buka puasa adl mengikuti Sunnah Rasulullah n
. Sahl bin Sa’ad z
meriwayatkan Rasulullah n
bersabda:

لاَ تَزَالُ أُمَّتِيْ عَلَى سُنَّتِيْ مَا لَمْ تَنْتَظِرْ بِفِطْرِهَا النُّجُوْمَ

“Senantiasa umatku berada di atas Sunnahku selama mereka tdk menunggu bintang ketika hendak berbuka.”
Mempercepat berbuka puasa akan mendatangkan kebaikan bagi pelakunya. Seperti yg diriwayatkan Sahl bin Sa’ad z
bahwa Rasulullah n
bersabda:

لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الفِّطْرَ

“Senantiasa manusia berada dlm kebaikan selama mereka mempercepat buka puasa.”
Mempercepat berbuka puasa adl perbuatan menyelisihi Yahudi dan Nashara. Abu Hurairah z
berkata Rasulullah n
bersabda:

لاَ يَزَالُ هَذَا الدِّيْنُ ظَاهِرًا مَا عَجَّلَ النَّاسُ الْفِطْرَ لأَنَّ الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى يُؤَخِّرُوْنَ

“Senantiasa agama ini nampak jelas selama manusia mempercepat buka puasa krn Yahudi dan Nashara mengakhirkannya.”
Selain itu mempercepat buka puasa termasuk akhlak kenabian. Sebagaimana dikatakan ‘Aisyah x
:

ثَلاَثٌ مِنْ أَخْلاَقِ النُّبُوَّةِ: تَعْجِيْلُ اْلإِفْطَارِ وَالتَّأْخِيْرُ السُّحُوْرِ وَوَضْعُ الْيَمِيْنِ عَلَى الشِّمَالِ فِي الصَّلاَةِ

“Tiga hal dari akhlak kenabian: mempercepat berbuka mengakhirkan sahur dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dlm shalat.”
Orang harus berbuka puasa lbh dahulu sebelum shalat Maghrib berdasarkan hadits Anas z
bahwa Rasulullah n
berbuka puasa sebelum shalat dan makanan yg paling dianjurkan utk berbuka puasa adl kurma. Anas bin Malik z
berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٍ فَتُمَيْرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٍ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

“Adalah Nabi n
berbuka dgn ruthab sebelum shalat bila tdk ada ruthab mk dgn tamr bila tdk ada mk dgn beberapa teguk air.”
Jangan lupa berdoa sebelum berbuka puasa dgn doa:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى

“Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat dan telah tetap pahala insya Allah k
.”
Orang yg menjalankan ibadah puasa diharuskan menjauhkan perkataan dusta sebagaimana yg terdapat dlm hadits Abu Hurairah z
bersabda Rasulullah n
:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ فِيْ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Siapa yg tdk meninggalkan perkataan dusta dan mengamalkan mk tdk ada keinginan Allah pada puasanya”

1 Yang dimaksud adl iqomah krn terkadang iqomah disebut adzan wallahu a’lam. Yang dimaksud dgn sahur adl akhir waktu sahur yaitu ketika masuk waktu shubuh sebagaimana akan lbh jelas pada artikel ‘Sahur dan Berbuka’ -red.

Pembatal Puasa

a. Makan dan minum dgn sengaja
Allah k
berfirman:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

“Makan dan minumlah hingga jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam dari fajar kemudian sempurnakanlah puasa hingga malam.”
Namun jika seseorang lupa mk puasa tdk batal berdasarkan hadits Rasulullah n
:

إِذَا نَسِيَ فَأَكَلَ وَشَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللهُ وَسَقَاهُ

“Jika ia lupa lalu makan dan minum mk hendaklah dia sempurnakan puasa krn sesungguh Allah yg memberi makan dan minum.”

b. Keluar darah haidh dan nifas
Hal ini sebagaimana dikatakan ‘Aisyah x
:
“Adalah kami mengalami mk kami diperintahkan utk meng-qadha puasa dan tdk diperintahkan meng-qadha shalat.”
Para ulama telah sepakat dlm perkara ini.

c. Melakukan hubungan suami istri di siang hari Ramadhan
Hal ini berdasarkan dalil Al Qur’an As Sunnah dan kesepakatan para ulama. Bagi yg melakukan diharuskan membayar kaffarah yaitu membebaskan budak bila tdk mampu mk berpuasa dua bulan secara terus-menerus dan bila tdk mampu juga mk memberi makan 60 orang miskin. Tidak ada qadha bagi menurut pendapat yg kuat. Hukum ini berlaku secara umum baik bagi laki2 maupun perempuan.
Adapun bila seseorang melakukan hubungan suami istri krn lupa bahwa dia sedang berpuasa mk pendapat yg kuat dari para ulama adl puasa tdk batal tdk ada qadha dan tdk pula kaffarah. Hal ini sebagaimana hadits Abu Hurairah z
bahwa Rasulullah n
bersabda:

مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ نَاسِيًا فَلاَ قَضَاءَ عَلَيْهِ وَلاَ كَفَّارَةَ

“Barangsiapa yg berbuka sehari di bulan Ramadhan krn lupa mk tdk ada qadha atas dan tdk ada kaffarah .”
Kata ifthar mencakup makan minum dan bersetubuh. Inilah pendapat jumhur ulama dan dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Asy-Syaukani rahimahumallah.

d. Berbekam
Ini termasuk perkara yg membatalkan puasa menurut pendapat yg rajih berdasarkan hadits Rasulullah n
:

أَفْطَرَ الْحَاجِمُ وَالْمَحْجُوْمُ

“Telah berbuka orang yg berbekam dan yg dibekam.”
Hadits ini shahih dan diriwayatkan dari kurang lbh 18 orang shahabat dan dishahihkan oleh para ulama seperti Al-Imam Ahmad Al-Bukhari Ibnul Madini dan yg lainnya. Ini merupakan pendapat Al-Imam Ahmad dan Ishaq bin Rahuyah serta dikuatkan oleh Ibnul Mundzir.
Ada beberapa perkara lain yg juga disebutkan sebagian para ulama bahwa hal tersebut termasuk pembatal puasa di antaranya:

a. Muntah dgn sengaja
Namun yg rajih dari pendapat ulama bahwa muntah tidaklah membatalkan puasa secara mutlak sengaja atau tdk sengaja. Sebab asal puasa seorang muslim adl sah tidaklah sesuatu itu membatalkan kecuali dgn dalil. Adapun hadits Abu Hurairah z
bahwa Rasulullah n
bersabda:

مَنْ ذَرَعَهُ الْقَيْءُ فَلاَ قَضَاءَ عَلَيْهِ وَمَنِ اسْتَقَاءَ فَلْيَقْضِ

“Barangsiapa yg dikalahkan oleh muntah mk tdk ada sesuatu atas dan barangsiapa yg sengaja muntah mk hendaklah dia meng-qadha .”
Hadits ini dilemahkan oleh para ulama di antara Al-Bukhari dan Ahmad. Juga dilemahkan oleh Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi t
.
Namun jika muntah tersebut keluar lalu dia sengaja memasukkan kembali mk hal ini membatalkan puasanya.

b. Menggunakan cairan penngganti makanan seperti infus
Terjadi perselisihan di kalangan para ulama dan yg rajih bahwa suntikan terbagi menjadi dua bagian:
1}. Suntikan yg kedudukan sebagai pengganti makanan mk hal ini membatalkan puasa sebab nash-nash syari’at bila didapatkan pada sesuatu yg termasuk dlm penggambaran yg sama mk dihukumi sama seperti yg terdapat dlm nash.
2}.Suntikan yg tdk berkedudukan sebagai pengganti makanan mk hal ini tidaklah membatalkan puasa sebab gambaran tdk seperti yg terdapat dlm nash baik lafadz maupun makna tdk dikatakan makan dan tdk pula minum dan tdk pula termasuk dlm makna keduanya. Dan asal adl sah puasa seorang muslim sampai meyakinkan pembatal berdasarkan dalil yg syar’i.

Namun Asy-Syaikh Muqbil t
menasehatkan bagi orang yg sakit utk berbuka dan tdk berpuasa agar tdk terjatuh ke dlm sesuatu yg menimbulkan syubhat.

c. Onani
Pendapat yg rajih dari pendapat para ulama bahwa onani tidaklah membatalkan puasa namun termasuk perbuatan dosa yg diharamkan melakukan baik ketika berpuasa maupun tidak. Allah k
berfirman menyebutkan di antara ciri-ciri orang mukmin:

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ. إِلاَّ عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ. فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُوْنَ

“Dan orang yg memelihara kemaluan kecuali kepada istri-istri atau budak wanita yg mereka miliki. mk sesungguh tdk tercela. mk barangsiapa yg mencari selain itu mereka itulah orang2 yg melampaui batas.”

Hal-Hal yg Diperbolehkan Bagi Orang yg Berpuasa

a. Bersiwak
Rasulullah n
bersabda:

لَوْ لاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلاَةٍ

“Jika aku tdk memberatkan umatku niscaya akan kuperintahkan mereka bersiwak tiap hendak shalat.”

b. Masuk waktu fajar dlm keadaan junub
Hal ini berdasarkan hadits ‘Aisyah dan Ummu Salamah c
bahwa Nabi n
mendapati waktu fajar dlm keadaan junub setelah istri kemudian beliau mandi dan berpuasa.

c. Berkumur-kumur dan memasukkan air ke dlm hidung asal tdk berlebihan
Laqith bin Shabirah meriwayatkan bahwa Rasulullah n
bersabda:

وَبَالِغْ فِي اْلإِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ صَائِمًا

“Dan bersungguh-sungguhlah kalian dlm ber-istinsyaq kecuali bila kalian berpuasa.”

d. Menggauli istri selain bersetubuh
Sebagaimana yg dikatakan oleh ‘Aisyah x
:
“Adalah Rasulullah n
mencium dan beliau berpuasa menggauli dan beliau berpuasa.”

e. Mencicipi makanan dan mencium asal tdk memasukkan ke dlm kerongkongan
Berkata Ibnu ‘Abbas c
:
“Tidak mengapa seseorang mencicipi cuka atau sesuatu selama tdk masuk kerongkongan dlm keadaan dia berpuasa.”

f. Mandi di siang hari
Sebagaimana yg terdapat pada kisah junub Nabi n
yg telah lalu.

Perbuatan yg Dianjurkan di bulan Ramadhan

a. Memperbanyak shadaqah
b. Memperbanyak bacaan Al Qur’an dzikir doa dan shalat
Ibnu ‘Abbas c
meriwayatkan:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُوْنُ فِيْ رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ

“Rasulullah n
adl orang yg paling dermawan dan beliau lbh dermawan lagi di bulan Ramadhan ketika Jibril menemui lalu membacakan pada Al Qur`an.”

c. Memberikan makan kepada orang yg berbuka puasa
Rasulullah n
bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Barangsiapa yg memberi makan orang yg berpuasa mk bagi seperti pahala dlm keadaan tdk berkurang sedikitpun dari pahala orang yg berpuasa itu.” .

Wallahul muwaffiq.

Sumber: www.asysyariah.com

penulis Al-Ustadz Abu Abdirrahman Al-Bugisi

Hiasi Dirimu dengan Rasa Malu

Berhiaslah dgn Rasa Malu

Ingar-bingar kehidupan remaja kita yg tercermin dari tata pergaulan sudah sampai pada taraf yg sangat memprihatinkan. Rasa malu seakan memunah sementara ‘keberanian’ merambati perilaku mereka
Di sudut sebuah sekolah seorang gadis kecil berseragam sekolah melenggang diiringi langkah dgn sejumlah teman laki-lakinya. tdk canggung dia melempar senyum tertawa dan bercanda dgn mereka. Di dlm kelas suatu yg lazim murid laki2 duduk bersama dan berdiskusi dgn murid perempuan. Justru suatu pemandangan yg ‘aneh’ bila ada seorang murid yg merasa malu melakukan semua itu. Gelaran ‘kuper’ ‘kutu buku’ ‘sok alim’ ‘anak kampungan’ atau yg lain bakal segera menghampirinya
Belum lagi di tempat lain yg lazim dikunjungi anak-anak ‘baru gede’ seusai sekolah atau di waktu senggang mereka. Dengan sedikit memoles bibir dgn lipstik disertai busana yg sedikit ‘berani’ mereka pun menjelajahi mal-mal. Entah benar-benar utk berbelanja atau sekedar nampang. tdk sedikit pun rasa canggung menghampiri hati mereka
Allahul musta’an Ha kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sajalah kita mengadukan segala kepahitan ini. Di kala rasa malu dlm jiwa anak-anak sudah terkikis. Mereka tdk sungkan lagi melakukan segala sesuatu yg dianggap aib oleh syariat. Benarlah apa yg pernah dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg disampaikan pada kita oleh Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu: إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ اْلأُوْلَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ “Sesungguh di antara apa yg didapati manusia dari ucapan nabi-nabi yg terdahulu adl ‘Apabila engkau tdk malu mk lakukan apa pun yg engkau mau’.” Al-Imam Al-Khaththabi rahimahullahu mengatakan –sebagaimana dinukil oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu– “Yang dapat mencegah seseorang terjatuh dlm kejelekan adl rasa malu.Sehingga bila dia tinggalkan rasa malu itu seolah-olah dia diperintah secara tabiat utk melakukan segala macam kejelekan.” Sebenar apa malu itu? Para ulama menjelaskan malu hakikat adl akhlak yg dapat membawa seseorang utk meninggalkan perbuatan tercela dan mencegah dari mengurangi hak yg lainnya. Demikian dikatakan oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu dlm kitab beliau Riyadhush Shalihin Kitabul Adab Bab Al-Haya` wa Fadhluhu wal Hatstsu ‘alat Takhalluqi bihi
Malu yg ada pada diri manusia ada dua macam: Pertama malu yg berasal dari tabiat dasar seseorang. Ada sebagian orang yg Allah Subhanahu wa Ta’ala anugerahi sifat malu sehingga kita dapati orang itu pemalu sejak kecil. Tidak berbicara kecuali pada sesuatu yg penting dan tdk melakukan suatu perbuatan kecuali ketika ada kepentingan krn dia pemalu
Kedua malu yg diupayakan dari latihan bukan pembawaan. Arti seseorang tadi bukan seorang pemalu. Dia cakap dlm berbicara dan tangkas berbuat apa pun. Lalu dia bergaul dgn orang2 yg memiliki sifat malu dan baik sehingga dia memperoleh sifat itu dari mereka. Malu yg bersifat pembawaan itu lbh utama daripada yg kedua ini. Al-Hafizh rahimahullahu menukilkan dari Ar-Raghib bahwa malu adl menahan diri dari perbuatan jelek. Dan ini merupakan kekhususan yg dimiliki manusia agar dia dapat berhenti dari berbuat apa saja yg dia inginkan sehingga dia tdk akan seperti hewan. Sifat malu ini mendapatkan pujian dlm syariat Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan demikian dlm sabda yg disampaikan oleh ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu: الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلاَّ بِخَيْرٍ “Malu itu tidaklah datang kecuali dgn membawa kebaikan.” Bahkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seorang sahabat yg mencela teman krn rasa malu yg dimilikinya. Dikisahkan oleh Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma: مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رَجُلٍ وَهُوَ يُعَاتِبُ أَخَاهُ فِي الْحَيَاءِ يَقُوْلُ: إِنَّكَ لَتَسْتَحْيِي – حَتَّى يَقُوْلَ: قَدْ أَضَرَّ بِكَ – فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: دَعْهُ، فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنَ اْلإِيْمَانِ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpai seseorang yg sedang mencela saudara krn malu. Dia mengatakan “Kamu ini merasa malu” sampai dia katakan “Rasa malu itu telah memudaratkanmu!” mk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata “Biarkan dia krn malu itu termasuk keimanan.” Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pernah pula mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: اْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ اْلإِيْمَانِ “Iman itu ada tujuh puluh sekian1 cabang. Cabang yg paling utama adl ucapan ‘tak ada sesembahan yg haq kecuali Allah’ yg paling rendah menghilangkan gangguan dari jalan dan malu itu salah satu cabang keimanan.” Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullahu dan ulama yg lain menjelaskan “Sesungguh malu termasuk keimanan walaupun malu itu berupa sifat pembawaan. Karena malu itu terkadang merupakan akhlak yg disandang atau hasil usaha seseorang seperti hal amalan kebaikan lain dan terkadang pula merupakan sifat pembawaan. Namun pelaksanaan di atas aturan syariat membutuhkan upaya niat dan ilmu. Dengan ini malu termasuk keimanan. Juga krn malu dapat mendorong seseorang utk melakukan kebaikan dan mencegah dari kemaksiatan.” Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah mengatakan: إِنَّ الْحَيَاءَ وَاْلإِيْمَانَ قُرِنَا جَمِيْعًا، فَإِنْ رُفِعَ أَحَدُهُمَا رُفِعَ اْلآخَرُ “Malu dan iman itu senantiasa ada bersama-sama. Bila hilang salah satu dari kedua hilang pula yg lainnya.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri adl seorang yg memiliki sifat sangat pemalu. Digambarkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu sifat malu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ العَذْرَاءِ فِي خِدْرِهَا، فَإِذَا رَأَى شَيْئًا يَكْرَهُهُ عَرَفْنَاهُ فِي وَجْهِهِ “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lbh pemalu daripada seorang gadis dlm pingitannya. Bila beliau tdk menyukai sesuatu kami bisa mengetahui pada wajah beliau.” ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu adl seorang sahabat yg terkenal memiliki sifat pemalu hingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun malu kepadanya. Dikisahkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُضْطَجِعًا فِي بَيْتِي كَاشِفًا عَنْ فَخِذَيْهِ أَوْ سَاقَيْهِ، فَاسْتَأْذَنَ أَبُوْ بَكْرٍ فَأَذِنَ لَهُ وَهُوَ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ، فَتَحَدَّثَ. ثُمَّ اسْتَأْذَنَ عُمَرُ فَأَذِنَ لَهُ وَهُوَ كَذَلِكَ، فَتَحَدَّثَ. ثُمَّ اسْتَأْذَنَ عُثْمَانُ، فَجَلَسَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَوَّى ثِيَابَهُ – قَالَ مُحَمَّدٌ: وَلاَ أَقُوْلُ ذَلِكَ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ – فَدَخَلَ فَتَحَدَّثَ. فَلَمَّا خَرَجَ قَالَتْ عَائِشَةُ: دَخَلَ أَبُوْ بَكْرٍ فَلَمْ تَهْتَشَّ لَهُ وَلَمْ تُبَالِهِ، ثُمَّ دَخَلَ عُمَرُ فَلَمْ تَهْتَشَّ وَلَمْ تُبَالِهِ، ثُمَّ دَخَلَ عُثْمَانُ فَجَلَسْتَ وَسَوَّيْتَ ثِيَابَكَ! فَقَالَ: أَلاَ أَسْتَحِي مِنْ رَجُلٍ تَسْتَحِي مِنْهُ الْمَلاَئِكَةُ؟ “Suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berbaring di rumahku dlm keadaan tersingkap dua paha atau dua betis beliau. Kemudian Abu Bakr meminta izin menemui beliau. Beliau mengizinkan masuk sementara beliau masih dlm keadaannya. Lalu Abu Bakr bercakap-cakap dgn beliau. Kemudian ‘Umar datang meminta izin utk masuk. Beliau mengizinkan masuk sementara beliau tetap demikian keadaannya. Mereka pun berbincang-bincang. Kemudian ‘Utsman datang minta izin utk menemui beliau. Beliau pun langsung duduk dan membenahi pakaian –Muhammad2 berkata: Aku tdk mengatakan bahwa hal ini terjadi dlm satu hari– ‘Utsman pun masuk dan berbincang-bincang. Ketika ‘Utsman pulang Aisyah berta “Abu Bakr masuk menemuimu namun engkau tdk bersiap menyambut dan tdk memedulikannya. Begitu pula ‘Umar masuk menemuimu engkau juga tdk bersiap menyambut dan tdk memedulikan pula. Kemudian ketika ‘Utsman masuk engkau segera duduk dan membenahi pakaianmu!” Rasulullah menjawab “Tidakkah aku merasa malu kepada seseorang yg malaikat pun merasa malu kepadanya?” dlm riwayat yg lain dari ‘Aisyah dan ‘Utsman radhiyallahu ‘anhuma Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: إِنَّ عُثْمَانَ رَجُلٌ حَيِيٌّ، وَإِنِّي خَشِيْتُ إِنْ أَذِنْتُ لَهُ عَلَى تِلْكَ الْحَالِ أَنْ لاَ يَبْلُغَ إِلَيَّ فِي حَاجَتِهِ “Sesungguh ‘Utsman itu orang yg pemalu. Aku khawatir jika aku mengizinkan dia masuk dlm keadaan seperti tadi dia tdk akan bisa menyampaikan keperluan kepadaku.” Ini menunjukkan bahwa malu adl sifat yg terpuji dan termasuk sifat yg dimiliki oleh para malaikat. Tetapi ke mana pergi rasa malu yg dipuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya itu dari jiwa sebagian kaum muslimin sekarang ini? Anak-anak kita tdk lagi merasa malu menonton tayangan yg tdk layak dilihat
Anak-anak gadis kita sekarang tdk lagi merasa malu bertemu dgn laki2 yg tdk seharus ditemui
Begitu pula anak laki2 kita tdk merasa malu pergi bermain dgn memakai celana pendek. Dia justru merasa malu bila harus berlatih memakai celana yg menutupi aurat krn akan berbeda dgn teman-teman sepermainannya
Anak-anak merasa malu jika tdk mengenal mode atau tren terkini
Atau justru orangtualah yg merasa malu jika anak-anak harus menghabiskan waktu utk menghafal Al-Qur’an atau menempuh pendidikan agama. Tidak ada sederet gelar yg akan melekat di depan nama bila hanya belajar agama begitu yg ada dlm pikiran
Mereka pun akan malu jika anak mereka ‘kuper’ krn tdk mau bergaul dgn lawan jenisnya. Allahul musta’an . Keadaan telah berbalik
Malu merupakan sifat yg terpuji kecuali bila justru mencegah pemilik dari melaksanakan kewajiban atau menjatuhkan pada keharaman. Jika rasa malu pada diri seseorang menghalangi melakukan kebaikan atau mendorong berbuat kemaksiatan atau menghalangi utk menyampaikan kebenaran kepada seseorang yg dia hormati atau dia cintai mk pada hakikat ini bukanlah malu melainkan sikap lemah
Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullahu ketika menjelaskan hadits ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu tentang malu mengatakan bahwa malu yg dipuji dlm ucapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adl akhlak yg bisa mendorong seseorang melakukan kebaikan dan meninggalkan kejelekan. Sedangkan rasa lemah yg menyebabkan seseorang mengurangi hak Allah Subhanahu wa Ta’ala ataupun hak hamba-Nya bukan termasuk malu. Tetapi ini adl kelemahan ketidakmampuan dan kehinaan. Di antara perkara yg tdk pantas malu pada adl menuntut ilmu. Demikian yg ada dlm kehidupan para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Jadi belajar agama yg benar tdk boleh dipandang sebagai sesuatu yg ‘tak bergengsi’ sehingga orang harus malu melakukannya
Tidak layak pula malu berta tentang sesuatu hal yg penting utk diamalkan dlm agama ini walaupun nampak hal itu adl sesuatu yg ‘tabu’. Seperti Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha yg berta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang mandi janabah bagi wanita yg ihtilam. Ummu Sulaim memulai pertanyaan dgn ucapan yg begitu bermakna: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَحِي مِنَ الْحَقِّ .
“Wahai Rasulullah sesungguh Allah tidaklah malu pada perkara yg benar” Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah merasa malu dlm suatu majelis ilmu ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melontarkan pertanyaan kepada para sahabat yg ada di majelis itu. Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma ingin memberikan jawaban namun rasa malu begitu menguasainya. Ketika mengetahui hal itu ‘Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu pun mencela perbuatan putranya. Berikut kisahnya: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ شَجَرَةٍ خَضْرَاءَ لاَ يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَلاَ يَتَحَاتُّ. فَقَالَ الْقَوْمُ: هِيَ شَجَرَةُ كَذَا، هِيَ شَجَرَةُ كَذَا، فَأَرَدْتُ أَنْ أَقُوْلَ هِيَ النَّخْلَةُ وَأَنَا غُلاَمٌ شَابٌّ فَاسْتَحْيَيْتُ، فَقَالَ: هِيَ النَّخْلَةُ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda “Perumpamaan seorang mukmin itu seperti sebuah pohon yg hijau yg tdk pernah berguguran daunnya.” Para sahabat pun menjawab “Itu adl pohon ini pohon itu.” Aku ingin mengatakan bahwa itu adl pohon kurma sementara aku ini anak kecil sehingga aku pun merasa malu. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan “Itu pohon kurma.” Di dlm riwayat yg lain ada tambahan: فَحَدَّثْتُ بِهِ عُمَرَ فَقَالَ: لَوْ كُنْتَ قُلْتَهَا لَكَانَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ كَذَا وَكَذَا Kuceritakan kejadian itu kepada ayahku ‘Umar mk dia berkata “Seandai engkau tadi menjawab itu lbh kusukai daripada memiliki ini dan itu.” Betapa jauh keadaan kita dgn para sahabat. Mereka berhias dgn rasa malu yg hakiki yg dapat menahan diri mereka dari kehinaan. Mereka buang jauh-jauh sifat lemah yg menyebabkan seseorang segan melakukan kebaikan. Mulai sekarang mesti kita berbenah diri dan membenahi anak-anak kita agar memiliki rasa malu
Rasa malu itu akan menuntun kita dan anak-anak kita menuju kebaikan sehingga kelak akan sampai di surga. Benarlah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg dinukilkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: الْحَيَاءُ مِنَ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِيْمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَالْبَذَاءُ مِنَ الْجَفَاءِ وَالجَفَاءُ فِي النَّارِ “Malu itu termasuk keimanan dan keimanan itu tempat di surga sementara kekejian3 itu termasuk kekerasan4 dan kekerasan itu tempat di neraka.” Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab
1 Al-bidh’u adl hitungan antara tiga sampai sembilan
2 Salah seorang perawi hadits ini
3 Al-badza` adl lawan dari malu yg muncul dari perkataan keji dan akhlak yg buruk
4 Al-jafa` adl lawan dari kebaikan. Pelaku adl orang2 yg tdk menunaikan hak bertabiat kasar dan berhati keras

Sumber: www.asysyariah.com

penulis Al-Ustadzah Ummu ‘Abdirrahman Bintu ‘Imran

Malu menurut Al-Qur'an dan Sunah

“Malu Menurut al-Quran dan as-Sunnah”

Menurut bahasa berarti perubahan, kehancuran perasaan atau duka cita yang terjadi pada jiwa manusia karena takut di cela. Adapun asal kata al-hayaa u (malu) berasal dari kata al-hayaatu (hidup), juga berasal dari kata al-hayaa (air hujan).

Sedangkan menurut istilah adalah akhlaq yang sesuai dengan sunnah yang membangkitkan fikiran untuk meninggalkan perkara yang buruk sehingga akan menjauhkan manusia dari kemaksiatan dan menghilangkan kemalasan untuk menjalankan hak Allah.

Makna tersebut dijelaskan dalam hadits Nabi shollallahu’alaihi wassallam, “Sesungguhnya termasuk yang didapati manusia dari perkataan para nabi terdahulu adalah, ‘Jika engkau tidak malu maka lakukanlah sekehendakmu’

Malu adalah Ciri Khas Keutamaan Manusia

Ketahuilah, Allah memberikan sifat malu agar manusia menahan diri dari keinginan-keinginannya sehingga tidak berprilaku seperti binatang. Ingatlah ketika Adam dan Hawa memakan buah yang terlarang lalu nampaklah aurat keduanya.

“Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. tatkala keduanya Telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku Telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (Qs. Al-A’raaf : 22)

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa secara fitrah manusia merasa malu jika tidak berpakaian. Dan tidaklah manusia itu memamerkan auratnya tanpa pakaian kecuali fitrahnya telah rusak. Sedangkan rusaknya fitrah adalah akibat gangguan iblis dan tentaranya.

Adapun orang yang berupaya menelanjangi badan dari pakaian, melucuti jiwa dari pakaian ketakwaan dan menghilangkan sifat malu kepada Allah dan manusia, mereka itulah yang menginginkan manusia lepas dari fitrahnya dan sifat-sifat kemanusiaannya. Padahal dengan fitrah dan sifat kemusiaannya itulah ia di sebut sebagai manusia.

Sesungguhnya telanjang adalah sifat asli dari hewan, manusia tidak punya kecenderungan kepadanya, jika sampai ada tentulah akan terjerumus dalam Lumpur kehewanan.

Anehnya, para pembantu syaitan yang hidup di tengah-tengah kaum muslimin memberikan nama-nama kepada para muslimah di rumah, di jalan, di sekolah atau di mana saja yang mengenakan jilbab, kerudung atau baju yang tebal, julukan yang menyakitkan (fanatik, ortodok dan lainnya). Padahal wanita muslimah tidak mengenakannya kecuali untuk menjaga kemuliaannya, menjaga auratnya dan agar tumbuh darinya seluruh fitrah islami yang murni, serta agar jelas perbedaan dirinya dengan mereka yang telanjang seperti hewan.

Perhatikanlah, dampak yang di timbulkan dari tempat-tempat mode, para desainer pakaian, salon-salon rias dan guru-gurunya terhadap kaum muslimah jaman sekarang, mereka melancarkan tipu daya dengan berbagai corak dan rupa, sebagaiman firman Allah Ta’ala,

“… dan akan aku (syaitan) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya…” (Qs. An-Nisa’ : 119)

Ajakan tipu daya tersebut dituruti saja oleh para wanita yang terbiasa berbusana ‘telanjang’. Ketaatan seperti itu menghinakan pelakunya dan sekaligus membuat orang tertawa dan menangis. Merekalah wanita-wanita yang terbius, terbujuk, terpedaya oleh tipu daya syaitan berwujud manusia. Bahkan bisa jadi hewan yang hina sekalipun ikut menjelek-jelekan perilaku mereka yang mengikuti tren.

Mereka tidak menyadari bahwa mereka hanyalah digunakan sebagai propaganda obyek bisnis, apabila sudah tidak berguna lagi maka dicampakkan.

Disisi lain mereka juga dijadikan sarana pemuas syahwat terlarang yang merusak keluarga. Tampil dalam lembaran-lembaran majalah, filem-filem, kisah-kisah dan berita-berita dalam surat kabar. Seolah-olah majalah, surat kabar atau yang lainnya dikemas sebagai tempat pelacuran yang berpindah-pindah.

Jika ada wanita yang ingin menjaga kehormatannya, mereka tatap dengan pandangan penuh kebencian bagaikan penglihatan orang yang pingsan karena takut mati.

Wahai Saudariku janganlah engkau menjadi penolong syaitan yang celaka dan berpegang teguhlah pada Agama Allah dan kekuasaan-Nya.

Maqaami’usy Syaithaan (hal 25-26) oleh Salim bin ‘Ied al-Hilali,

Jenis-Jenis Malu

Terdapat banyak jenis-jenis malu, diantaranya :

Malu kepada Allah,

Ketahuilah sesungguhnya celaan Allah itu diatas seluruh celaan. Dan pujian Allah subhanahu wata’ala itu diatas segala pujian. Orang yang tercela adalah orang yang dicela oleh Allah. Orang-orang yang terpuji adalah orang-orang yang dipuji oleh Allah. Maka haruslah lebih malu kepada Allah dari pada yang lain.

Malu kepada Allah adalah jalan untuk menegakkan segala bentuk Ketaatan dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Karena jika seorang hamba takut di cela Allah, tentunya ia tidak akan menolak ketaatan dan tidak pula mendekati kemaksiatan. Oleh karena itulah malu merupakan sebagian dari iman.

Nabi shollallahu’alaihi wassallam bersabda, “Iman itu memiliki tujuh puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan laa ilaaha illallah (tiada illah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu termasuk salah satu cabang iman.

Malu kepada Manusia,

Termasuk jenis malu adalah malunya sebagian manusia kepda sebagian yang lain. Sebagaimana malunya seorang anak kepada orangtuanya, isteri kepada suaminya, orang bodoh kepada orang pandai, serta malunya seorang gadis untuk terang-terangan menyatakan ingin menikah.

“Dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, bahwasannya ia berkata, ‘wahai Rasulullah Shollallahu’alaihi Wa Sallam, sesungguhnya gadis itu malu. Maka Rasulullah Shollallahu’alaihi Wa Sallam bersabda, ‘Persetujuannya diketahui dari diamnya’”.

Malunya seseorang terhadap dirinya,

Dan ini salah satu bentuk malu yang di rasakan oleh jiwa yang terhormat, tinggi dan mulia, sehingga ia tidak puas dengan kekurangan , kerendahan dan kehinaan. Karena itu engkau akan menjumpai seseorang yang merasa malu kepada dirinya sendiri, seolah-olah di dalam raganya terdapat dua jiwa, yang satu merasa malu kepada yang lain.

Malu inilah yang paling sempurna karena jika pada dirinya sendiri saja sudah demikian malu, apalagi terhadap orang lain.

Keutamaan-Keutamaan Sifat Malu

Allah mencintai sifat malu,

“Sesungguhnya Allah adalah Maha Pemalu dan Maha Menutupi. Dia mencintai rasa malu dan ketertutupan.”

Malu adalah akhlaq Islam,

“Sesungguhnya setiap agama itu berakhlaq, Sedangkan akhlaq agama islam adalah malu.”

Termasuk bagian dari iman,

Dari Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhu, bahwasannya Rasulullah Shollallahu’alaihi Wa Sallam melewati seorang laki-laki dari sahabat Anshar sedang menasehati temannya tetang rasa malu. Lalu Rasulullah Shollallahu’alaihi Wa Sallam bersabda, “Biarkan ia, sesungguhnya malu merupakan bagian dari iman”

Sifat malu mendatangkan kebaikan,

“Malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan”

Sifat malu menghantarkan ke surga

“Malu itu bagian dari iman. Dan iman tempatnya di surga, sedangkan ucapan keji termasuk bagian dari tabiat kasar, tabiat kasar itu tempatnya di neraka.”

HR Bukhari (Fathul Baari I/51), HR Muslim (Syahr An-Nawawi I/6), lafadz di atas milik Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu.

Hadits Shahih riwayat Abu Dawud (4012), an-Nasa-I (I/200), Ahmad (IV/224) dari Ya’la bin Umayyah radhiallahu’anhu.

Hadits Hasan riwayat Ibnu Majah (4181), al-Khara-ithi dalam Makaarimul Akhlaaq (49), ath-Thabrani dalam al-Mu’jamush Shaghiir (I/13-14) hadits dari Anas.

HR. Bukhari (Fathul Baari X/521), Muslim Syahr an-Nawawi II/6-7)

HR. Bukhari (Fathul Baari I/74)

Hadits Shahih riwayat at-Tirmidzi, Ibnu Hibban 1929, al-Hakim I/52, Ahmad II/501 dari banyak jalan.

Perkara-Perkara yang Dapat Meningkatkan Rasa Malu

Muraqabatullaah (merasa terus diawasi Allah),
Kapan saja seorang hamba itu merasa Allah sedang melihat kepadanya dan berada dekat dengannya, ia akan mendapatkan ilmu ini (muraqabatullaah) karena rasa malunya kepada Allah.

Mensyukuri nikmat Allah,
Sifat malu akan muncul dengan memikirkan nikmat Allah yang tidak terbatas, pada hakikatnya orang yang berakal akan merasa malu untuk menggunakan nikmat Allah untuk berbuat maksiat kepadanya.

Perkara-Perkara yang Tidak Termasuk Malu

Tidak berkata atau tidak terang-terangan dalam kebenaran,
Allah berfirman, “… dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar …” (Qs. Al-Ahzaab : 53)

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Baari (I/52) berkata, “Tidak boleh dikatakan bahwa, bisa jadi malu itu menjadi penghalang untuk berkata yang benar, atau mengerjakan kebaikan karena malu yang seperti itu bukan malu yang syar’I (sesuai syariat)”

Imam an-Nawawi rahimahullah, dalam Syahr Shahih Muslim (II/5), “Terjadi masalah pada sebagian orang yaitu orang yang pemalu kadang-kadang merasa malu untuk memberitahukan kebaikan kepada orang yang ia hormati. Akhirnya ia meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar. Terkadang sifat malunya membuat ia melalaikan sebagian apa yang menjadi haknya dan hal-hal lain yang biasa terjadi dalam kebiasaan sehari-hari.”

Malu dalam mencari ilmu’

‘Aisyah berkata, “Sebaik-baik wanita adalah para wanita Anshar. Rasa malu tidak menghalangi mereka mendalami ilmu agama”

Imam Mujahid rahimahullah berkata, “Tidak akan bisa mencari ilmu (dengan benar) orang yang malu mencarinya dan orang-orang yang sombong.”

Fathul Baari (I/228), Syarah Shahih Muslim li Imam an-Nawawi (IV/15-16)
Fathul Baari (I/228)

Wallahu’alam bishowab

Sudah tahukah anda mengenai mandi wajib?

Menjawab pertanyaan di atas, tentunya hampir bahkan mungkin sebagian besar umat islam akan menjawab “Ya”. Tentu hal ini tidak terlepas dari siklus alami manusia dengan hal-hal yang menyebabkan harus dilakukannya mandi wajib, baik setelah mimpi basah, melakukan hubungan suami-isteri/senggama, haid, ataupun nifas. Berikut kami share sebuah tulisan berisi informasi seputar mandi wajib, sebagai bahan pengetahuan, penggugah ingatan serta referensi untuk lebih menyempurnakan ibadah dan amalan bersuci kita. Tulisan ini kami dapatkan dari teman kami Ivan gavinov yang disusunnya dari berbagai sumber, semoga bermanfaat.

Seputar Mandi Wajib
Definisi :

al-Ghaslu الغسل artinya adalah تعميم البدن بالماء membasahi seluruh tubuh dengan air

Dalilnya :
1) Firman Allah Ta’ala : ( وإن كنتم جنباً فاطهروا)“Jika kamu dalam keadaan junub maka bersucilah” (al-Maidah : 6)
2) Firman Allah Ta’ala : ويسألونك عن المحيض قل هو أذى فاعتزلوا النساء في المحيض ولا تقربوهن حتى يطهرن ”Mereka bertanya kepadamu tentang darah haidh, katakan bahwa darah haidh itu kotor, maka jauhilah wanita-wanita yang sedang haidh janganlah kau dekati mereka hingga mereka suci.” (al-Baqoroh : 222)

Penyebab Wajibnya Mandi :
1) Keluarnya mani baik dalam keadaan terjaga maupun dalam keadaan tertidur.
2) Jima’ (bersenggama) walaupun tidak keluar mani.
3) Seorang kafir yang baru masuk islam.
4) Berhentinya haidh dan nifas.

Dalilnya :
1) Wajib mandi jika keluar mani baik dalam keadaan terjaga maupun tidur. Berdasarkan hadits Ummu Salamah bahwasanya Ummu Sulaim berkata : ”Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran, apakah wajib bagi wanita mandi jika mereka bermimpi?” Rasulullah menjawab : نعم إذا رأت الماء ”Iya jika dia melihat adanya air” (Muttafaq ’alaihi)

2) Jima’ walaupun tidak sampai keluar mani maka wajib mandi berdasarkan hadits Abu Hurairoh رضي الله عنه berkata : Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda : إذا قعد بين وإن لم ينزل شعبيها الأربع ثم جهدها فقد وجب الغسل ”Jika seseorang duduk di antara cabang yang empat dan ia bersungguh-sungguh di atasnya maka wajib baginya mandi walaupun tidak sampai keluar” muttafaq ’alaihi dengan tambahan lafazh وإن لم ينزل dari Muslim.

3) Seorang Kafir baru masuk islam wajib mandi berdasarkan riwayat Qais bin ’Ashim bahwasanya beliau masuk islam dan nabi صلى الله عليه وسلم memerintahkannya untuk mandi dengan air dan bidara. (Shahih diriwayatkan Nasa’i, Turmudzi dan Abu Dawud)

4) Berhenti haidh dan nifas wajib mandi berdasarkan hadits Aisyah, bahwasanya nabi صلى الله عليه وسلم berkata kepada Fathimah binti Abi Hubaisy : ”Jika datang haidh maka tinggalkan sholat dan jika telah lewat maka mandilah dan sholatlah” (Muttafaq ’alaihi). Dan Nifas hukumnya sama dengan haidh menurut ijma’

Rukunnya :
1) Niat.
2) Membasahi seluruh badan dengan air.

Kaifiyat (cara)nya :
1) Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan tiga kali.
2) Mencuci kemaluan dan sekitarnya.
3) Berwudlu’ secara sempurna sebagaimana wudlu’ akan sholat dan mengakhirkan membasuh kakinya hingga selesai mandi.
4) Menyiramkan air ke kepala tiga kali sambil menyela-nyelai rambut agar air mengenai ke kulit kepala.
5) Menyiramkan air ke seluruh tubuh yang dimulai dari bagian kanan kemudian bagian kiri dengan cara dipijat/ditekan sampai sela-sela jari jemari dan kedua lubang telinga.
6) Membasuh kedua kaki.

Dalilnya :

ما جاء عن ائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا اغتسل من الجنابة بدأ فيغسل يديه ثم يفرغ بيمينه على شماله فيغسل فرجه ثم يتوضأ وضوءه للصلاة ثم يأخذ الماء ويخل أصابعه في أصول الشعر حتى إذا أنه (استبرأ حقن على رأسه ثلاث حثيات ثم أفاض على سائر جسده) رواه البخاري ومسلم وفي رواية بدأ بشق رأسه الأيمن ثم الأيسر. وكذلك حديث ميمونة في البخاري

Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم jika mandi janabah beliau memulai dengan membasuh kedua tangannya yang diawali dengan tangan kanannya kemudian tangan kirinya, kemudian beliau membasuh kemaluannya dan berwudlu’ sebagaimana wudlu’nya akan sholat. Kemudian beliau mengambil air sembari memasukkan jari-jemarinya (menyelai-nyelai) kulit kepalanya sampai beliau memandang bahwa kulit kepalanya telah basah, lantas beliau mengguyur kepalanya dengan tiga gayung air, setelah itu beliau menyiram seluruh tubuhnya. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, di dalam riwayat lainnya beliau memulai dengan menyelai-nyelai kepala bagian kanan kemudian kirinya. Demikian hadits Maimunah yang diriwayatkan Bukhari.

Pertanyaan/masalah seputar mandi wajib
Masalah 1 :Tentang kesepakatan ulama di dalam hal-hal yang mewajibkan mandi janabat.

Para ulama bersepakat bahwa mani yang keluar dengan syahwat maka wajib mandi baik laki-laki maupun wanita, baik ketika terjaga maupun tidur. Demikian pula wajib bagi wanita yang selesai dari haidh dan nifas untuk mandi.

Dalilnya :
Firman Allah Ta’ala : فإذا تطهرن فأتوهن ”Jika mereka telah suci maka datangilah mereka”

Hadits Fathimah binti Abi Hubaisy : دعي الصلاة قدر الأيام التي كنت تحيضين فيها ثم اغتسلي وصلي “Aku meninggalkan sholat beberapa hari di kala aku sedang haidh kemudian aku mandi dan aku sholat (di saat telah berhenti dari haidh)” Muttafaq ’alaihi.

Masalah 2 :Mani yang keluar bukan karena syahwat

Para ulama berbeda pendapat tentang mani yang keluar bukan karena syahwat, seperti karena sakit atau karena dingin, menjadi dua pendapat.

Pendapat pertama : Tidak wajib mandi sebagaimana pendapatnya Imam Malik dan Abu Hanifah

Pendapat kedua : Wajib mandi sebagaimana pendapatnya Imam Syafi’i.

Dalil Pendapat Pertama :

1) Bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم mensifati mani yang wajib mandi adalah yang berwarna putih kental sebagaimana di dalam hadits Ummu Sulaim yang diriwayatkan Muslim bahwasanya beliau bertanya kepada Nabiullah صلى الله عليه وسلم tentang seorang wanita yang melihat di dalam mimpinya sebagaimana apa yang dilihat oleh seorang lelaki. Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjawab : إذا رأت ذلك المرأة فلتغتسل ”Jika wanita melihatnya (mani, pent.) maka wajib atasnya mandi”. Syahid dari hadits di atas adalah bahwasanya mani keluar dengan syahwat.

2) Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud secara marfu’ : إذا رأيت فضخ الماء فاغتسلي ”Jika seorang wanita melihat air yang memancar maka hendaknya mandi”. Dan الفضخ keluarnya dengan kuat.

3) Hadits nabi صلى الله عليه وسلم yang berbunyi : ”Jika air keluar dengan memancar maka wajib mandi janabat dan jika tidak memancar tidak wajib mandi.” (Hasan Shahih di dalam Irwa’ul Ghalil). Imam Syaukani berkata : ”Memancar adalah menyembur, dan tidaklah akan demikian jika tidak disertai syahwat.” Oleh karena itu Syaikh Abdul Azhim Badawi berkata : ”Di dalam hadits ini terdapat peringatan tentang mani yang keluar karena bukan syahwat baik dikarenakan sakit ataupun dingin maka tidak wajib mandi.”

Dalil Pendapat Kedua :

1) Hadits Ummu Sulaim, beliau berkata : Apakah wajib bagi seorang wanita mandi jika dia bermimpi? Maka nabi صلى الله عليه وسلم menjawab : نعم إذا هي رأت الماء ”Iya jika ia melihat adanya air” Muttafaq ’alaihi.

2) Hadits Abu Sa’id al-Khudri beliaui berkata : Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda : الماء من الماء ”air (untuk mandi) karena air (mani)” Diriwayatkan oleh Muslim.

Yang Rajih (kuat) adalah pendapat pertama, yaitu tidak wajib baginya mandi.

Bantahan terhadap hadits pertama adalah, sesungguhnya hadits tersebut menunjukkan mani yang keluar di saat mimpi adalah dengan syahwat.

Bantahan terhadap hadits kedua adalah, sesungguhnya hadits tersebut mansukh karena Abu Hurairoh رضي الله عنه berkata : Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda : إذا قعد بين شعبيها الأربع ثم جهدها فقد وجب الغسل ”Jika seseorang duduk di antara cabang yang empat dan ia bersungguh-sungguh di atasnya maka wajib baginya mandi” Muttafaq ’alaihi. Dan dalam riwayat Muslim terdapat tambahan : وإن لم ينزل ”Walaupun tidak sampai keluar (mani)”.

Syahid dari hadits di atas adalah : Rasulullah صلى الله عليه وسلم mewajibkan mandi walaupun tidak sampai keluar (mani). Wallahu a’lam.

Masalah 3 :Bermimpi namun tidak melihat adanya air (tidak basah)

Barangsiapa bermimpi namun dia tidak mendapatkan air (mani) maka tidak wajib mandi janabat, dan barangsiapa tidak ingat telah bermimpi namun mendapatkan air maka wajib atasnya mandi.

Dalilnya :

Dari Aisyah beliau berkata, ”Rasulullah صلى الله عليه وسلم ditanya tentang seorang lelaki yang mendapatkan basah namun ia tidak ingat telah bermimpi, maka beliau menjawab : dia wajib mandi. Beliau juga ditanya tentang seorang lelaki yang mengingat dirinya bermimpi namun dia tidak mendapatkan basah, maka beliau menjawab : dia tidak wajib mandi.” (Shahih, diriwayatkan Abu Dawud dan Turmudzi).

Masalah 4 :Perkataan ulama tentang menggosok tubuh dengan air ketika mandi.

Para ulama berbeda pendapat tentangnya menjadi dua pendapat :

Pendapat pertama : Menggosok hukumnya wajib menurut Malikiyah dan al-Muzanni dari kalangan Syafi’iyah.
Pendapat kedua : Menggosok tidak wajib hukumnya, dan ini adalah pendapat jumhur.

Dalil pendapat pertama :

Hadits Abu Hurairoh رضي الله عنه yang berbunyi : تحت كل شعرة جنابة فبلوا الشعر وأنقوا البشرة ”Setiap bagian rambut terdapat janabah maka basahilah rambut dan ratakan seluruhnya” diriwayatkan oleh Turmudzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah.

Sisi pendalilannya : bahwasanya الأنقاء (meratakan) tidak tidak menghasilkan الإفاضة (membasahi) namun menghasilkan التدليك (memijat/menggosok).

Dalil Pendapat kedua :

1) Hadits Aisyah yang di dalamnya terdapat lafazh : ثم أفاض الماء على سائر جسده ”kemudian mengguyur seluruh tubuhnya dengan air”. Muttafaq ’alaihi.

2) Hadits Maimunah yang berbunyi : ثم أفرغ على جسده ”Kemudian menuangkan ke atas tubuh”. Riwayat Muslim.

3) Hadits Ummu Salamah, beliau berkata : يا رسول الله إني أمرأة أشد ضفر رأسي أفأنقضه لغسل الجنابة قال لا إنما يكفيك ان تحثي على رأسك ثلاث حثيات ثم تفيضي عليه الماء فتطهرين ”Wahai Rasulullah sesungguhya aku adalah wanita yang lebat rambutnya, apakah perlu aku menguraikan rambutku ketika mandi janabat?” beliau menjawab, ”Tidak, sesungguhnya telah mencukupi kau mengguyurnya dengan tiga cidukan air kemudian ratakan maka kau telah bersuci.”

Sisi pendalilannya : Bahwasanya hadits Aisyah dan hadits Maimunah tidak menyebutkan di dalamnya tentang التدليك (memijat/menggosok), sesungguhnya yang disebutkan di dalamnya adalah إفراغ الماء (menuangkan air) yang kalimatnya datang dalam bentuk الحصر pembatasan dengan kata (إنما). Pembatasan ini menunjukkan bahwa التدليك (memijat) tidaklah wajib, dan jika seandainya wajib maka niscaya akan diperintahkan untuk melakukannya.

Yang Rajih adalah pendapat jumhur dikarenakan kuatnya dalilnya.

Masalah 5 :Batasan dikatakan jima’ (bersenggama)

Yang dimaksud denga jima’ adalah ’bertemunya dua khitan’ walaupun tidak sampai keluar mani. Dan batasan khitan bagi pria adalah kepala penis dan bagi wanita adalah daging yang tumbuh di bagian atas vagina (clitoris). Jadi batasan jima’ adalah bila kepala farji pria telah hilang (tidak tampak) masuk di dalam farji wanita. Jika hanya menggesek di permukaan farji wanita maka belum masuk ke dalam batasan jima’.

Jika seseorang melakukan ístimta’ (bersenang-senang) dengan isteri tidak sampai memasukkan farjinya hanya menggesek-gesekkan saja, namun keluar mani, maka wajib mandi wajib dari sisi keluarnya mani dengan syahwat bukan dari sisi jima’.

Masalah 6 :Wajibkah bagi wanita yang panjang rambutnya menguraikan rambutnya?

Pendapat yang rajih adalah wajib bagi wanita yang mandi karena haidh agar menguraikan rambutnya namun tidak wajib menguraikan rambutnya bagi wanita yang mandi janabat.

Dalilnya :

Sifat mandi janabah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah, Maimunah dan Ummu Salamah yang telah lewat penyebutannya.

Sifat mandi wajib karena haidh adalah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah, suatu ketika Asma’ bertanya kepada nabi صلى الله عليه وسلم tentang mandi haidh, beliau menjawab : ”Ambillah air dan bidara dan bersihkanlah (farjimu) dengan sebersih-bersihnya, kemudian siramlah kepalamu dan gosoklah dengan kuat hingga mengenai seluruh bagian kepalamu, lalu siramlah dengan air. Setelah itu ambillah kapas yang dicelup wewangian dan sucikanlah dengannya.” Asma’ berkata : ”Bagaimana bersuci dengannya?” Nabi menjawab : ”Maha suci Allah bersucilah dengannya!” Aisyah berkata seakan-akan ia kawatir dengan akan tampaknya bekas darah.

Hadits ini merupakan dalil yang terang tentang perbedaan mandi janabat dengan mandi haidh, dimana pada mandi haidh nabi memberikan porsi tersendiri yang lebih menekankan pensuciannya dengan menggosok kepala dan menguraikan rambut, sedangkan tidak demikian pada mandi janabat. Hadits Ummu Salamah menunjukkan sifat mandi janabah yang tidak wajib menguraikan rambut. Secara asal, menguraikan rambut adalah sebagai peyakin supaya kulit kepala bisa terkena air namun hal ini dimaafkan pada saat mandi janabat karena intensitas mandi janabat relatif berulang-ulang dan karena timbulnya kesukaran yang sangat bagi wanita untuk menguraikan rambutnya setiap akan mandi janabat. Berbeda dengan mandi haidh karena hanya dilakukan sekali sebulan. (Tahdzib Sunan Abu Dawud oleh Ibnul Qoyyim (I/167/166) dengan sedikit perubahan).


Maraji’ /referensi:

1. Al-Wajiz fi Fiqhis Sunnah karya Syaikh Abdul Azhim Badawy, Kitaab ath-Thohaaroh, Bab al-Ghaslu, hal. 44-46
2. Marshd as-Salafiy as-Sudaaniy, Bab al-Ghoslu, oleh Ustadz Husain Jailani, http://www.marsd.net/
3. Muhadharah Fiqh oleh al-Ustadz Ahmad Sabiq, Lc. di Ma’had as-Sunnah Surabaya (4 Muharam 1426/13 September 2005)

http://nambas.wordpress.com/2009/11/23/sudah-tahukah-anda-mengenai-mandi-wajib/

Orang-orang yang didoakan para malaikat

do'a

Sebagaimana kita ketahui bersama, Malaikat adalah makhluk Alloh yang taat beribadah kepada-Nya, bahkan berbeda dengan manusia, malaikat tidak memiliki nafsu, bersih dan suci dari kesalahan. Mereka memiliki berbagai tugas yang berbeda-beda, mulai dari mengatur alam hingga mencabut nyawa. Di antara mereka ada pula yang diberi kewenangan oleh Alloh untuk senantiasa berdoa, bisa kita bayangkan, betapa indah dan mulia do’a yang dilantunkan oleh para Malaikat yang terbebas dari salah dan lupa tersebut. Dalam posting kali ini akan kami bagi karya tulis Syaikh Dr. Fadhl Ilahi yang dikumpulkan dari hadits Nabi Muhammad SAW. tentang orang-orang yang didoakan oleh Malaikat, Berikut rinciannya.

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga Malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”. (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan
mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’” (Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang – orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan”
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang – orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf” (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa
ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”. (Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia
melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang – orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang
ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’” (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang – orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya
berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’” (Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang – orang yang sedang makan sahur” Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa “sunnah” (Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat
kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh” (Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar,”Sanadnya shahih”)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.

Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)


http://nambas.wordpress.com/2009/11/17/orang-orang-yang-didoakan-para-malaikat/

Kasih Ibu Sepanjang Jalan

Berikut kami share tentang sebuah kisah dan juga nyata meski tak kasat mata disekitar kita. Sebuah bahan renungan bagi kita semua … anak manusia yang dilahirkan oleh makhluk mulia, Ibu …. . Catatan ini kami share dari sahabat kami Saudara Imam Puji Hartono dari koleksi “note”nya di FB. Smoga tulisan ini semakin bermanfaat bagi khalayak banyak dan bisa diambil manfaat, terutama bagi kita yang telah diberi anugerah seorang Ibu yang telah menggadaikan nyawanya tuk melahirkan kita di dunia. Semoga Ibu-ibu kita semua mendapatkan pahala, rahmat, anugerah, hidayah dan seluruh kebaikan yang ada di dunia, terutama Ridlo Alloh SWT. Amin. Selamat hari Ibu …., selamat membaca … , selamat mengambil hikmah yang ada. Berikut kisahnya .

————————————————————

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke piring, ibu-ku berkata : “Makanlah nak, ini semua untukmu aku tidak lapar” ———- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi mencari ikan di sungai dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah baju jahitannya untuk ditawarkan ke ibu-ibu yang lain demi sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim hujan tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya membuat kerajinan tangan. Aku berkata :”Ibu, tidurlah, ini sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata :”Cepatlah kamu tidur nak, ibu masih belum capek” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu tidak menjahit agar supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada ketrampilannya menjahit, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya bahagia dengan anak2ku dan saya tidak butuh suami lagi” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Ibu masih ada uangnak, pakailah untuk keperluanmu ” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup lebih enak di Jakarta. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku “Tidak usahlah nak, Ibu tidak terbiasa di Jakarta” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, sehingga ia harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Ibu sehat kok” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya sahabat sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : ” Terima kasih ibu ! ”

Sahabat, banyak hikmah yang dapat dipetik dari kisah di atas, betapa benar kata pepatah, Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan “.

Sahabatku, bagi anda yang Ibunda-nya masih hidup, coba anda renungkan :
Sudah berapa lamakah anda tidak menelepon ibu anda?
Sudah berapa lamakah anda tidak mengunjunginya dan menghabiskan waktu untuk berbincang dengan ibu anda?
Sudah berapa lamakah anda tidak membelikan baju dan makanan kesayangannya?
Di tengah-tengah aktivitas anda yang padat ini, boleh jadi anda selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ibu yang kesepian di rumah. Kadang kala kita memang selalu lupa akan Ibu kita yang mungkin merasa kesepian di rumah.

Sahabatku, bagi anda yang keetulan Ibundanya sudah wafat, coba anda renungkan :
Sudah berapa lamakah anda tidak menziarahi makamnya?
Sudah berapa lamakah anda tidak mengaji untuknya ?
Sudah berapa lamakah anda tidak membacakan Al Fatihah dan surat Yassin untuk almarhum ibu anda?
Sudah berapa lamakah anda tidak mengunjungi kerabat dan sahabat ibu anda? dan
Sudah berapa lamakan anda tidak pernah bersedekah untuk almarhumah ibunda anda?

Di kala kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi baik ibunda kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.

Untuk semua wanita Indonesia, untuk semua sahabat, yang selalu memiliki cinta kasih, yang tak akan pernah habis untuk dibagi dan yg selalu menyayangi serta mencintai putra-putrinya, “SELAMAT HARI IBU”

Rahasia di Balik Gerakan Sholat

Ingin tahu bagaimana tips untuk meningkatkan kecerdasan, mudah dalam proses persalinan, menghindari nyeri sendi, mencegah gangguan prostat, melancarkan pencernaan, menjaga kesehatan organ reproduksi dan menjaga kekencangan kulit? … dalam tulisan ini akan diugkap rahasia di balik gerakan sholat, sehat dengan sholat ..!!. Tulisan ini kami share dari sahabat kami di Facebook, Asti Indriyani, salah satu mahasiswa fakultas kedokteran, Universitas Islam Indonesia, semoga bermanfaat untuk kita semua dan dapat menjadi salah satu motivasi serta pengikat hati kita untuk cinta dan rindu akan shalat dengan segala rahasia di baliknya. Dan tentunya dengan didukung oleh ketulusan dan keikhlsan karena-Nya.

Apapun bidang dan profesi Anda, tentu sehat jasmani dan rohani adalah sebuah keniscayaan untuk mendukung dan memperoleh kebahagiaan, betul bukan? …, dari seorang karyawan, ahli komputer, sastrawan, ahli hikmah, pengusaha dunia maya, hingga pimpinan negara … semua ingin sehat. Shalat adalah jalan untuk memulainya. Shalat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan salat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit! Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan salat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab salat diturunkan untuk menyempurnakan fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian tahun menjalankan salat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?, berikut dibahas beberapa manfaat gerakan shalat dimulai dari takbiratul ihram hingga salam, selamat membaca.

TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke s! eluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

RUKUK
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak
akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulangbelakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

I’TIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: Itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa
mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan
dan kekuatan organ-organ gerak kita.

SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah. BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar dan dalam.

PACU KECERDASAN
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof . Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry , AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.

PERINDAH POSTUR
Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching) . Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan. Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

MUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

PERBAIKI KESUBURAN
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi! ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

http://nambas.wordpress.com/2009/11/13/rahasia-di-balik-gerakan-sholat/ [...]

Puasa Menurut Para Ahli Kedokteran

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYKBtOzxv02b0q-eKuRN0lhk7YtHwtge_W7Gek4QUM9sXVzpy2E06E0udjc6g11ddeDiqw_sOMHX5MZENShIr_3cOeOWJMwzu9XPa4qQDo6x-zaHjTwEhJbtRUBai-jc67fevP7nwUb5Z4/s1600/Puasa-Ramadhan-dan-Hikmahnya-Menurut-Al-Quran.jpg

PUASA memiliki banyak hikmah dan manfaat untuk tubuh, ketenangan jiwa, dan kecantikan. Saat berpuasa, organ-organ tubuh dapat beristirahat dan miliaran sel dalam tubuh bisa menghimpun diri untuk bertahan hidup. Puasa berfungsi sebagai detoksifikasi untuk mengeluarkan kotoran, toksin/racun dari dalam tubuh, meremajakan sel-sel tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak dengan yang baru serta untuk memperbaiki fungsi hormon, menjadikan kulit sehat dan meningkatkan daya tahan tubuh karena manusia mempunyai kemampuan terapi alamiah.

Puasa dapat membuat kulit menjadi segar, sehat, lembut, dan berseri. Karena, setiap saat tubuh mengalami metabolisme energi, yaitu peristiwa perubahan dari energi yang terkandung dalam zat gizi menjadi energi potensial dalam tubuh. Sisanya akan disimpan di dalam tubuh, sel ginjal, sel kulit, dan pelupuk mata serta dalam bentuk lemak dan glikogen.

Manusia mempunyai cadangan energi yang disebut glikogen. Cadangan energi tersebut dapat bertahan selama 25 jam. Cadangan gizi inilah yang sewaktu-waktu akan dibakar menjadi energi, jika tubuh tidak mendapat suplai pangan dari luar. Ketika berpuasa, cadangan energi yang tersimpan dalam organ-organ tubuh dikeluarkan sehingga melegakan pernapasan organ-organ tubuh serta sel-sel penyimpanannya. Peristiwa ini disebut peremajaan sel. Dengan meremajakan sel-sel tubuh, akan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan dan kesehatan tubuh serta kulit kita. Oleh karena itu, orang yang sering berpuasa kulitnya akan terlihat lebih segar, sehat, lembut, dan berseri karena proses peremajaan sel dalam tubuhnya berjalan dengan baik.

Beberapa Ilmuwan telah melakukan beberapa penelitian tentang puasa diantaranya secara ringkas dibawah ini:


1. Allan Cott, M.D.,
Seorang ahli dari Amerika, telah menghimpun hasil pengamatan dan penelitian para ilmuwan berbagai negara, lalu menghimpunnya dalam sebuah buku Why Fast membeberkan berbagai hikmah puasa, antara lain: a. To feel better physically and mentally (merasa lebih baik secara fisik dan mental). b. To look and feel younger (melihat dan merasa lebih muda). c. To clean out the body (membersihkan badan) d. To lower blood pressure and cholesterol levels (menurunkan tekanan darah dan kadar lemak. e. To get more out of sex (lebih mampu mengendalikan seks). f. To let the body health itself (membuat badan sehat dengan sendirinya). g. To relieve tension (mengendorkan ketegangan jiwa). h. To sharp the senses (menajamkan fungsi indrawi). i. To gain control of oneself (memperoleh kemampuan mengendalikan diri sendiri). j. To slow the aging process (memperlambat proses penuaan).


2. Dr. Yuri Nikolayev
Direktur bagian diet pada Rumah Sakit Jiwa Moskow menilai kemampuan untuk berpuasa yang mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi awet muda, sebagai suatu penemuan (ilmu) terbesar abad ini. Beliau mengatakan: what do you think is the most important discovery in our time? The radioactive watches? Exocet bombs? In my opinion the bigest discovery of our time is the ability to make onself younger phisically, mentally and spiritually through rational fasting. (Menurut pendapat Anda, apakah penemuan terpenting pada abad ini? Jam radioaktif? Bom exoset? Menurut pendapat saya, penemuan terbesar dalam abad ini ialah kemampuan seseorang membuat dirinya tetap awet muda secara fisik, mental, dan spiritual, melalui puasa yang rasional).


3. Alvenia M. Fulton
Direktur Lembaga Makanan Sehat “Fultonia” di Amerika Serikat menyatakan bahwa puasa adalah cara terbaik untuk memperindah dan mempercantik wanita secara alami. Puasa menghasilkan kelembutan pesona dan daya pikat. Puasa menormalkan fungsi-fungsi kewanitaan dan membentuk kembali keindahan tubuh (fasting is the ladies best beautifier, it brings grace charm and poice, it normalizes female functions and reshapes the body contour).


4. Riyad Albiby and Ahmed Elkadi
Mengatakan Puasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh atau imun system terhadap berbagai penyakit. Ditunjukkan dengan peningkatan fungsi sel limfa yang memproduksi sel limfosit T yang secara significan bertambah, setelah puasa.


5. Sulimami
Mengatakan bahwa untuk penyakit seperti diabetes sekalipun puasa ramadhan tidak akan berbahaya, malah memberikan banyak manfaat (Sulimami, dll, 1988: 549-552)


6. Jalal Saour
Berpendapat bahwa berkurangnya cairan pada puasa akan menurunkan heart rate atau kerja jantung, pencegahan terhadap penggumpalan darah yang termasuk penyebab serius panyakit jantung.(Jalal, Riyad,1990)


7. Muzam MG, Ali M.N dan Husain
Berpendapat bahwa puasa juga aman untuk pasien yang mempunyai gangguan ulcer pada lambung. Penelitian dilakukan oleh Muzam MG, Ali M.N dan Husain dalam observasi terhadap efek puasa ramadhan terhadap asam lambung.


8. Elson M. Haas M.D.
Direktur Medical Centre of Marin (sejak 1984) mengatakan dalam puasa (cleansing dan detoksifikasi) merupakan bagian dari trilogy nutrisi, balancing, building( toning). Elson percaya bahwa puasa adalah bagian yang hilang “missing link” dalam diet di dunia barat. Kebanyakan orang di barat over eating atau terlalu banyak makan, makan dengan protein yang berlebihan, lemak yang berlebihan pula. Sehingga ia menyarankan agar orang lain mulai mengatur makanannya agar lebih seimbang dan mulai berpuasa, karena puasa bermanfaat sebagai: purifikasi, peremajaan, istirahat pada organ pencernaan, anti aging, mengurangi alergi, mengurangi berat badan, detoksikasi, relaxasi mental dan emosi, perubahan kebiasaan dari kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih terkontrol, meningkatkan imunitas tubuh. dan lebih baik lagi bila dalam pengawasan dokter. Puasa dapat mengobati penyakit seperti Influeza, bronkitis, diare, konstipasi, alergi makanan, astma, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental, angina pectoris (nyeri dada karena jantung), panas dan insomnia.


9. Dr Sabah al-Baqir dan kawan-kawan
Mengatakan bahwa Puasa dapat mengurangi jumlah hormon pemicu stress. Dia bersama tim dari Falkutas kedokteran Universitas King Saud.yang melakukan studi terhadap hormon prolaktin, insulin dan kortisol, pada tujuh orang laki-laki yang berpuasa sebagai sampel. Hasilnya bahwa tidak ada perubahan signifikan pada level kortisol. Prolaktin, dan insulin. Ini menunjukkan bahwa puasa bulan ramadhan bukanlah pekerjaan yang memberatkan, dan tidak mengakibatkan tekanan mental maupun saraf. Percobaan ini menunjukan peningkatannya terjadi pada perbedaan waktu saja, bila pada hari tidak puasa prolaktin mengalami kenaikan tertinggi pada jam 16.00. sementara pada bulan Ramadhan mengalami puncaknya pada pukul 21.00 dan menurun lagi sampai batas terendahnya pukul 04.00. Sementara insulin meningkat pada pukul 16.00, sedang pada bulan ramadhan pukul 21.00, menurun sampai batas terendah pukul 16.00. Sedang Kortisol pada hari biasa mencapai puncaknya pukul 09.00, menurun pada pukul 21.00, sementara pada bulan Ramadhan tidak ada perubahan berarti.


10. Dr Ahmad al-Qadhi, Dr. Riyadh al-Bibabi
Bersama rekannya di Amerika melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah sukarelawan yang berpuasa selama bulan Ramadhan. Hasil penelitian ini menunjukan pengaruh positif puasa yang cukup signifikan terhadap sistem kekebalan tubuh. Indikator fungsional sel-sel getah (lymfocytes) membaik hingga sepuluh kali lipat, walaupun jumlah keseluruhan sel-sel getah bening tidak berubah, namun prosentase jenis getah bening yang bertanggung jawab melindungi tubuh dan melawan berbagai penyakit yaitu sel T mengalami kenaikan yang pesat.


11. Dr Riyadh Sulaiman dan kawan-kawan
Tahun 1990 dari RS Universitas King Khalid, Riyadh Saudi melakukan penelitian terhadap pengaruh puasa Ramadhan terhadap 47 penderita diabetes jenis kedua (pasien yang tidak tergantung insulin). Dan sejumlah orang sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa bulan ramadhan tidak menimbulkan penurunan berat badan yang signifikan. Tidak ada pengaruh apapun yang berarti pada kontrol penyakit diabetes diabetes dikalangan penderita ini. Sejauh ini puasa Ramadhan aman saja bagi penderita diabetes sejauh dilakukan dengan kesadaran dan kontrol makanan serta obat-obatan.


12. Dr. Muhammad Munib
Dan kawan-kawan dari Turki juga melakukan sebuah penelitian terhadap seratus responden muslim, Sampel darah mereka diambil sebelum dan diakhir bulan ramadhan, untuk dilakukan analisis dan pengukuran terhadap kandungan protein, total lemak (total lipid), lemak fosfat, asam lemak bebas, kolesterol, albumin, globulin, gula darah, tryglycerol, dan unsur-unsur pembentuk darah lainnya, dan didapat, antara lain bahwa terjadi penurunan umum pada kadar gula (glukosa) dan tryacyglicerol orang yang berpuasa, terjadinya penurunan parsial dan ringan pada berat badan, tidak terlihat adanya aseton dalam urin, baik dalam awal maupun akhir puasa, sebab sebelum puasa ramadhan, kenyataan ini menegaskan tidak adanya pembentukan zat-zat keton yang berbahaya bagi tubuh selama bulan puasa islam, Dengan keutamaan puasa, glikogen dalam tubuh mengalami peremajaan, memompa gerakan lemak yang tersimpan, sehingga menghasilkan energi yang lebih meningkat.

Sejak zaman dulu puasa dipakai sebagai pengobatan yang terbaik seperti kata Plato bahwa puasa adalah untuk mengobati sakit fisik dan mental. Philippus Paracelsus mengatakan bahwa “Fasting is the greatest remedy the physician within!”

Puasa sudah diakui menjadi penyembuh terhebat dalam menanggulagi penyakit, bahkan di amerika ada pusat puasa yang diberi nama “Fasting Center International, Inc”, Director Dennis Paulson yang berdiri sudah sejak 35 tahun yang lalu, dengan pasien dari 220 negara. Yang merekomendasikan Puasa dalam: (1) program penurunan berat badan, (2) mengeluarkan toxin tubuh, (3) puasa dapat memperbaiki energy, kesehatan mental, kesehatan fisik dan yang paling terpenting meningkatkan kualitas hidup.


Sumber : http://anasarema.blogspot.com/2010/08/puasa-menurut-para-ahli-kedokteran.html